Author pov.
Lima belas menit kemudian, setelah makan di kantin setelah bergurau dengan Rachel, Rafa merasa nyaman dan bahagia, dan tanpa Rafa sadari ia telah jatuh sejatuh jatuhnya kepada sang pemilik hati yaitu Rachel.
Rovalno menyaksikan kedekatan keduanya dari meja sebrang, entah mengapa rasa cemburu mengusik Rovalno. Rovalno hanya berpikir mungkinkah rasa itu datang kembali? Atau hanya rasa suka semata? Entahlah rasa itu mengusiknya dan membuat ia tak tenang.
Setelah kenyang Rafa pergi kembali kelasnya. "Rachel gue ke kelas ya," Rachel mengiyakan Rafa "Iya kak."
Rachel sangat bahagia bisa sedekat tadi dengan Rafa. Tetapi beberapa detik kemudian Rovalno mendatangi Rachel.
"Hai Rachel." Sapa Rovalno.
"Hai Val." Sapa kembali Rachel.
"Sudah lama kita bertiga nggak ke Perpustakaan,nanti pulang sekolah mau?" Ajaknya.
"Em gimana ya Val, gini gue gak bisa soalnya mau nemenin kak Rafa makan, gimana nggak papa kan. Oh iya lu bisa ke perpustakaan sama Yovanca kok." Jelas Rachel.
"Oh gitu." Hanya itu jawaban dari Rovalno, setelah itu Rovalno pergi dari tempat duduknya.
Rachel merasa tak enak karena tak bisa ikut denganya, tetapi Rachel malah semakin tak enak jika mengingkari janjinya ke Rafa soal menemani Rafa makan.
"Eh Chel kayaknya Rovalno marah." Yovanca.
"Enggak tahu, gue salah juga sih sebelum sebelumnya gue gak pernah ajak Rovalno ke Perpustakaan." Rachel.
"Dan lu juga sih kenapa nggak pergi aja sama Rovalno." Ucap kembali Rachel.
"Ih kok gue sih, lu tahu gue kan, gue itu gak suka baca Rachel!" Jelas Yovanca.
Yovanca tahu kalau sebenarnya tingakah Rovalno itu sedang cemburu ke Rachel tapi ia tak mau menunjukan rasa sukanya ke Rachel.
Kasihan Rovalno:( semoga persahabatan mereka tetap jalan, dan nggak rusak hanya karena perasaan masing-masing:(
Tingguin kelanjutanya ya:)
Berikan suara kalian, comen ya jangan lupa bintangnya.
Terus dukung aku biar bisa mengembangkan tulisan aku.
Dan aku bisa terus update cerita aku.Tankyou for reading:)
Salam dari Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachelica [TAMAT]
Romance[Dalam masa Revisi] "Perjuanganku menjadi seorang primadona tak semudah membalik telapak tangan. Melalui berbagai cobaan itu biasa bagiku. Yang terpenting aku bisa menjadi yang aku inginkan, ya menjadi seorang PRIMADONA!!"