Maura berlari setelah keluar dari mobil menuju fakultasnya. Menelusuri koridor, berlari menaiki tangga untuk ke lantai empat. Padahal kampusnya ini ada lift, tapi Maura tidak fokus karena dia sudah telat 30 menit.
"Mati gue ..." pikirnya.
Maura sudah di lantai empat tapi ia berhenti, "Astaga ... Gue di kelas mana ya," bingungnya sambil mengusap jidatnya.
Maura pun buru-buru membuka ponselnya, untuk membuka grup. Ternyata grup kelasannya sudah ramai mencari Maura,
R1A PSIKOLOGAUL
08.06
Lilly: dosennya udah masuk nih
Fadli: dul lo dimana
Nadine: maura lo dimana
Abdul: gue lagi di toilet, belom absen kan?
Angga: udah, gw bilang alfa
Abdul: GOBLOK LU
Ratu: buruaaan, dosennya mukanya ga ngenakin
08.15
Nadine: gila maurrrr lo dimana?
Lo gak masuk ur?Mina: ur lo dialfain tau
Abdul: killer dosennya ur
Gerry: lagi molor kali dia
08.35
Maura: guysss kelasnya yg manaa😭
Tiga menit Maura menunggu balasan tetapi tidak ada yang membalas, mungkin teman-temannya sedang belajar. Terpaksa Maura tidak mengikuti matkul jam pertama. Dia harus menunggu hingga jam sepuluh tiba.
Maura memutuskan untuk ke cafe di dekat fakultasnya.
"Steak Mozzarella sama air mineral satu ya mas," pesan Maura sambil mengembalikan buku menu ke waiter.
"Baik mbak,"
Maura kembali membuka ponselnya, ada notifikasi masuk dari grup kelasannya,
R1A PSIKOLOGAUL
Gerry: kan jadwal+ruangan ada di pp grup ini cantik :)
Nadine: maurr mauurrr
Maura pun langsung melihat ke photo profile grupnya itu, dan benar saja ada jadwal + ruangannya di sana.
Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.
-
"Wiyyyy anak yang punya kampus datenggg." sambut Abdul ketika Maura masuk kelas.
Tak banyak omong, Maura langsung meng-geplak kepala Abdul menggunakan makalahnya.
"Ly, tadi bahas apa dan ada tugas gak?"
"Bahas BAB I, dan untungnya gak ada tugas. Tapi minggu depan lo sekelompok sama Gerry dan Abdul."
"Ha?! Apa apaan! Kok gue gak sekelompok sama lo? Ih jahat banget." Maura terkejut lebih ke tidak terima.
"Ga boleh gitu Maur syayang. Aturan neng seneng sekelompok ama aa'." kata Abdul menggunakan wajah imut.
"Idih, yang ada bala kerja kelompok sama lo berdua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Melviano
Teen FictionHanya sedikit deskripsi, Keraguan Devan terus berlanjut hingga penantian Maura terbalaskan oleh si peragu. Warning; author tidak bertanggung jawab jika pada akhirnya kalian begitu menyayangi kedua karakter yang disebutkan di atas. Selamat membaca da...