PART 2

58 13 4
                                    

Akhirnya setelah menempuh perjalan sekitar lebih 15 menitan Disha sampai juga di tempat tujuannya, SMA Garuda Bangsa. Disha terlihat sedikit merapikan posisi roknya yang sedikit terlipat akibat duduk di bus tadi. Merasa sudah siap bertempur, Disha melangkahkan kakinya dengan penuh percaya diri memasuki kawasan sekolah elit yang kini berada tepat di depan matanya.

Disha berjalan di sepanjang koridor sekolah dan matanya terlihat melihat sekeliling seperti sedang mencari ruangan rahasia. "Ruang BK nya dimana yah?" tanya Disha pada dirinya sendiri. "Gini nih akibatnya kalau nggak ikutan MOS, semuanya masih terlihat asing" keluh Disha sambil terus berjalan lurus mengikuti perintah dari hati nuraninya. Disha yakin, hati nuraninya tidak pernah bohong dan juga salah.

Disha secara kebetulan memang terserang demam tinggi seminggu yang lalu dan membuatnya tidak dapat mengikuti MOS di sekolahnya, padahal Disha sangat ingin mengikuti kegiatan itu namun Dinda dan Raka bersikeras melarang Disha dan malah menyuruhnya beristirahat total agar nantinya bisa masuk di hari pertama sekolah. Dengan pasrah Disha menuruti dalih dari kedua orang tuanya itu karena Disha tahu kalau dirinya tidak akan menang melawan kehendak dari mereka.

Dengan perasaan sedih dan hancur, Disha terpaksa melewatkan hari bersejarah tersebut demi kesembuhan dirinya sendiri.

Jika mengingat hal itu, perasaan Disha terasa seperti tercabik-cabik dan dia tidak ingin terus menerus larut dalam kesedihan itu karena seperti nasi yang telah menjadi bubur, tidak akan ada yang berubah walaupun dia merengek seperti anak bayi. Disha kembali berpositive thinking, dia tidak ingin merusak hari pertamanya di sekolah. Dia tidak ingin merusak moodnya yang bagus.

"Hari masih panjang Disha, pasti akan ada hari-hari indah yang lainnya" gumamnya sambil terus berjalan yang mana akhirnya memberikan hasil positif sama seperti pikirannya yang selalu positive thinking. "Ketemu juga" Disha mempercepat langkahnya menuju ruangan yang sudah sedari tadi di cari-carinya itu.

"Huft... gila nih sekolah, luasnya nggak nanggung-nanggung bikin Disha lelah aja" Disha mengatur nafasnya yang sedikit tidak teratur lalu akhirnya memasuki ruangan tersebut.

"Selamat pagi Bu" sapa Disha sopan sambil membungkuk 90 derajat pada wanita berjilbab hijau menyala dan sedikit gemuk yang saat itu sedang mencatat sesuatu di buku tebal bersampul merah maroon. "Saya Adeeva Dilarai Myesha, dipanggilnya Disha..." lanjutnya memperkenalkan diri membuat wanita itu seketika menghentikan aktivitasnya kemudian menghampiri Disha yang dengan setia berdiri diambang pintu masuk.

"Masuk saja, jangan berdiri disana" suruh wanita itu dengan suara yang menurut Disha sangat tegas dan berkarisma.

"Baik bu..."Disha menggantungkan katanya yang kemudian langsung dibalas oleh wanita itu singkat. "Bu Tiwi" Disha yang paham akhirnya hanya mengangguk-angukkan kepalanya dan membatin. "Bu Tiwi peka banget"

"Jadi ada perlu apa kamu datang kesini nak Disha" tanya Bu Tiwi seperlunya.

"Saya siswi baru di sekolah ini Bu, tapi kebetulan kemarin saya tidak ikut kegiatan MOS karena kesehatan saya yang kurang baik jadi saya tidak tahu dimana seharusnya kelas saya berada" kata Disha singkat jelas padat, dan terlalu baku mungkin.

"Tadi nama lengkap kamu siapa?"

"Adeeva Dilarai Myesha"

Kini Bu Tiwi terlihat sedang mengotak-atik komputer yang ada didepannya seperti sedang mencari sesuatu yang penting hingga beberapa menit kemudian dia kembali bersuara setelah berhasil menemukan sesuatu yang sedang dicarinya tadi dikomputer.

"Kelas kamu di X1, tepatnya di lantai tiga paling ujung sebelah kanan yah" kata Bu Tiwi memberi arahan singkat kepada Disha agar tidak tersesat membuat gadis itu mengangguk paham lalu pamit undur diri menuju ke kelasnya yang baru.

Jantung Disha entah kenapa berdegup sangat kencang ketika dirinya berdiri tepat di depan kelas yang bertuliskan X1. Tempat ini akan menjadi tempat dimana Disha menuntut ilmu yang baru selama setahun penuh bersama teman-teman barunya nanti. Bukan hanya itu saja, ditempat ini juga dia akan berbagi suka dan dukanya. Bermain, bercanda tawa ria dan mungkin menangis sesegukan bersama.

Dimulai dari sekarang, Disha menekan tombol start dalam dirinya dan siap untuk menjalani hari-harinya di sekolah ini.

"Fighting Disha, you can do it better"ucap Disha penuh percaya diri.

###


Don't forget yah untuk like, komen dan juga sarannya guys :)


See you in part 3.

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang