PART 9

1.7K 188 8
                                    

باسملله الرحم ن الر حيم

📝 Author's Note

1. Pastikan sudah membaca Al-Qur'an sebelum membaca KCdA

2. Jangan lupa tekan 🌟 sebelum membaca, dan komen 🔥 setelah membaca

3. Silakan share quote atau adegan favorit kalian (boleh d ig, snap wa, dkk). Jangan lupa tag aku @rifkarizki12 dan mention #KalamCintadiAndalusia

4. Ambil yang baik dari cerita, dan buang jauh² adegan yg tidak seharusnya 👀

5. Selamat menyelami dunia orange 😆 semoga mendapat banyak ilmu lewat KCdA 😚

'
'
'
'
'
'
'

~ Sebuah Keputusan~

Aku bukanlah wanita secantik Fatimah Az-Zahra. Aku juga bukan wanita sesuci Bunda Maryam. Namun, dapatkah aku menjadi wanita setegar Khadijah binti Khuwailid?

- Kalam Cinta di Andalusia-

~💕~

Rosalia’s pov

Tubuhku serasa lemas tak bertulang. Perkataan Rizal bagaikan sebuah halilintar yang menyambarku di pagi-pagi buta. Aku harus menelan pahitnya karena terlalu berharap kepada makhluknya. Aku harus kembali merasakan getirnya sesuatu saat hati ini kembali berlabuh kepada seseorang yang belum halal untukku.

Aku menghembuskan napasku kasar. Mencoba memasang raut muka yang baik-baik saja. Meskipun hatiku telah hancur saat ini. Aku tahu, aku bukanlah wanita yang pantas untuk bersanding dengan lelaki sesholeh Rizal. Aku bukanlah wanita secantik Fatimah az-Zahra. Bukan pula wanita sesuci bunda Maryam. Namun, bisakah aku menjadi wanita setegar Khadijah binti Khuwailid?

“ Insyaallah saya bersedia, akhi” jawabku dengan mengulum sebuah senyum yang semakin menggores luka di hati kecilku.

Pemuda di depannku mengembangkan senyum lebarnya dan terlihat jelas sekali raut wajah kebahagiaannya. Meskipun Allah belum menakdirkanku dengannya, namun aku bersyukur karena Allah telah mempertemukanku dengannya.

Allah memasangkan wanita baik-baik untuk laki-laki baik-baik. Dan memasangkan laki-laki baik-baik untuk wanita baik-baik pula. Dan seharusnya aku bisa mengintrospeksi diriku sendiri. Jika aku bukanlah wanita yang baik untuk melengkapi separuh agamanya.

Aku berjalan mengekorinya mendekati seorang wanita bercadar yang tengah menunggu kedatangan kami. Dari sorot matanya, aku bisa menjamin jika wanita itu sangat cantik dan lembut. Mata teduh dengan berhiaskan bulu mata yang sangat lentik. Dan alis tebal yang melengkung indah.

“ Assalamu’alaikum, ukhti” sapa Rizal yang membuat wanita bercadar itu membalikkan badannya dari yang semula menatap aliran air di bawah jembatan Cordoba.

“ Wa’alaikumussalam, akhi” jawabnya wanita bercadar itu. Aku merasa tidak asing lagi dengan suara itu. Siapa wajah di balik cadar hitam itu sebenarnya? Apa ini hanya perasaanku saja?

Rizal mengeluarkan sebuah Al-Qur’an dari dalam tasnya. Aku mengerutkan dahiku bingung dan terus memperhatikannya. Bukannya tadi dia bilang kalau mau menghitbah seseorang? Kenapa dia malahan mengeluarkan sebuah Al-Qur’an dan bukannya sebuah kotak cincin?

“ Nisya,”

Degg

Aku terkejut saat nama itu berhasil keluar dari mulut Rizal. Jadi, wanita di balik cadar ini adalah Nisya? Adik kelasku waktu SMA dulu? Mantan pacarnya Gavin? Orang yang pernah mempermalukanku dengan menaruh foto-foto aib keluargaku dan menyebarkan ke seantero sekolah jika aku anak broken home, dan mengatas namakan semua perbuatannya itu atas nama Rain, sahabatku sendiri?

Kalam Cinta di Andalusia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang