-Happy Reading-
Seperti kelas-kelas yang lain, jam kosong merupakan salah satu hal yang paling membahagiakan bagi para pelajar, apalagi jika jam kosong pada saat jam pelajaran Matematika, ini merupakan salah satu kebahagiaan tersendiri, mengingat bahwa seharusnya Pak Luis-- sang guru matematika senior, yang setiap mengajar selalu membawa penggaris kayu sepanjang satu meter. Pak Luis atau yang biasa disapa akrab Edgar dan kawan-kawannya sebagai Pak PL. Alasannya, dulu sewaktu Pak Luis memberikan PR, Januar sengaja tidak mengerjakan alhasil ia dijemur dibawah teriknya sinar matahari, dan disaat itulah sumpah serapah dan celotehan-celotehan yang tak berguna keluar dari mulut Januar, yang kini malah menjadi nama populer Pak Luis dikalangan pelajar SMA Nusa Bangsa. Pernah sesekali seorang murid sedang menggosipi Pak Luis dengan menggunakan nama Pak PL, dan disaat yang sama Pak Luis tidak sengaja melewati kerumunan anak-anak itu, dan tanpa ampun, Pak Luis melaporkannya ke BK atas nama pencemaran nama baik.
Tapi jam kosong ini agak sedikit berbeda dari sebelumnya, yang biasanya disaat Jam Kosong selalu bolos ke kantin Asoy, tetapi kali ini Edgar memilih duduk santai dikelas. Tapi bagi anak-anak yang lain jam kosong bisa dimanfaatkan untuk menggosipi tentang apapun yang terjadi di dunia ini, biasanya pemandangan seperti ini dijumpai dikalangan gadis-gadis yang duduk menggerombol di bagian tengah.
Dan bagi para laki-laki mereka memilih duduk mojok dilantai sembari menonton... Ya, pasti kalian sudah tau lah. Kalau tidak menonton, pasti menstalking yang tidak-tidak. "Mantap bener nih!" Januar menepuk pahanya refleks.
Tidak semua laki-laki menggerombol dibawah lantai, sebagian juga ada yang duduk di atas kursi berjejer rapih di samping tembok kelas. Mereka dijuluki oleh para gadis-gadis sebagai Pasukan Hp Miring. Mereka memainkan Game online yang belakangan ini menjadi trending. Bahkan ada yang rela memutuskan pacarnya demi Game online tersebut. Salah satu teman Edgar yang bergabung diantaranya adalah Galaksi.
Jika ditanya, mengapa Edgar tidak memilih bergabung bersama Januar atau Galaksi?
Jawaban yang pertama: Senakal-nakalnya Edgar, ia tidak mau merusak matanya dengan tontonan-tontonan yang tidak baik. Apalagi itu adalah tontonan yang sangat tidak mendidik,dan tentu saja berdosa, lagipula Ia sudah berjanji kepada mamanya untuk tidak terjerumus kedalam dunia seperti itu, karena kata mamanya "Kalo kamu udah pernah ngeliat yang kayak begituan, terus kamu keterusan, mama yakin, awalnya cuma nonton, tapi lama-lama juga pengen ngelakuin, jadi, Edgar janji sama mama, kalo kamu nggak bakalan nonton yang kayak gitu!" Ucap Dina-- Mama Edgar, sewaktu awal memasuki kelas XI. Jangankan untuk menonton, merokok pun Edgar tidak tertarik, jadi bisa dipastikan dari keempat sahabat nya, hanya Edgar dan Varrel yang tidak tertarik merokok.
Jawaban kedua:
Ia tidak mau menghabiskan internet nya untuk hal seperti itu, dan kebanyakan anak yang terjerumus dalam dunia online gamming memiliki sifat mudah menyalahkan orang lain dan boros.Walaupun bisa dibilang Edgar memang kerapkali bermain game, tapi Edgar tak sesering Galaksi, yang bermain hampir setiap hari. Walaupun dirumahnya terdapat PlayStation Edgar hanya memainkannya setiap saat atau dikala bosan.
"Gar! Gawat!" Varrel duduk di bangku depan Edgar, dan nafasnya sangat tidak beraturan, bahkan Edgar bisa mendengar jelas itu, lantaran ia baru saja dari perpustakaan sembari berlari.
Alis Edgar yang semulanya datar mulai bertautan. "Kenapa?"
"Gue tadi sehabis ketemuan sama Jean di perpus--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Effect Love Bad Boys
Teen Fiction- Effect Love Bad Boys - "Terkadang seseorang berperan menjadi antagonis bukan karena kemauan, melainkan karena keadaan yang memaksa." Dua manusia, dua kepribadian, seperti halnya Edgar Grady Abasya seorang Famous di SMA Nusa Bangsa, yang menyukai a...