Dua Puluh Lima

102 1 0
                                    

Author pov.

Rachel mengurung diri di kamarnya,ibunya sangat khawatir.

"Tok tok ( ibunya mengetuk pintu kamar Rachel). Rachel, kok gak keluar kamu sakit?" Ibunya Rachel.

Rachel terdiam dan tidak mau bicara juga bahkan kamarnya dikunci, Rachel juga merasa kecewa dengan ibunya kenapa ibunya menyembunyikan ini semua.

"Rachel, ibu mau tahu kamu kenapa. Tolong bukain pintunya!" Ibunya Rachel.

Dengan terpaksa Rachel membukakan pintu.

"Ada apa sih bu?" Rachel.

"Kamu kenapa? Bicara dong sama ibu." Ibunya Rachel.

"Harusnya aku yang tanya sama ibu, kenapa selama ini ibu sembunyiin dari aku kalau aku dulu pernah hilang ingatan bahkan sampai sekarang aku gak inget apapun!" Rachel.

"Rachel kamu tahu dari mana?" Ibunya Rachel kaget.

"Itu gak penting bu, yang penting sekarang ibu bilang sama aku kenapa ibu nyembunyiin ini dari aku!" Rachel menitihkan air matanya.

Sama seperti ibunya, ibunya juga menangis.

"Ibu nggak pengen kehilangan kamu lagi! Kamu anak ibu satu satunya, ibu gak mau kamu tahu ibu merasa takut Rachel! Sebenarnya dulu ibu sudah mencoba semacam hal biar kamu ingat tapi hal itu cuma sia sia Rachel, dan ibu mulai takut kehilangan kamu." Ibunya Rachel memeluk Rachel dan menangis.

"Maaf bu." Balas Rachel yang menangis.

*Esoknya

Rachel kembali kesekolah setelah 2 hari nggak sekolah.

"Rachel lu kemana aja sih?" Yovanca.

"Enggak kemana kemana gue baik baik aja kok." Rachel.

"Rachel kalau lu gak kemana mana lu nggak mungkin gak masuk sekolah." Yovanca.

"Beneran gue gak kemana mana, gue cuma gak enak badan aja." Rachel.

"Yaudahlah yang penting lu sekarang udah sekolah lagi." Yovanca.

"Iya, ada PR nggak kemarin?" Rachel.

"Enggak ada." Yovanca.

Setelah istirahat tiba Yovanca mengajak Rachel ke kantin.

"Rachel yuk ke kantin, yuk lah temenin gue." Yovanca.

"Oke." Rachel.

Setelah di kantin Rachel melihat Rafa yang menuju ke tempat Rachel.

"Huh lu lagi ngapain sih masih temuin gue!" Rachel.

"Rachel kali ini gue bener bener ingin temuin lu." Rafa.

"Yaelah lu lagi lu lagi muak gue liat muka lu." Yovanca.

"Yov gue beneran mau temuin Rachel." Rafa.

"Maaf tapi gue sibuk." Rachel menarik tangan Yovanca dan pergi dari kantin.

Saat di lorong Rachel bertemu dengan Rovalno.

"Hai Val." Sapa Yovanca.

"Hai Yov." Rovalno.

Rachel tak mengucapkan satu patah kata apapun. Ia juga masih syok bahwa Rovalno dulu adalah tambatan hatinya.

"Yaudah kita ke kelas dulu." Yovanca.

"Oke." Rovalno.








Rovalno kasian, semoga Rachel segera kembali ingatanya.
Tunggu kelanjutan ceritanya ya gengs😄
Jangan lupa vote and comment

Salam Author❤

Rachelica [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang