PART 10-3

51 15 2
                                    

Dengan bantuan aba-aba dari sang guru olahraga, senam pagi pun dilaksanakan. Disha mengikuti setiap gerakan yang diperagakan oleh beberapa guru olahraga di depan, termasuk guru olahraganya pak Nilon yang ganteng maksimal layaknya anak ABG itu. Disha cekikikan sendiri memikirkan dia dan Della yang sering bersikap caper pada pak Nilon saat mengajar di kelasnya.

Disha tidak sadar bahwa dirinya sedang menjadi tontonan aneh bagi orang yang berdiri tegap disampingnya. Tidak seperti Disha yang patuh, Naufal memilih untuk memberontak dengan tetap diam ditempat karena menurutnya kegiatan senam itu membuang-buang waktu berharganya saja. Naufal benci jika harus berkeringat hanya karena bergerak tidak jelas kesana kemari seperti yang sedang dilakukan gadis disampingnya itu.

"Stupid" ledek Naufal dengan santai namun sepertinya Disha tidak sempat mendengarnya karena suara musik senam yang dimainkan bersenandung dengan cukup keras.

Disha yang sedari tadi asik melenturkan otot-otot dibadannya merasa jika Naufal hanya diam saja. Untuk memastikannya, Disha menengok ke samping dan sesuai perkiraannya tadi, dia mendapati Naufal yang kini malah sibuk dengan earphone nya dan tidak ada niat untuk bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Naufal!?" tegur Disha sambil menarik ujung seragam olahraga Naufal agar segera mendapat perhatiannya.

Berhasil. Naufal merespon tindakannya.

Naufal yang merasa terusik hanya menghembuskan nafas beratnya lalu menggumam pelan. "Hhm,"

"Naufal kok diem aja sih. Kenapa nggak ikutan senam? Badannya kaku yah? Susah gerak?" tanya Disha sedikit berteriak sambil terus menggoyangkan badannya ke depan, belakang, kiri dan kanan.

"Kepo banget. Lagian itu urusan gue mau ikutan gerak atau nggak, jadi mendingan lo sekarang lanjutin aja gerakan aneh lo itu" Disha sedikit sewot mendapat respon tidak mengenakkan seperti itu dari Naufal.

"Biasa aja dong ngomongnya, Disha kan nanyanya baik-baik" kata Disha sambil menyipitkan matanya kesal ke arah Naufal.

Mendengar cibiran dari Disha membuat Naufal kembali menghembuskan nafas beratnya lalu berkata. "Terus mau lo apa?"

"Nggak tau ahh... Disha udah terlanjur sebel sama kamu" Disha kemudian memasang tampang cemberutnya.

Disha kesal karena Naufal kembali berhasil merusak moodnya. Sepertinya Naufal pantas mendapat gelar master jika dalam urusan perusak kesenangan orang lain.

"Dasar cewek"ujar Naufal dengan nada merendahkan.

"Emang Disha cewek kok, bego!!" balas Disha sambil mewek ke arah Naufal dan membuat laki-laki itu kehabisan kata-kata.

"Eeehhh..maksud lo apaan tadi? Kok lo jadi ngatain gue bego?" sahut Naufal sambil menatap geram pada Disha karena tidak terima dirinya dikatai 'bego' tadi.

"Salah denger kali" ucap Disha acuh tak acuh dan mengabaikan tatapan tajam dari laki-laki itu.

"Lo yah..,"

"Bisa nggak sih jangan ganggu Disha" potong Disha tegas namun tidak menatap ke arah Naufal.

Okay fixed, Naufal marah. Marah karena merasa terabaikan oleh gadis yang sekarang malah tampak sedang menikmati setiap gerakan yang dilakukannya. Disha tidak menyadari bahwa Naufal sudah mengeluarkan asap-asap dari atas kepalanya dan kulit wajahnya yang putih kini mulai berubah warna menjadi merah padam.

"HEII!!" Naufal menarik kasar lengan Disha yang tampak sangat terkejut, Naufal memaksa gadis itu agar berdiri menghadap kearahnya. "Lo tuh kalo ngomong jangan malah lihat ke arah lain, tapi tatap GUE" kata Naufal tegas dan menekankan kata 'GUE' agar gadis itu memahami perkataannya tadi, kalau Naufal benci diabaikan.

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang