PART 10-1

33 11 0
                                    

"Pagi Disha!!" sapa Della semangat. Gadis itu tampak cantik seperti biasanya. Apalagi hari ini Della tampak styles hanya dengan memakai baju olahraga berwarna biru dongker yang dipadukan dengan warna putih. Tidak seperti Disha yang hanya mengikat satu rambutnya asal-asalan, Della menggerai rambut panjangnya yang lurus dengan bando berwarna putih sebagai hiasan kepalanya.

"Pagi Della" sapa Disha balik sambil tersenyum lebar memamerkan barisan gigi putihnya yang rapih.

Hari ini adalah hari Jum'at. Hari dimana semua siswa-siswi kelas X dan XI diwajibkan untuk berkumpul di lapangan dalam rangka mengikuti senam pagi yang kemudian akan dilanjut jalan santai dengan mengitari lapangan SMA Garuda Bangsa yang luas. Sakin luasnya, lapangan sekolahnya cukup untuk menampung seluruh manusia-manusia dari dua angkatan itu. Sayangnya kelas XII tidak turut serta mengikuti kegiatan ini dikarenakan mereka harus fokus belajar untuk mempersiapkan ujian nasional yang akan menjadi penentu masa depan mereka kelak. SMA Garuda Bangsa memang terkenal sangat ketat dengan siswa-siswi nya, apalagi yang sudah berada di kelas XII, mereka dilatih dan terus dilatih untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional dengan baik dengan harapan mereka semua bisa lulus 100 persen.

Untuk itu Disha selalu berpikir karena dia masih berada di kelas X, Disha ingin menikmati dengan sebaik mungkin masa-masa SMA nya dan membuat banyak kenangan yang indah. Kenangan yang nantinya bisa dia ceritakan kepada anak - cucu nya dimasa depan.

"Kamu nggak sisiran yah?" tuduh Della yang melihat rambut Disha terlihat tak rapih seperti biasanya.

"Enak aja nuduh-nuduh. Disha sisiran kok"

"Tapi kok berantakan?"

"Hhhmm.. Emang iya?" Della mengangguk cepat. Disha kemudian melepas ikatan rambutnya dan mengulang untuk mengikat rambutnya dengan lebih rapih dari sebelumnya. "Mungkin karena tadi buru-buru ke lapangan makanya Disha ikat asal aja"

"Gimana? Udah lebih baikan kan?" tanyanya pada Della yang kembali mengangguk namun pelan.

"Disha ke sana yuk, banyak cogan nya tuh" tarik Della semangat.

"Apaan sih, Della genit deh" namun tubuhnya tetap mengikuti langkah Della yang menuju ke tengah lapangan.

"Nggakpapa tau Dish genit sama cogan, nggak bakalan rugi" canda Della membuat Disha tertawa ngakak, heran melihat tingkah temannya yang ajaib itu.

Della tampak mengeluarkan smartphone dari saku celananya kemudian tanpa segan-segan merekam segerombolan cogan yang berada tidak jauh didepannya dan memasukkannya ke dalam snapgram pribadinya.

Disha hanya menggeleng-geleng kepala, tidak menyangka bahwa temannya yang kadang terkesan kalem dan anggun itu sekarang sedang melakukan tindakan yang sangat berani, baginya.

Bukannya itu termasuk salah satu tindakan kriminal yah? Mengambil gambar tanpa sepengetahuan dari orang itu.

Namun ternyata bukan hanya Della saja yang bertingkah seperti itu, hampir dari semua siswi yang berada di kelasnya juga melakukan hal yang sama seperti Della tadi, seakan-akan itu adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi. Atau sebuah mainan langkah yang hanya ada pada waktu-waktu tertentu saja, jadi akan rugi besar jika tidak mengoleksinya.

Jujur, Disha juga merupakan tipe orang yang matanya akan berbinar-binar jika melihat cogan namun dia belum cukup berani jika harus mengganggu privasi orang lain. Dia merasa sudah puas hanya dengan mengabadikan kaum adam ciptaan Tuhan yang sempurna itu dengan kedua matanya tanpa harus menggunakan teknologi, Disha suka yang bersifat alami.

Tidak jauh dari tempat Disha berdiri, tampak Naufal bergerak risih dan memalingkan tatapannya ketika para kaum hawa mengepungnya dengan tatapan kagum. Bahkan laki-laki itu sampai harus memansang earphone ditelinganya agar indera pendengarannya tidak lagi mendengarkan teriakan-teriakan histeris dari para siswi disekitarnya.

"Disha baru tau kalo Naufal itu ansos yah" Disha berkomentar sambil menatap lurus kearah Naufal yang seperti biasa memasang sikap dinginnya.

Disha yang sedari tadi tidak melepaskan tatapannya pada Naufal membuat mereka akhirnya jadi bertemu pandang ketika laki-laki itu memalingkan wajah kearahnya. Disha yang merasa kejadian itu terjadi begitu tiba-tiba terlihat salting sambil terbatuk-batuk.

"Dish aku tinggal bentar yah, mau ke kelas ambil ikat rambut. Lama-lama gerah juga nih" ujar Della membuatnya mengalihkan pandangan dari tatapan tajam milik Naufal.

"Kamu sih udah tau bakalan senam pagi malah digerai rambutnya, ada-ada aja kamu" oceh Disha sambil geleng-geleng kepala membuat Della hanya terkekeh kemudian berlalu meninggalkan dia seorang diri ditengah gerombolan banyak orang.

Disha yang sibuk melakukan pemanasan sebelum gerakan senam dimulai tidak menyadari kalau Naufal tengah melangkah menyusuri lapangan dengan santai dan berhenti tepat disampingnya. Karena terlalu bersemangat, tangan kanan Disha yang sedang melakukan gerakan memutar tidak sengaja mengenai lengan seseorang disampingnya itu yang tidak lain adalah Naufal.

Disha yang berniat ingin meminta maaf tampakterkejut ketika melihat penampakan dari Naufal, si pemilik wajah tampan namunmemiliki tatapan yang begitu membunuh. Tapi itulah ciri khas dari diri Naufalyang mampu membuat kaum sejenisnya merasa iri dan membuat histeris lawan jenisnya.Yah...mungkin termasuk dirinya juga. Walaupun masih dibatas wajar sih, hanya sekedar mengagumi makhluk ciptaan Tuhanitu yang sayang jika dimubazirkan.


###

Don't forget guys untuk like, komen, dan juga sarannya yah :)

Thanks and see u in part 10-2

A Faith, Promise and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang