PART 4

37 13 0
                                    

Disha dan Della yang saat ini tengah duduk disalah satu meja yang ada di kantin sekolahnya menoleh secara bersamaan ketika mendengar suara riuh para kaum hawa. Disha menyipitkan matanya agar dapat melihat dengan jelas sumber keramaian itu.

"Ganteng banget sih.." para kaum hawa serentak bersorak membuat gaduh seisi kantin dan Disha hanya bisa menggelengkan kepalanya prihatin dengan kelakuan mereka yang anak jaman sekarang sebut dengan alay.

"Mereka berlebihan banget deh, cuma gara-gara lihat cogan aja sampe berisik kayak gitu. Kan kasihan yang lain pada nggak tenang makannya" komentar Disha sambil menyeruput jus jeruknya mencoba untuk tidak ambil pusing dengan kelakuan alay para kaum hawa yang berhasil memeriahkan kantin sekolahnya itu.

"Disha kayaknya kamu mesti lihat sendiri deh cogan nya, emang ganteng banget tau..." ujar Della menatap lurus kearah belakang Disha dengan mata yang berbinar-binar, mata seseorang apabila sudah terpesona akan suatu objek yang mengagumkan.

Mendengar Della berkata seperti itu membuat rasa penasaran muncul di hati Disha. Dengan gerakan malasnya Disha berusaha memutarkan tubuhnya menghadap sang objek yang saat ini sedang diagung-agungkan para kaum hawa bahkan oleh temannya sendiri.

Seorang laki-laki tampan bahkan sangat tampan dengan gagahnya melangkahkan kedua kakinya yang panjang memasuki kantin sekolah. Semua mata tertuju menatap ciptaan Tuhan yang luar biasa sempurna itu. Bahkan Disha pun yang tadinya terus menggerutu karena merasa terlalu bising kini tidak sanggup untuk berkutip dan malah terus menatap betah laki-laki tampan yang kini baru saja melintas dihadapannya itu.

Disha merasa jantungnya hampir copot ketika mata hanzel laki-laki tampan itu balas menatapnya walaupun hanya seperkian detik namun cukup mujarab untuk membuat tubuh Disha jadi lemas tak bertenaga, padahal dia baru saja selesai makan beberapa menit yang lalu.

Laki-laki itu seperti menyerap semua energi dalam tubuh Disha yang membuatnya tampak seperti patung di museum sekarang. Diam membisu.

Seketika saja Disha lupa bagaimana caranya untuk bernafas dengan benar, memang terdengar alay seperti kata-katanya tadi namun seperti itulah kenyataannya sekarang.

Disha terlalu terpesona.

"Dis, Disha..Disha!!" panggil Della yang tidak digubris oleh Disha. Disha masih sibuk mematung di tempatnya.

"Della kenal nggak sama cogan tadi?" ujar Disha tiba-tiba membuat Della bingung karena ditanya seperti itu.

"Nggak kenal sih.." Disha lansung mencolos. "Tapi aku tau nama dia siapa" lanjut Della menumbuhkan kembali harapan Disha yang tadi sempat hilang bagaikan ditelan bumi.

"Siapa?" Disha penasaran, tidak sabar ingin mengetahui nama dari ciptaan Tuhan yang perfect itu.

"Naufal..." seketika Disha terdiam mendengarkan jawaban dari Della tadi, dia merasa nama itu terdengar cukup akrab dikedua telinganya.

"Naufal?" gumam Disha dengan kening berkerut membuat Della bertanya-tanya dalam hati melihat perubahan sikap dari temannya itu.

"Disha... kamu kenapa lagi?" tanya Della melepaskan rasa penasarannya.

"Hhmm... Nggakpapa kok. Disha cuma kaget aja karena namanya juga bagus seperti orangnya yang ganteng" jawab Disha ngasal dan garing-garing kremes gitu hingga dirinya mendapat pukulan gemes dari Della.

"Balik ke kelas yuk, bentar lagi bel" ajak Della yang langsung disetujui oleh Disha.

Naufal? Who are you?

###

Don't forget yah guys untuk like, komen dan sarannya :)

Thanks and see u in part 5

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang