Author pov.
Embun pagi, sejuk, semilir angin. Hari ini Rachel pergi ke pusat perbukuan. Entah ada apa denganya, ia mungkin mengira dengan membaca buku bisa meredakan amarahnya kepada Rovalno.
££
Suasana perpustakaan. Hening..
.
.
.Rachel mengelilingi untuk mencari cari sebuah buku yang bisa menghilangkan moodnya yang sedang tidak baik. Saat itu juga Rachel teringat akan dirinya dengan Rovalno.
"Ngapain sih gue kesini." Rachel bertanya pada dirinya sendiri.
"Pulang ajalah." Rachel.
Setelah itu Rachel memutuskan untuk pulang kerumahnya saja, dan tidak jadi mencari buku.
.
.
.
.
.
Seminggu berlalu, seperti biasa Rachel dengan penampilan lamanya pergi ke sekolah.Saat itu Rachel sedang menuju ke kelasnya dengan membawa buku-buku paket tumpuk empat itu. Padahal ia tak suka tapi entah kenapa ia memaksakan dirinya dengan membawa buku buku itu.
Rachel mempercepat langkah kakinya. Karena terpeleset Rachel terjatuh dan buku yang ia bawa telah berserakan di lantai.
"Duh kenapa sih,pakek jatuh segala!!" Ucap Rachel memarahi diri nya sendiri.
"Mau gue bantu?" Cowok tak dikenal.
Rachel terkejut dan menatap cowok itu. Sesaat Rachel hanya memandangi wajah cowok itu.
"Eh maaf gak usah gak papa." Rachel.
"Sini biar gue bantu." Tanpa disuruh laki laki itu membantu Rachel.
"Makasih." Rachel.
"Oh iya nama lu siapa? Elu adik kelas?" Cowok tak dikenal
"Oh ya tuhan, ternyata yang dihadapan gue ini kakak kelas. Mampus deh."Batin Rachel.
"Oh maaf kak gue kira kita sebaya. Nama gue Rachelica vernatha mikhaella. Iya kak gue masuk tahun ini." Rachel.
"Oh gitu ya. Kenalin nama gue Rafa Alveno Harison, gue kelas XI IPA 1."
"Makasih ya kak Rafa." Rachel.
"Iya." Rafa.
Lalu Rachel melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalananya ke kelas.
.
.
.
"Huft, kak Rafa baik." Yang ada dalam benak Rachel.Pelajaran berlangsung membosankan bagi Rachel, seperti biasa juga Rachel hanya diganggu oleh Amel, dan Adera . Walau Yovanca ada keadaan tidak ada yang berubah.
~
~
~
Hari itu Rachel pulang sekolah pukul 17.15 hampir maghrib. Karena ada suatu tugas kelompok yang harus segera diselesaikan, maka Rachel pulang sore bahakan hampir menjelang maghrib.Rachel merasa takut pulang sendirian.
"Rachel yuk pulang bareng." Rovalno
Kebetulan Rovalno satu kelompok dengan Rachel.
"Eh gak usah repot-repot." Rachel tak mau merepotkan Rovalno.
"Gak papa ayo, udah mau maghrib lo!" Rovalno.
"Eh gak papa?" Tanya Rachel.
"Iya yuk buruan naik." Rovalno.
Lalu Rachel naik ke sepeda motor Rovalno. Tapi anehnya tanpa Rachel sadari rasa marah kepada Rovalno luntur begitu saja.
Tinggalkan votmment ya☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachelica [TAMAT]
Romance[Dalam masa Revisi] "Perjuanganku menjadi seorang primadona tak semudah membalik telapak tangan. Melalui berbagai cobaan itu biasa bagiku. Yang terpenting aku bisa menjadi yang aku inginkan, ya menjadi seorang PRIMADONA!!"