PART 12-2

46 18 1
                                    


Della mengucap syukur setibanya mereka di kantin, yang artinya dia bisa segera bebas dari cengkraman kuat Disha ditangannya. Bagaimana tidak, sejak Disha ketemu dengan Naufal tadi tangannya menjadi korban atas kesalahtingkahan Disha itu.

"Gara-gara kamu nih nggak ngasih tau Disha kalo ada Naufal tadi. Pasti sekarang di mata Naufal Disha tuh nggak lebih dari sekedar cewek yang aneh" tuduh Disha dengan nada menyalahkan.

Mendengar keluhan yang keluar dari mulut Disha membuat langkah kaki Della terhenti tiba-tiba. Della menoleh kebelakang, menatap Disha dengan tatapan yang seakan-akan berkata 'Hello, perasaan tadi aku udah bilang deh lewat telpon'

"Kok diem sih Del?"

"Dish coba deh inget-inget, tadi aku nelpon kamu kan?" Disha mengangguk patuh namun tatapannya menyiratkan kebingungan.

"Terus aku bilang apa?" lanjut Della sambil menepuk bahu Disha.

Bukannya menjawab, Disha malah langsung menepuk pelan kepalanya yang berhiaskan jepitan rambut berwarna pink. Disha menepuk kepalanya, karena dia sadar akan kebodohan yang tadi dilakukannya. Della sudah memberitahunya, bahkan temannya itu sampai menelponnya.

Disha yang salah karena tidak mempercayai ucapan Della.

Della yang melihat kelakuan Disha itu hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum miris.

Keadaan kantin yang semakin ramai oleh pengunjung membuat Della tersadar dan segera menarik tangan Disha yang kini masih sibuk meratapi nasibnya. Della membawa Disha untuk segera mencari tempat kosong sebelum dipenuhi oleh orang-orang sebangsanya.

Disha dan Della melangkah cepat dan berusaha untuk mencari tempat yang bisa mereka duduki namun tidak ada satupun yang masih free.

Setelah menjelajah hampir seisi kantin, Della langsung tersenyum sumringan ketika melihat sosok Azka sedang melambaikan tangan kearah mereka berdua dan menyuruh mereka untuk segera mendekat.

"Sepertinya Tuhan masih memberkati kita Dish" kata Della drama dan Disha hanya bisa pasrah karena memang sudah tidak ada lagi tempat yang kosong selain tempat yang sudah di booking oleh Azka itu.

Della ikut tersenyum ketika Azka menyambut kedatangan mereka dengan senyuman yang paling manis. Azka bahkan segera menarik kursi agar Disha dan Della bisa duduk dengan santai. Sungguh perlakuan yang sangat sopan and sweet.

"Mau makan apa tuan putri?" tanya Azka lembut namun Disha merasa geli saat mendengarnya. Menurut Disha, sikap Azka itu terlalu berlebihan. Mirip ciri-ciri cowok playboy kelas teri.

"Apa aja deh, yang penting bisa bikin kenyang" sahut Della nyerocos. Azka langsung mengangguk paham dan segera beranjak untuk memenuhi asupan makanan dari kedua gadis cantik yang tengah duduk semeja dengannya.

"Dish, fixed. Kamu sama Azka aja, dijamin makmur deh hidup kamu" bisik Della semangat pada Disha ketika Azka sedang pergi memesan makanan untuk mereka berdua.

"Apaan sih Del. Mendingan kamu aja deh sana sama si Azka. Lebih cocok, sifat kalian juga mirip-mirip tuh" balas Disha. Mirip dalam artian suka bikin orang lain kesal.

"Aku sih mau-mau aja Dish, tapi kan Azka sukanya sama kamu"

"Sok tau banget sih, tau dari mana kamu kalo Azka suka sama Disha?" Disha langsung menatap aneh Della yang berubah jadi cenayang.

"Ampun deh Dish, kamu tuh pura-pura bego atau emang bego sih. Masa kamu nggak bisa lihat kalo Azka tuh naksir berat sama kamu, udah jelas banget tau. Lagian Azka udah ngasih banyak love signal ke kamu, tapi kok kamu nggak ngeh-ngeh sih. Heran deh aku" jelas Della membara-bara, gemes sendiri melihat Disha yang terlalu polos.

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang