PART 13-1

37 12 3
                                    

Badboy? Sebenarnya apa sih badboy itu? Cowok nakal yang urakan dan selalu mempermainkan hati wanita-wanita, gitu?Membuat onar kapanpun dia mau? Tapi Naufal merasa dirinya tidak seperti itu. Ciri-ciri itu sangatlah jauh berbeda dari kepribadiannya.

Lalu apa sebenarnya yang membuat Naufal berakhir dengan mendapat julukan badboy di sekolahnya? We don't know exactly about the reason for that. But we can said, Naufal itu adalah badboy tingkat atas dan limited edition dengan sejuta pesonanya yang sulit untuk diabaikan dan selalu menjadi candu bagi lawan jenisnya.

Naufal yang sebelumnya selalu memasang wajah serius dan dingin kini melemparkan senyuman irit ke arah Disha yang sedang berjalan beriringan dengan Della disampingnya. Mereka berdua bercanda ria yang sesekali diiringi dengan tawa lepas. Namun tidak lama sesudahnya, Naufal kembali memasang wajah dinginnya saat melihat Azka yang dengan santai datang menghampiri kedua gadis itu dan ikut bergurau dengan mereka.

Naufal tersenyum sinis melihat keakraban antara Azka dan Disha. Naufal merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya ketika melihat Azka dan Disha saling melemparkan senyuman dan juga tawa. Ingin rasanya Naufal datang menghampiri Disha dan segera membawanya menjauh dari Azka, namun ada sisi lain dalam dirinya juga yang melarang dia untuk melakukan sesuatu yang kekanak-kanakan seperti itu. Not Naufal style.

Maka dari itu, Naufal lebih memilih untuk pergi dan segera menuju ke kelasnya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

Sebenarnya Naufal ingin sekali membolos saat dia merasa perasaannya menjadi campur aduk seperti saat ini. Namun Naufal berusaha untuk menahannya jika dia tidak ingin orang tuanya mendapat panggilan dari pihak sekolah. Karena dia tidak ada niatan sama sekali untuk berurusan dengan orang di rumahnya itu.

Naufal ingin berlari dan pergi ke tempat yang sepi, dimana hanya ada dia seorang. Naufal sungguh merasa jenuh menjalani hidupnya sekarang ini, dan ingin segera melarikan diri sejauh mungkin. Tapi Naufal bingung harus kemana, dia merasa tidak ada tempat yang pantas untuk pelariannya. Dia membutuhkan tempat yang bisa memberikan cahaya bagi hidupnya yang gelap dan kelam itu.

Bisakah dia bahagia. Lagi?

Tapi rasanya semua itu mustahil bagi Naufal. Kebahagiaan itu akan dirasakannya jika dia bisa melihat orang-orang yang disayanginya juga bahagia. Namun sekarang Naufal tidak memiliki siapa pun yang bisa memotivasinya untuk merasakan perasaan itu kembali. Naufal merasa sudah terlanjur kehilangan arah dan sulit untuk menemukan kembali jalan yang benar.

Bagi Naufal, kebahagiaan itu terasa mudah bila diucapkan lewat mulut tapi begitu sulit untuk diwujudkan apalagi untuk dinikmati.

Dan bagi Naufal, kebahagiaan itu hanya sekedar wacana karena tidak ada kebahagiaan yang bisa bertahan selamanya.

###

Sorry yah kalo pendek. Hehe

Dont forget yah guys untuk vomennya.

Thanks and see u in part 13-2



A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang