PART 9

37 15 2
                                    

Disha dengan penuh semangat berlari kecil menuju perpustakaan. Tapi jangan salah, Disha ke perpustakaan bukan untuk mencari buku-buku tebal yang super duber membosankan apalagi pengen nongkrong untuk belajar, salah besar. Menurut informasi yang didapatkannya dari Della, perpustakaan SMA Garuda Bangsa memiliki banyak sekali koleksi novel dari berbagai genre. Dan sangat kebetulan sekali Disha memiliki hobby membaca novel, apalagi novel bergenre teenlit yang memiliki banyak sekali adegan romantis, bisa membuat Disha jadi baper tingkat dewa.

Disha bukanlah tipe orang yang dapat menyembunyikan perasaannya. Untuk itu, ketika mata indahnya menatap tumpukan novel yang tersusun dengan sangat rapih di rak lemari membuatnya hampir memekik kegirangan jika saja dia tidak segera sadar bahwa saat ini dirinya berada diruangan yang mengharamkan suara bising.

"Sepertinya sekolah disini adalah pilihan yang paling tepat untuk Disha" ucap Disha tak henti-hentinya takjub dan segera mengambil salah satu novel yang sedari tadi sudah mencuri perhatiannya.

"Waahhh... Shanin's Dairy. Iiihh... Disha kangen banget sama 7 cowok tampan di novel ini, apalagi sama kepolosan Shanin terus sama Arga juga, dia tuh bandel tapi perhatian dan sayang banget sama Shanin" Disha heboh sendiri sambil mengkhayalkan kisah cinta sang tokoh utama dari novel Shanin's Dairy, Shanin dan Arga.

"Dear Nathan.." teriak Disha nyaring. Disha sudah tidak dapat lagi menyembunyikan kebahagiaannya dan segera itu juga Disha mendapatkan tatapan aneh dan tidak suka dari beberapa siswa-siswi yang sedang fokus belajar disana dan juga tatapan tajam dari penjaga perpus yang mengisyaratkan agar Disha tidak berisik dan mengganggu ketenangan orang lain.

"Sorry.." cicit Disha sambil memegang erat kedua novel yang sedari tadi diambilnya dari rak kemudian mencari tempat teraman agar dia bisa segera mengeksekusi isi dari novel itu.

Pilihan Disha berakhir pada meja ujung kanan paling belakang dari perpus ini yang didekatnya terdapat jendela dengan ukuran yang cukup besar. Melalui jendela itu, Disha bisa melihat pemandangan luar yang mengarah pada lapangan luas di sekolahnya. Udara yang berhasil lewat melalui jendela itupun sangatlah sejuk untuk dihirupnya dan mampu membuat pikirannya menjadi tenang dan damai.

Disha sekarang jadi tahu alasan kenapa tempat yang sekarang ditempatinya ini selalu kosong dan jarang berpenghuni, bukan karena tempat ini jelek melainkan sebaliknya. Tempat ini bagus, sakin bagusnya membuat Disha jadi mengantuk. Tempat ini lebih cocok untuk orang-orang yang ingin bersantai dan menenangkan pikiran, bukan untuk orang-orang yang ingin belajar dengan penuh konsentrasi karena tempat ini akan langsung menggagalkan niat belajar  itu.

"Huft... Disha kok ngantuk sih" Disha menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha untuk menghilangkan rasa kantuk yang secara tiba-tiba menyerangnya setiba dirinya di tempat itu. "Hhmm.. tidur aja deh, bacanya nanti aja" putus Disha yang tidak dapat menahan godaan untuk terlelap.

Disha kemudian menjadikan novel yang tadi ingin dibacanya sebagai bantal empuk pelengkap tidurnya. Tanpa menunggu waktu yang lama, gadis cantik itu sudah tertidur sangat pulas dan membiarkan angin yang berhembus melalui jendela bermain-main dengan rambut lurusnya.

Tanpa sepengetahuan Disha, seorang laki-laki berparas tampan namun terselip keimutan diwajahnya datang mendekati Disha yang kini sedang menutup matanya dengan damai. Dengan langkah pelan dia semakin mendekati Disha dan tersenyum hangat saat menyambut wajah pulas Disha.

"Bagaimana bisa gadis cantik tertidur begitu lelap seperti ini?" laki-laki misterius itu sekarang duduk tepat didepan Disha dan memandangnya dengan tatapan yang menghangatkan. Untung saja saat ini Disha sedang tertidur. Karena apabila Disha sadar maka saat itu juga dia akan meleleh karena mendapat tatapan seperti itu.

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang