(10) : Hai Theo !!

36 5 0
                                    

Nitha mengernyitkan alisnya, tidak biasanya Dokter Hans menelponnya hingga beberapa kali seperti ini.

Nitha bangun dari tempat tidurnya berniat ke kamar mandi, membasuh dirinya agar terlihat lebih segar setelah menangis semalam membuat mata Nitha terlihat bengkak.

Tidak membutuhkan waktu lama, Nitha sudah selesai bersiap-siap termasuk berpakaian dan berniat untuk pergi ke rumah sakit.

Dering telpon genggam Nitha berbunyi menampilkan sebuah panggilan dari Dokter Hans. Nitha langsung bergegas mengangkatnya.

"Slamat pagi Dok ! Ada apa ya Dokter menelpon saya ?" Tanya Nitha

"Saya langsung saja ke intinya, Theo sudah sadar dan sekarang dia mencari kakaknya"

Nitha terdiam. Theo sudah sadar, apa itu benar atau Nitha salah dengar ?

"Theo sadar dok ?"

"Iya, saya harap anda bisa datang saat ini juga. Sekalian ada hal penting yang ingin saya bicarakan. "

" Baik Dok. Trimakasih, saya akan segera kesana !"

Nitha menutup telponnya, dan bergegas menghampiri mbak Mia untuk memberitahukan kabar bahagia ini.

"Hati-hati non !" Ucap mbak Mia yang melihat Nitha turun dari tangga dengan cepat

"Mbak, mbak,  Theo mbak, Theo " Ucap Nitha antusias bahkan air mata harunya terlihat jelas

"Aduh non tenang dulu. Theo-nya kenapa ? "

"Theo udah sadar mbak"

"Yang bener ?"

"Iya mbak, barusan dokter nelpon, katanya Theo udah sadar dan sekarang Nitha disuruh ke sana. Mbak mau ikut ?"

"Mbak ikut senang mendengarnya. Tapi mbak mau siap-siap dulu yah"

"Iya, yang cepet yah mbak"

"Iya non"

*********

"Dokter ? Bagaimana keadaannya ?" Tanya Nitha pada salah satu dokter yang baru saja keluar dari ruang Theo dirawat

"Tenang, adik anda sedang di periksa oleh Dokter Hans di dalam. Oh iya - Selamat, setelah beberapa tahun koma, adik anda akhirnya sadar. Ini adalah suatu keajaiban"

"Oh iya, Trimakasih Dok"

"Kalau begitu, saya permisi"

Nitha membalasnya dengan anggukan.

Tak lama kemudian dokter Hans beserta beberapa suster keluar dari ruang Theo di rawat.

"Dok adik saya gimana ?"

"Boleh ikut saya sebentar?" Nitha mengangguk dan mengikuti Dokter Hans

"Mbak tunggu di sini sebentar yah!" Ucap Nitha

*********
"Bagaimana Dok ?" Tanya Nitha

Nitha sedang berada di ruangan  dokter Hans sekarang. Salah satu dokter ahli terbaik di kota ini

"Ada dua hal. Yang baik dan buruk. Anda mau mendengar yang mana dahulu ?"

"Terserah dokter saja"

"Baik. Berita baiknya. Theo sudah sadar dari koma panjangnya, dan itu tidak akan terjadi lagi, sekarang dia masih dalam tahap untuk beradaptasi lagi, tubuh nya terlalu lama tidak di gerakkan oleh karena itu dia masih dalam masa pemulihan sekarang"

"Lalu berita buruknya ?"

"Mengenai penyakitnya, sel-sel penyakit itu sudah menyebar luas dan  sangat ganas. Dari segi pandangan medis, harapan hidup Theo tidak lama lagi. Semoga saja kedepannya tidak ada hal buruk yang terjadi"

"Lalu apa yang harus saya lakukan dok ?"

"Sebisa mungkin anda dan keluarga menjaganya jangan sampai Theo merasa tertekan karena itu hanya akan memperburuk keadaannya. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Theo."

"Baik dok, trimakasih. Kalau begitu saya permisi"

********
"Gimana non ? Dokter bilang apa ?"
Tanya mbak Mia saat Nitha baru saja sampai

"Dokter bilang, Theo masih dalam tahap pemulihan dan dua gak boleh tetlalu lelah" jelas Nitha

********
Nitha sudah berada di dalam ruang rawat Theo. Theo sedang terlelap, Nitha memperhatikannya dengan seksama dan dengan sedikit lamunan.

"Mengenai penyakitnya, sel-sel penyakit itu sudah menyebar luas dan  sangat ganas. Dari segi pandangan medis, harapan hidup Theo tidak lama lagi. Semoga saja kedepannya tidak ada hal buruk yang terjadi"

Kata-kata Dokter Hans masih terngiang di kepalanya. Hingga Nitha merasakan pergerakan Theo.

"K-k-ak-kak" dengan suara serak, namun itu suara yang dangat di rindukan Nitha. Adiknya memanggil dirinya setelah sekian lama.

"Dek, iya ini kakak" air mata Nitha mengalir, Nitha tidak tau air mata apa itu, di sisi lain dian senang adiknya akhirnya sadar namun di sisi lainnya dia sedih karena memikirkan bagaimana keadaan adiknya setelah ini ? Apa yang akan di rasakan Theo jika tau selama ini keluarga mereka tidak sehangat dulu ? Begitu banyak pertanyaan di kepala Nitha  saat ini tapi ia tetap memaksakan diri untuk tersenyum

"Mbak sini mbak" panggil Nitha pada mbak Mia yang berdiri di kejauhan

"Hai den Theo" ucap mbak Mia

"M-M-Mbak Mi-ia" mbak Mia tersenyum haru, Theo mengingatnya

Setelah itu mereka sedikit berbincang-bincang. Lebih tepatnya Nitha dan mbak Mia. Theo belum bisa banyak berbicara.

Theo masih di rawat di rumah sakit dan belum diperbolehkan pulang.

Nitha pamit kepada Theo dan berbanji akan kembali.

{To be continued}•

👧______________________________👧

It's About HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang