PART 10

1.8K 185 15
                                    

باسملله الرحم ن الر حيم

📝 Author's Note

1. Pastikan sudah membaca Al-Qur'an sebelum membaca KCdA

2. Jangan lupa tekan 🌟 sebelum membaca, dan komen 🔥 setelah membaca

3. Silakan share quote atau adegan favorit kalian (boleh d ig, snap wa, dkk). Jangan lupa tag aku @rifkarizki12 dan mention #KalamCintadiAndalusia

4. Ambil yang baik dari cerita, dan buang jauh² adegan yg tidak seharusnya 👀

5. Selamat menyelami dunia orange 😆 semoga mendapat banyak ilmu lewat KCdA 😚

'
'
'
'
'
'
'


~ Cukup Syahadat Sebagai Maharku~

“Sebaik-baiknya Laki-laki adalah yang memberikan mahar banyak, Adapun sebaik-baiknya perempuan adalah yang meminta mahar sedikit.”

💕 ~ ~ ~ 💕

Rosalia’s pov

Aku menatap pantulan diriku sendiri di depan kaca. Menangisi takdir yang terjadi padaku. Entah aku harus bahagia, ataukah bersedih. Entah ini sebuah suratan, atau mungkinkah sebuah ujian?

Hati ini sudah terlalu sakit tersakiti. Sudah terlalu sering dikecewakan. Sudah tak terhitung lagi sesak yang berusaha aku pendam. Mungkinkah aku sanggup untuk merasakan semua ini untuk yang kesekian kali?

Lagi. Dan lagi. Aku harus menikahi orang yang tidak aku cintai. Orang yang tidak pernah terbayang meskipun dalam anganku untuk menjadi sosok imamku. Tetapi, kenapa Allah justru menakdirkannya untukku? Mungkinkah ini penebusan semua dosa masa laluku? Atau ini sebagai ujian terhadap hijrahku?

Sapuan lembut kuas hitam ke tulang pipiku semakin mengiris dadaku. Menyadarkanku jika sebentar lagi, aku  akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai. Orang yang tak pernah terlintas sedikitpun dalam benakku untuk menjadi kekasih halalku.

Demian Alfrenzio. Seorang pria berkebangsaan Spanyol yang terkenal menjadi ketua mafia preman-preman di Andalusia. Pria berpenampilan kacau yang selalu memalak pedagang-pedagang pasar. Mencopet di pusat kota, dan hobi dengan dunia malam.

Dadaku semakin sesak saat aku harus menerima kenyataan bahwa calon suamiku tak sesholeh Nabi Muhammad Saw. Tak sesabar Ali bin Abi Thalib, dan tak setegar Umar bin Khatab.

Tampan? Iya, memang ku akui jika dia memiliki wajah yang rupawan. Meskipun, ia selalu berpenampilan kacau tak terurus dengan celana jeans yang robek-robek dan topi rajut yang selalu di bawanya.

Ia memiliki bola mata berwarna biru, khas orang Eropa. Bertubuh tinggi tegap dengan rahang yang kokoh dan hidung yang sangat mancung. Bahkan jika aku berada di sampingnya, mungkin aku seperti berhidung pesek. Padahal hidungku tidak terlalu pesek jika di standartkan dengan hidung orang Indonesia.

Se hace senora” (sudah selesai, mbak) pekik seorang wanita yang bertugas meriasku malam ini.

Si gracias” ( Iya, terimakasih ) gumamku dengan memaksakan senyuman ke arahnya. Selama lima tahun tinggal di sini, aku sedikit menguasai bahasa Spanyol. Jadi aku bisa berinteraksi dengan mudah dengan masyarakat asli sini.

Namun tidak dengan tuan Demian. Dia bisa berbahasa Indonesia. Itulah sebabnya aku selalu menggunakan bahasa Indonesia jika berbicara dengannya. Aku sendiri juga tidak mengerti bagaimana bisa dia bisa berbahasa Indonesia. Karena setahuku, dia tidak mempunyai keturunan dari Indonesia.

Kalam Cinta di Andalusia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang