Entah kenapa nama dari laki-laki tampan itu terus saja mengganggu pikiran Disha. Disha bahkan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik di kelas saat pelajaran biologi dan membuatnya harus menerima beberapa kali teguran dari Bu Tina sang guru.
"Kamu nggakpapa kan Dish?" tanya Della dengan wajah khawatirnya. Takut temannya ada apa-apa dan kenapa-napa.
"Disha nggakpapa kok, kamu balik aja gih..." suruh Disha ketika melihat supir penjemput Della sudah datang. "Kasihan tuh supir kamu udah nungguin. Percaya deh, Disha baik-baik aja kok ditinggal sendiri" Disha berusaha meyakinkan teman nya itu lalu mendorong pelan tubuh gadis cantik itu agar segera masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu didepan mereka. "Hati-hati yah Del" pesan Disha kemudian menutup pintu mobil Della.
"Kamu nggak mau aku anterin pulang aja Dish?" Disha langsung menggeleng pelan sebagai penolakan.
"Rumah Disha deket kok dari sini jadi Disha bisa naik bus aja. Lagian Disha nggak mau ngerepotin kamu" Disha meyakinkan temannya itu kalau dia bisa pulang sendiri dan akan baik-baik saja sampai tiba di rumah.
"Ya udah deh, aku duluan yah" Disha mengangguk sambil melambaikan tangannya saat mobil Della melaju meninggalkannya sendiri di depan gerbang sekolah.
Setelah kepergian Della, Disha mempercepat langkah kakinya bahkan bisa dikatakan saat ini dia tengah berlari. Disha melihat bus yang akan membawanya pulang tengah berhenti di depan halte menunggu para penumpang yang membutuhkan jasanya.
Ketika hendak menyebrang jalan, Disha dibuat kaget setengah mati dengan mobil sport merah yang tiba-tiba melintas tanpa sopan santun didepannya.
Disha yang hampir tertabrak mengelus-elus dadanya yang berdegup kencang. "Syukurlah Disha masih hidup" batinnya penuh syukur pada yang diatas.
Disha melihat mobil sport merah yang hampir saja merenggut nyawanya berhenti kemudian perlahan berjalan mundur hingga berjajaran dengan tempat dirinya berdiri sekarang.
Dalam hati Disha berkata bahwa sang pemilik mobil sport merah itu setidaknya memiliki sedikit rasa tanggung jawab karena tidak pergi meninggalkan dirinya begitu saja.
"Kalau dia minta maaf ke Disha, Disha akan berbaik hati untuk memaafkannya" gumam Disha merasa bangga pada dirinya sendiri karena memiliki hati yang besar. Dia akan berlapang dada untuk memaafkan perbuatan sang pemilik mobil itu.
Namun bukannya turun sendiri dari mobil, sang pemilik hanya menurunkan kaca mobilnya hingga akhirnya memperlihatkan wajah yang hampir saja menjadi pelaku tabrak lari.
"Naufal!!" pekiknya tertahan, sungguh Disha merasa kaget setengah mati setelah mengetahui identitas dari sang pemilik mobil sport merah itu.
Kening Naufal saling bertaut. "Tau dari mana lo nama gue? Lo kenal sama gue?" tanya Naufal dingin, sedingin es yang ada di kutub utara sana. Disha serasa mati kutu di tatap dengan dingin seperti itu, wajah tampannya menandakan tanda ketidaksukaan pada lawan bicaranya.
Disha merasa ingin kabur saja dari sana secepat mungkin. Disha merasa takut dengan tatapan Naufal yang semakin tajam serasa habis diasah itu. Padahal seharusnya tidak seperti itu keadaannya, karena disini dirinyalah yang menjadi korban dan seharusnya yang merasa takut itu adalah Naufal.
Lebur sudah pikiran Disha yang ingin berbaik hati memaafkan sang pelaku. Begitu tahu kalau ternyata Naufal lah yang hampir menabraknya tadi membuat Disha tidak bisa berkata-kata, apalagi mendapat tatapan tajam dan respon sedingin es batu itu, Disha rasanya mau pingsan saja saat itu juga.
Bingung harus menjawab seperti apa membuat Disha hanya bisa menunduk diam menatap aspal jalan yang terlihat lebih bersahabat.
"Ehh... Lo bisu yah? Atau budeg? Kalo ditanya tuh jawab, jangan diem aja" kata Naufal terdengar kasar di pendengaran Disha.
"Harusnya tadi Disha balik bareng Della aja biar nggak usah ketemu sama Naufal kayak gini" sesal Disha dalam hati, merutuki dirinya yang salah mengambil keputusan.
Merasa tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Naufal dengan malas keluar dari mobilnya dan berdiri tepat didepan Disha yang kini tengah menunduk dalam.
"Lo tau nggak udah buat gue kesal?" Naufal bersuara dan membuat Disha terperanjak kaget karena tidak menyadari kehadiran Naufal yang saat ini cukup dekat dengannya. Disha terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Maafin Disha yah" hanya kata-kata itu yang berhasil lolos dari bibir merah Disha kemudian melanjutkan aktifitasnya lagi, yaitu menunduk.
Menurut Disha, aspal jalan lebih menarik dibandingkan jika harus menatap Naufal yang dingin. Padahal dalam hati Disha ingin sekali bisa melihat Naufal dengan jarak yang dekat seperti sekarang ini. Namun baginya Naufal terlalu berbahaya, seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya.
Ya iya, Disha adalah mangsanya yang empuk.
"Hhmm... Disha mau balik dulu udah sore nih" ujar Disha beralasan. Disha ingin secepat-cepatnya pergi dari hadapan Naufal.
Namun sebelum sempat melangkah, tangan kanannya sudah dicegat duluan oleh Naufal dengan cukup kencang hingga membuat Disha meringis kesakitan.
Disha mencoba untuk mundur beberapa langkah ke belakang namun segera ditahan oleh tangan kekar Naufal.
Disha bingung harus melakukan apa sekarang, dia terlalu takut memandang Naufal walaupun dia adalah cowok ganteng baginya. Disha suka melihat Naufal saat di kantin tadi, saat Naufal diam dan tidak menunjukkan sikap kasar dan dinginnya seperti saat ini.
Sepertinya hanya cogan-cogan di drama Korea saja yang memiliki sikap baik dan berhati lembut serta penyayang. Buktinya sekarang, Disha melihat Naufal yang gantengnya minta ampun tapi sikapnya minus. Sikap dinginnya bahkan mampu membuat Disha merinding. Padahal biasanya Disha hanya merinding jika ada kejadian-kejadian horror di sekitarnya.
"Jangan-jangan Naufal itu..." Disha mulai berprasangka namun segera ditepisnya jauh-jauh. Mana mungkin ada setan di siang hari kayak gini. Matahari bahkan masih sangat terik.
"WOII!!" tegur Naufal membuyarkan pikiran-pikiran aneh Disha. Disha kemudian berusaha untuk memberanikan diri menatap Naufal namun hal itu tidak dapat bertahan lama karena mata hanzel Naufal menatapnya begitu tajam membuat Disha malah bergidik ngeri.
Naufal menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya kasar. Naufal jenuh dan merasa kesal dengan Disha yang sedari tadi hanya menunduk diam dan membisu, seperti orang tolol.
Namun seketika, Naufal merasakan ada hal yang aneh ketika melihat Disha. Tiba-tiba saja terlintas wajah seseorang dalam pikirannya hingga membuat Naufal ikutan terdiam, masih dengan memegangi tangan Disha erat.
"Nggak mungkin dia..." gumam Naufal yang terdengar oleh telinga Disha yang tajam.
"Apanya yang nggak mungkin?" tanya Disha memberanikan diri, tiba-tiba merasa kepo melihat Naufal yang bergumam dalam diam.
Naufal yang merasa urusannya dicampuri segera menghempaskan tangan Disha yang dipegangnya sedari tadi. Disha meringis kesakitan lagi karena tangan kecilnya dihempaskan dengan cukup kuat oleh Naufal.
"Lo buang-buang waktu gue aja" hardik Naufal membuat Disha tercengang dengan mulut sedikit terbuka.
Entah mendapat keberanian dari mana, Disha membalas ucapan Naufal yang terdengar tidak bersahabat baginya. "Kamu bilang apa tadi? Disha buang-buang waktu kamu? Kamu tuh yang nggak tau diri, udah hampir nabrak bukannya minta maaf tapi malah marah-marah sama bentak-bentak Disha. Mama sama Papa aja tuh nggak pernah marah-marah, bentak-bentak Disha seperti yang kamu lakuin tadi. Kamu orang asing yang baru Disha lihat di kantin tadi malah perlakuin Disha nggak adil kayak gini" Disha mengeluarkan semua uneg-unegnya yang sudah sedari tadi tertahankan. "Nyebelin..." lanjutnya kemudian berjalan pergi ketika melihat ada bus yang berhenti. Disha ingin segera meninggalkan tempat itu dan juga Naufal yang sudah membuat moodnya hari ini jadi berantakan.
Naufal terdiam sambil memandang punggung Disha dengan datar yang segera menghilang dari hadapannya.
"Apa kata-kata gue udah keterlaluan tadi?" tanya Naufal pada diri sendiri kemudian menaiki kembali mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan diatas rata-rata.
###
Don't forget yah guys untuk like, komen dan juga sarannya :)
Thanks and see u in part 6
KAMU SEDANG MEMBACA
A Faith, Promise and Love
RomanceGuys follow gue yah biar kita bisa saling kenal, eaaa... ### Hidup Disha yang dulunya biasa-biasa aja nih layaknya sayur yang lupa dikasih garam kini malah berubah menjadi penuh drama semenjak mengenal seorang cowok bernama Naufal. Berkat informasi...