"Nitha, lagi ngapain lo ?"Dengan sedikit terkejut, Nitha langsung menghapus air matanya meskipun ia tau itu tidak akan menghilangkan bengkak dimatanya
"Eh Vian !! gak kok, cuma pengen nikmatin angin disini aja, lo ?"
"Oh, sama"
Tidak ada pembicaraan diantara mereka setelah itu, masing-masing sibuk menikmati angin yang bertiup..
"Lo habis nangis yah?" Tanya Vian
"Ya, sedikit"
"Sedikit kok bikin bengkak gitu"
"Iya, maksudnya sedikit-dikit ngalir mulu" ucap Nitha membuat Vian terkekeh
"Jangan buat air mata lo ngalir terus untuk hal yang sedih, gak baik, ntar kalo lo bahagia, air mata bahagia lo gak keluar lagi" ujar Vian. Nitha kemudian tersenyum kearahnya
"Gak kok, gue pastiin stok nya masih banyak" kata Nitha
"Nah gitu dong"
"Eh selamat yah"
"Selamat buat apa ?"
"Ya kemenangan lo tadi pas nyetak gol"
"Oh yang itu, iya makasih" ucap Vian dibalas dengan anggukkan.
Keduanya kemudian kembali lagi menikmati angin yang bertiup dari rooftop sekolah.
"Yan, ada nyariin lo tuh!" Teriak Dani
"Siapa ?" Tanya Vian
"Biasa" jawab Dani sambil memberikan kode
"Tha, gue balik duluan kekelas yah"
"Iya makasih yah"
"Oke"
Nitha bisa melihat Vian yang sangat bersemangat dari senyum yang terus mengambang diwajahnya saat pergi.
Tak lama kemudian Lala dan Divia datang menghampiri Nitha dengan napas yang tidak beraturan sebab habis menaiki tangga.
"Ternyata lo di sini huhh haahh huuh!!" Ujar Divia
"Iya udah kita cariin juga malah di sini nih anak" sambung Lala yang juga sedang mengatur napasnya
"Kalian kenapa ?" Tanya Nitha
"Eh malah di tanya, nih kita lagi capek nyariin lo Rohaye anak nya Juminten cucuk nya Jamile !!! Kita kesini masih pake kaki yah belum pake sayap buat naikin tuh tangga. Heran gue sama nih sekolah, pasti visi misinya mau ke bulan, makannya dibuat sampe bertingkat-tingkat gini, malah gak di sediain helikopter lagi buat naik ke atas sini " celetuk Divia
"Emang ni sekolah punya bapak lo?" Sahut Lala
"Udah nih" sambil sedikit tertawa, Nitha menyerahkan potongan kardus yang tidak jauh dari tempat mereka dan memberikannya pada Divia dan Lala untuk dijadikan sebagai kipas.
"Nah gini kek dari tadi! Huh" ujar Divia
"Kalian ngapain kesini ?" Tanya Nitha
"Kita nyariin Lo, eh ternyata lo disini. Sekalian mau minta maaf udah ngungkit tentang..." Jawab Lala namun tidak sempat dilanjutkannya
"udah gak usah di ungkit lagi" kata Nitha dan kedua temannya mengiyakannya "Kita ke kelas aja yuk" lanjut Nitha"Yahh bentar lagi dong, gue masih capek nih" sahut Divia yang masih sementara mengipas-ngipaskan potongan kardus di wajahnya.
"Iya Tha" timpal Lala
"Oke deh" ucap Nitha kemudian ikut duduk di depan Lala dan Divia.
"Oh iya Tha, tadi Vian ngapain disini ? Atau kalian udah pacaran diam-diam yah" Tanya Divia dengan tatapan menyelidik
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Hope
Teen FictionNitha Kaesha Dylis adalah seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Nitha merasa dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang sebenarnya. Banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, menyebabkan dirinya berubah. Dan dia merindukan kehidupannya...