"Vino cepetan ih !" Teriak Nitha yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Vino di belakangnya yang sedang menenteng beberapa ikat kayu bakar.
"Lo gak liat gue bawa apa ? Berat nih" Sungut Vino
Nitha berbalik kembali "Ishh ! Udah kasih gue yang paling berat"
"Gaya lo!" Cebik Vino
"Udah siniin!" Pinta Nitha menyodorkan tangannya. Vino bukannya memberikan kayu bakar malah memberi tangannya.
Nitha terkejut.
"Tangan gue sakit !" Ucap Vino yang mengerti tatapan Nitha.
"Malah kalau kayak gini tangan lo yang satunya yang bakal sakit. !"
"Gak bakal, obat gue udah ada!" Balas Vino sambil menatap lekat Nitha.
Nitha memalingkan wajahnya.
"Kebiasaan !" Baru saja Nitha ingin melepaskan tautan tangan mereka. Vino langsung mengeratkannya kembali.
"Jangan di lepas !" Titah Vino membuat Nitha berdecak
"Muka lo biasa aja ! Ayok!" Vino langsung menarin Nitha dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kananya memegang dua ikat kayu bakar yang mereka kumpulkan malam ini.
Malam ini merupakan malam terakhir mereka di tempat itu. Karena esoknya mereka harus kembali.
"Lo pikir gue kambing pake di tarik-tarik" celetuk Nitha kesal namun tetap mengikut langkah Vino
"Iya Emang!" Balas Vino
"Ah Vino bangke!" Nitha sedikit memukul lengan Vino namun tidak berefek sama sekali.
Nitha memalingkan wajahnya ke sisi lain. Sampai dia melihat Vian yang tengah mengatur teman-temannya di bagian tempat konsumsi.
"Vin ! Vin !"
"Mm!" Gumam Vino
Nitha dengan mata berbinarnya "Itu Vian!" Vino mengikuti arah pandang Nitha. Hufft !! dasar kunyuk ganggu aja. Batin Vino
"Yaudah samperin aja gih!" Ujar Vino
"Yang bener ? Terus lo gimana ?"
"Gak papa!" Balasnya sambil tersenyum
Nitha mengangguk kemudian meninggalkan Vino.
"Hati-hati !" Ucap Vinomungkin sudah tidak terdengar.
Vino sebenarnya tidak mau Nitha pergi. Namun setelah melihat Nitha yang sangat senang, tidak mungkin bagi Vino untuk berkata tidak. Apalagi setelah mendengar cerita Nitha bahwa dia sudah lama menyukai Vian namun hanya tetap diam dan Vino ingin Nitha berjuang, lagi pula Vian dan Lita juga belum pasti apakah mereka benar-benar berpacaran atau tidak.
Dan satu hal lagi, Vino hanya ingin melihat orang yang di cintainya bahagia itu saja.Yah itulah faktanya, Vino memiliki perasaan yang lebih pada Nitha.
Sejak kedua kalinya mereka bertemu. Kenapa yang kedua ?
Karena pada awal pertemuan mereka, Vino hanya mereka Nitha adalah seseorang yang menarik.
Dan untuk yang kedua kalinya, entahlah Vino bahkan sulit menjelaskan bagaimana perasaannya
Namun yang pasti, Vino merasa mereka akan selalu bertemu.Dan ternyata benar, mereka selalu di pertemukan kembali. Dan pertemuan mereka ternyata membawa hal-hal lain terungkap.
Apakah masih ada tersembunyi lainnya ?
Tentu saja.
Waktu yang akan menjawabnya.
"Via-- Awww!" Pekik Nitha. Ia tersandung ranting-ranting pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Hope
Fiksi RemajaNitha Kaesha Dylis adalah seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Nitha merasa dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang sebenarnya. Banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, menyebabkan dirinya berubah. Dan dia merindukan kehidupannya...