(21) : Pencarian

21 2 0
                                    

"Kan apa kata gue !" Ujar Divia

"Hooh !" Balas Lala mengiyakan ucapan Divia mengenai mereka yang di berikan sehari lagi untuk sekedar berkemah.

"Lo gak kedinginan Div ?" Tanya Nitha

"Gak, jaket udah tebel banget kayak gini !" Balas Divia

"Eh kalian lapar gak ? Gue laper nih!" Ujar Divia

"Gue gak sih"

"Sama" timpal Nitha

"Gabung sama anak-anak lain yuk" ajak Lala ke teman-temannya

"Gak, mendingan kita tungguin Vian" ucap Nitha

"Masih juga lo sempetin Nit." Celetuk Lala

"Kan kata dia mau selesain tugas kita. Yah biar punya kita cepet selesai dan besok kita tinggal nyantai" balas Nitha

"Alasan lo!"

"Eh tapi tuh kertas data hasil praktek kita mana ?" Tanya Lala

"Oh iya, tadi dibawa Vian. Kayaknya dia mau tanya ke pak Sudir sama bu Ati apa data yang kita punya udah bener atau belum" kata Divia sambil memainkan ponselnya Nitha dan Lala berohria

Hampir berjam-jam Nitha dan teman-temannya menunggu Vian namun dia tak kunjung datang. Ditelfon berkali-kali pun tak di angkat.

"Eh bangke juga tuh anak !" Kesal Divia

"Sabar Div" ujar Lala

"Vian kok gak balik-balik sih!" Nitha mulai cemas. Pasalnya keadaan sudah mulai sepi. Siswa-siswi lain yang tadinya tengah berada di sekitar api unggun satu persatu masuk ke tenda masing-masing dan menyisakan beberapa orang yang berjaga di depan tenda.

"Telpon lagi!" Ucap Lala

"Udah tapi gak aktif!" Balas Nitha kembali panik

"Kebiasaan tuh orang bikin kesel! Awas aja kalau dia balik. Udah nyuruh nunggu lama. Dia pikir nunggu itu gak capek apa ? " Celetuk Divia kesal

"Dika ! Dik ?" Panggil Lala pada sekertaris OSIS mereka yang tengah mengecek tenda

"Kenapa ?" Tanya Dika

"Lo liat Vian gak ?"

"Vian ? Tadi sih gue liat dia balik ke bus OSIS. Eh iya ini punya kelompok kalian kan ?" Tanya Dika

Divia mengambil kertas yang mereka perlukan sejak tadi. "Dapat dimana lo ?" Tanya Lala

"Di jalan situ tuh!"

"Wah kebangetan si Vian. Gak ada tanggung jawabnya!" Divia kali ini sudah berapi-api

"Vian ngapain ke sana ?" Tanya Nitha

"Gak tau. Yaudah gue mo pergi dulu!" Pamit Dika

"Oke makasih" ucap Lala.

"Ayo!" Seru Divia

"Kemana ?" Tanya Nitha

"Labrak Vian. Bangke di atas bangke tuh manusia. Isi kepala gue bukan otak, udah api nih ! buru!" Jawab Divia sudah berdiri dan mengeratkan jaket tebalnya. Nitha dan Lala bahkan tidak bisa berkutik.

Mereka kemudian pergi.
Nitha dan Lala tidak ada habis-habisnya menyuruh Divia untuk bersabar dan kalau bisa dia berhenti bicara dulu sebentar karena sepanjang perjalanan mereka, Divia mengoceh terus menerus tanpa takut membangunkan orang lain yang tengah tertidur.

It's About HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang