(16) : Sedikit Kejujuran dan arti sahabat

35 4 5
                                    

Nitha dan Lala mengikuti langkah mamanya Divia.

Nitha sedikit was-was. Pasalnya. Ternyata rumah sakit yang mereka tuju adalah rumah sakit dimana Theo adik Nitha di rawat.

Baru saja mereka akan masuk ke salah satu ruang rawat VIP. Nitha di kejutkan dengan suara yang tidak asing di telinganya

"Nitha ! Kebetulan sekali, saya perlu berbicara denganmu sebentar, ini tentang Theo" ucap Dokter Hans.
Nitha menutup matanya, apa yang tidak diharapkannya terjadi.

Nitha  melirik sekilas kesebelahnya, Lala menatap  Nitha dengan penuh tanya. Sedangkan mamanya Divia sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan.

"Theo ? Theo siapa ?" Tanya Lala

"Mm--"

"Nitha jawab" seru Lala lagi yang kesal Nitha tidak menjawabnya. Sedangkan Nitha sendiri bingung harus bagaimana, mungkin memang ini saatnya dia harus bercerita pada Lala dan Divia. Tapi Nitha masih ragu dan takut.

"Eh kalau begitu Nitha selesaikan dulu urusanmu di sini lalu keruangan saya" ujar Dokter Hans memecahkan suasana yang sedikit tegang

"Enggak dok, saya ikut" cegah Nitha segera

"La, gue bakal jawab apapun yang bakal lo tanya setelah ini. Tapi gue harus pergi sekarang. Tunggu gue di taman rumah sakit. Gue janji" ucap Nitha pada Lala. Lala terlihat berpikir sejenak

"Oke" balas Lala. Nitha bersyukur Lala mau mendengarkannya

"Oh iya, bilangin sama Divia gue ada urusan bentar gue balik"

"Tapi jangan lama"

"Iya gak"

********
"Bagaimana dok ?" Tanya Nitha

"Seperti yang sudah saya beritahukan, Theo sudah berkali-kali meminta untuk pulang. Tapi kami mencegahnya. Theo masih harus di rawat dengan intensif" Jawab dokter Hans.

Ya--Nitha sudah mengetahui hal ini sebelumnya, karena meskipun Nitha tidak pergi ke rumah sakit,  tapi ia tetap memantau adiknya lewat dokter Hans.

Nitha bersyukur adiknya sudah mulai lancar berkomunikasi kembali setelah mengalami koma yang cukup lama.

"Dan kali ini, dia sering bertanya tentang orang tua kalian yang tidak pernah menemuinya sejak dia terbangun dari koma. Theo ingin bertemu orang tua kalian. Setelah mengetahui penyakitnya, dia memang jadi sering seperti itu"

"Dokter memberitahu Theo ? Kenapa ? Bukannya itu akan membuat dia semakin banyak pikiran dan akan berdampak buruk bagi kesehatannya juga" Tanya Nitha tidak habis pikir. Dia hanya tidak ingin adiknya bertambah parah

"Saya terpaksa memberitahukan hal itu. Saat itu saya sedang berbicara dengan salah satu perawat mengenai pengobatan Theo selanjutnya dan ternyata Theo mendengarnya. Theo mengancam tidak akan menerima obat dalam bentuk apapun jika saya tidak memberitahukan apa yang terjadi tapi dia berjanji akan mengikuti saran dokter dan tidak akan menolak pengobatan yang diberikan padanya. Dia berjanji akan berusaha untuk kesembuhannya meski peluangnya sangat sedikit " jelas dokter Hans

"Theo !" Nitha mengusap kasar wajahnya

"Tapi bagaimana dok ? Dokter kan tau sendiri bagaimana orang tua saya. Saat ini saja mereka sedang di luar kota. Bahkan saya sudah meminta kepada mereka berulang kali untuk melihat Theo tapi nihil mereka sama sekali tidak bergeming. Saya juga sadar yang Theo butuhkan saat ini adalah keluarganya dan bukan hanya semata uang untuk pengobatannya" ucap Nitha dengan nada sedih. Nitha berusaha agar tidak menangis.

"Ya saya paham itu" ucap  Dokter Hans yang sudah bingung juga jika menyangkut keluarga Nitha. Dokter Hans tau orang tua Nitha yang selalu saja sibuk bahkan untuk menyempatkan waktu menjenguk anak mereka yang sakit saja tidak bisa.

It's About HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang