Seperti hari-hari biasanya, Kemal sedang melakukan latihan Paskibra untuk acara lomba yang tinggal menghitung hari.
Saat ini, Kemal tengah beristirahat sejenak dipinggir lapangan.
Kemal meraih minuman yang ada disamping, lalu meminumnya dengan sekali tegukan.
glekk glekk glekk
"Mal!"
Kemal yang merasa terpanggil pun menoleh dan berhenti meminum.
"Eh Don, Kenapa?" ujar Kemal sambil meletakkan botol minumnya.
"Apa kabar? Makin sibuk aja keliatannya, hahaha." ujar Doni, teman SMP nya Kemal.
"Baik, hahaha iya nih, lo apa kabar?"
"Baik,"
Kemal hanya mengangguk-anggukkan kepalanya,
"Kemarin gua liat cewek lu di Cafe, mungkin lu lagi diparkiran ya? mau negur malu gua, hahaha." ujar Doni tertawa.
Kemal yang mendengarnya pun mengernyit bingung.
"Cafe?"
Doni yang tertawa pun mengangguk,
"Iya, Cafe. Sama lu kan?" tanya Doni memastikan.
Kemal mengernyit sebentar, dan mengangguk,
"Oh-iya itu sama gua." ucap Kemal yang masih bingung dengan apa yang diucapkan Doni.
Pasalnya, kemarin memang mereka pergi berdua, tetapi ia dan Risya tidak ke Cafe sama sekali.
"Eh Mal, gue ada urusan nih, duluan ya. Sukses paskibnya, langgeng sama yang sekarang, yok!" ujar Doni berpamitan.
"Eh-iya iya bro, thank you ya!" ucap Kemal mengacungkan jempol.
Setelah itu, Kemal terdiam dan masih memikirkan perkataan Doni.
Kemal mengernyitkan dahinya,
"Cafe? Sama gua?"
"Kemaren aja ke Toy City," ujar Kemal yang kebingungan. Kemal menggelengkan kepalanya, lalu kembali latihan.
◾️◾️◾️
"Demi apa lo, Sya?!"
"Terus gimana itu? Kemal tau gak soal ini?"
"Iya tuh, takutnya dia salah paham, Sya,"
Kira-kira itulah ocehan dari ketiga sahabatnya Risya. Mereka sedang berkumpul karena guru sedang menjalani rapat pada jam pertama.
Risya udah menceritakan kalau Raffa menemuinya kemarin.
Risya yang menatap Kemal dari jendela pun menoleh, lalu menggeleng lemas.
"Kenapa belum?" tanya Acha.
Risya mendengus pelan,
"Kalian kan tau sendiri Kemal gimana. Apalagi kalo udah nyinggung masalah Raffa," ujar Risya.
Mereka hanya bisa diam dan saling berpandangan.
"Tapi masih baik-baik aja kan?" tanya Rein.
"Iya baik-baik aja kok." ucap Risya.
Baik-baik aja, kalo Kemal gak tau.
batin Risya.
Tak lama kemudian, bel istirahat pun bunyi. Risya yang menyadari hal itu pun beranjak dari tempat duduknya,
"Kantin yuk?"
Ketiga temannya mengangguk, lalu mereka berjalan menuju kantin.
Mata Risya menyapu sekeliling kantin, tapi ia tidak menemukan Kemal sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Happiness
Novela Juvenil▪▪▪ Lo bisa banggain dia?gue juga bisa, lo tau?bagi gue, dia istimewa sekarang. Dia masih rela nunggu gue kembali, setelah gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi setahun yang lalu. Perlu gue tekanin disini, dia tetap setia sama gue. -Kemal...