Sudah dua puluh menit Nitha sampai di rumahnya. Seperti halnya kemarin, hari ini Nitha baru saja kembali dari rumah sakit. Melihat rumahnya, sepi. Yah, itu yang selalu Nitha rasakan. Tidak ada kehangatan keluarga yang melengkapi rumah ini.
Dan di sinilah Nitha berada, di kamarnya. Nitha masih teringat perkataan Dokter Hans, di tambah lagi Theo yang awalnya tenang namun tiba-tiba saja berteriak-teriak tidak jelas. Nitha bisa melihat ketakutan dari mata adik nya. Nitha mengerti apa yang di rasakan Theo, Theo mengalami tidur panjang setelah kejadian yang tidak mengenakan itu tentu membawa trauma pada nya.
Nitha berpikir apa yang harus dilakukan ?
Dering handphone Nitha terdengar, tertera nama Vian di sana.
"Halo ?"
"Ya- ada apa ?"
"Lo di mana ? Gue di depan rumah lo nih"
"Apa ?" Nitha terkejut pasalnya tidak ada yang memberitahukan bahwa Vian akan datang kerumahnya bahkan teman-temannya
"Gue di depan rumah lo !" Jelas Vian kembali
"Ngapain ?"
"Jemput lo, hari ini kita mau nyelesain tugas !"
Nitha menepuk pelan kepalanya, bagaimana bisa ia sampai lupa, ah mungkin saja ini karena Nitha terpikir akan keadaan adiknya
"Nit ? Halo ?"
"Eh iya, tunggu bentar yah gue siap-siap dulu"
"Ok"
Tidak butuh waktu lama, Nitha akhirnya selesai bersiap-siap dan bergegas pergi. Yah-- Nitha bukan tipe cewek yang akan berdandan dengan segala macam bentuk alat rias saat akan pergi. Hanya bedak biasa, itu pun bedak bayi. Bagaimana ? Sempurna bukan ? Bedak tipis, rambut yang di ikat seperti biasa, celana jeans hitam di tambah Hoodie berwarna navi.
Nitha sudah berpamitan kepada mbak Mia.
"Maaf yah lama" ucap Nitha saat sampai di depan gerbang rumahnya
"Udah, gak papa" Vian langsung memberikan Nitha helm
Nitha meruntuki dirinya sendiri, mengapa dia tidak bisa memakai helm ini dengan benar.
"Kenapa ?" Tanya Vian
"Gak bisa?" Tanya-nya sekali lagi
"Bisa kok bisa" jawab Nitha dengan cepat
"Udah lah, sini !. Katanya bisa" Vian menarik lembut tangan Nitha untuk mendekat.
Deg deg deg
Nitha berharap detak jantungnya tidak terdengar oleh Vian. Nitha bahkan berusaha menahan napasnya saat ini. Posisi mereka begitu dekat. Gugup ? Tentu saja. Bayangkan kalian mendapatkan perhatian dari seseorang yang kalian sukai. Oh ini seperti obat bagi Nitha yang beberapa hari ini merasa kelelahan.
"Nah udah kan" ucap Vian kemudian tersenyum singkat
"Makasih" ucap Nitha datar. Yang benar saja, saat ini Nitha sedang berteriak dalam hatinya. Teriak kegirangan tentunya.
"Yuk" Nitha langsung naik ke motor Vian. Mereka berlalu.
*********
Di rumah Divia ...."Slamat siang" ucap Nitha dan Vian bersamaan.
Nitha melihat Divia dan Lala yang tengah mengecek alat dan bahan praktek mereka.
"Lama banget sih kalian" celetuk Divia yang menyadari kedatangan Vian dan Nitha
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Hope
Teen FictionNitha Kaesha Dylis adalah seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Nitha merasa dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang sebenarnya. Banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, menyebabkan dirinya berubah. Dan dia merindukan kehidupannya...