(1) : Pertemuan

116 9 0
                                    

Setiap hari adalah awal.
Awal untuk kebahagian atau awal untuk kesedihan, tergantung bagimana cara kita mengambil keputusan untuk memulai.
_________________________

Siang ini Nitha sangat bersemangat untuk pergi ke suatu tempat. Seorang Dokter dari rumah sakit menelponnya.

"Mbak.. Nitha pergi dulu ya !!" Pamit Nitha sambil meminum susu dengan cepat.

"Obat nya udah di minum ?" Sahut mbak Mia, asisten rumah tangga keluarga Nitha.

"Udah Mbak" balas Nitha

"Eh tunggu dulu" cegah mbak Mia, untung saja Nitha belum sampai keluar rumahnya dan masih mendengar suara mbak Mia.

"Kenapa mbak ?" Tanya Nitha

"Non Nitha mau kemana ? Nanti kalau tuan dan nyonya tanya, saya harus bilang apa ?"

"Bilang aja aku lagi di Rumah Sakit, makasih sebelumnya" ucap Nitha kemudian berbalik menuju gerbang rumahnya

"Loh non Nitha naik apa ?" Baru saja Nitha melangkahkan kakinya, namun harus tercegah lagi oleh mbak Mia.

"Naik ojek online aja mbak, Nitha lagi buru-buru nih mbak, aku pergi dulu"

"Buru-buru kenapa ?"

"Dokter Hans tadi telpon aku, katanya harus ke Rumah Sakit sekarang"

"Emangnya ada apa non ?" Tanya mbak Mia lagi

"Nanti aja Nitha ceritanya, sekarang Nitha mau ke Rumah Sakit, ojek onlinenya juga udah tungguin Nitha di luar"

"Oh iya-iya, maaf mbak gak tau"

"Yah mbak"

"Hati-hati di jalan yah"

"Iya mbak, Nitha pergi dulu"

Setelah berpamitan Nitha langsung menaiki ojek online yang sudah menunggunya sedari tadi.

*********

Dengan tergesa-gesa dan senyum yang terukir di wajah Nitha, ia menyusuri koridor rumah sakit. Setelah lima tahun menunggu akhirnya seseorang yang menjadi alasannya masih ada di dunia ini menunjukan tanda-tanda kesadaran.

"BRUK!!"

Karena terburu-buru, Nitha bertubrukan dengan seseorang. Orang itu duduk di kursi roda dengan luka lebam yang penuh di wajahnya, Nitha berpikir bahwa orang itu pasti habis berkelahi, namun tidak berlarut dengan pemikirannya itu, Nitha langsung membantu orang itu untuk bangun dan duduk di kursi rodanya kembali karena posisi prang itu yang tadi nya tersungkur.

"Tangan gue.. Gila ada yah orang maraton di Rumah Sakit" ucap nya sambil mengelus-elus tangan yang menjadi tumpuannya saat ia tersungkur tadi.

"Maaf, saya nggak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf, saya lagi buru-buru" sambil membantu orang itu bangun, Nitha mencoba meminta maaf kepada laki-laki didepannya namun dengan cepat ditepis oleh laki-laki itu.

"Udah, gak perlu.. gue bisa sendiri" ucap laki-laki itu yang terdengar kasar menurut Nitha

"Sekali lagi saya minta maaf, karena kecerobohan saya, anda jadi kesakitan seperti ini" Nitha sudah tertunduk karena merasa sangat bersalah.

"Udahlah, formal amat lo. Kaki lo tuh gak apa-apa ?" Tanya laki-laki itu yang membuat Nitha sedikit terkejut karena selain nada bicaranya yang berubah, ia juga menanyakan keadaan kaki Nitha yang bahkan Nitha saja tidak menyadari bahwa kakinya juga tertubruk kursi roda.

"Mmm, oh ini, nggak. Maaf karena saya.." jawab Nitha namun sebelum melanjutkan perkataannya, laki-laki iti terlebih dahulu memotong kata-katanya

"Sstt!! udah.. dari tadi maaf mulu, bosan tau gue dengernya, dari pada lo ngerasa bersalah terus, mending lo bantuin gue kembali ke kamar"

It's About HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang