(9) : Tears-2

34 5 2
                                    

"Kamu adalah penyebab dari semua ini" lanjut mama Nitha
"Kamu penyebab kakak kamu sendiri meninggal" Nitha mencoba menutup telinganya untuk tidak mendengar kata-kata itu.

"Kamu pembunuh !!" Hardik mama Nitha

"Tolong cukup mah. Hentikan !! Hentikan !! Nitha bukan pembunuh ! Nitha juga korban mah" Nitha begitu memohon kepada mamanya dengan tangisannya yang semakin menjadi itu

"Apa ? mama ?"

*PLAKK*

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi Nitha yang membuat Nitha tersungkur di sebelah meja rias mamanya.

"Non !!" Teriak mbak Mia dan langsung masuk ke kamar mama Nitha karena memang pintunya tidak terkunci dan saat Nitha masuk tadi, Nitha tidak menutupnya kembali.
Nitha memegang pipinya yang sakit sambil menangis.

Papa Nitha pun yang mendengar teriakan mbak Mia langsung berlari masuk ke rumah.

"Ada apa ini ?" Tanya papa Nitha namun tidak ada yang menggubris

"Sudah berulang kali saya katakan, saya bukan mama kamu dan kamu ataupun Theo bukan anak saya ! Anak saya hanya Thany yang meninggal karena kamu" Mama Nitha terus-terusan menuduh Nitha yang sekarang berada di pelukan mbak Mia yang ikut menangis juga

"Cukup mah ! Cukup !" Nitha merasa tidak tahan dengan semua in

"Kamu pembunuh, ingat itu ! Kamu pembunuh Nitha !"

"Cukup mah !!" Bentak Nitha

"Nitha !!! " kali ini papa Nitha malah membentak Nitha dengan tangannya yang bersiap untuk menampar Nitha namun tertahan

"Pah !" Nitha menatap papanya dengan tatapan tidak percaya. Papanya baru saja membentak dirinya.

"Kalian masih orang tua Nitha kan ? Kenapa Nitha merasa terasingkan sekarang ?" Tanya Nitha, matanya terus mengalirkan air mata

"Kamu masih bertanya lagi ! Kan sudah saya katakan kamu bukan anak saya, anak saya hanya Thany" Balas mama Nitha dengan tegas

"Mah !!" Nitha baru saja akan maju selangkah, namun mbak Mia langsung menariknya

"Tenang non Tenang" ucap mbak Mia di sela tangisnya mencoba menenangkan Nitha. Mbak mia mengerti betul bahwa Nitha sudah tidak bisa menahan apa yang dia rasakan selama ini

"Ngak mbak, Nitha gak bisa nahan ini lagi. Mama selalu memikirkan Kak Thany, sampai-sampai keberadaan Nitha dan Theo seakan-akan gak ada di mata mama" ucap Nitha pada mbak Mia

"Kenapa mah ?" Kali ini Nitha mengalihkan pandangannya kearah mamanya

"Karena kamu adalah dalang dari kematian Thany" hardik mama Nitha

"Mah itu semua gak di sengaja. Nitha kan sudah pernah memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi bahwa saat itu kak Thany yang berniat mencelakakan Nitha dan Theo"

"Berani sekali kamu menyalahkan Thany yah" *Plakkk* sebuah tamparan sekali lagi mengenai Nitha

"Tampar terus Nitha mah, tampar !! Kalau perlu bunuh aja Nitha sekarang kalau itu semua bisa menghapus amarah mama ke Nitha. Kenapa mah ? Kenapa mama diam sekarang ?" Nitha sudah tidak bisa mengontrol amarahnya bahkan sakit nya ditampar tidak sebanding dengan sakit dihatinya yang sekarang dia rasakan

"Pah, kenapa papa juga diam ? Bukannya tadi papa mau nampar Nitha juga !. Kenapa ? Nitha sekarang seperti gak kenal sama orang tua Nitha sendiri" Ucap Nitha tanpa henti bersamaan dengan tangisannya yang semakin menjadi

"Papa selalu bilang kalau Nitha punya masalah Nitha berhak cerita ke papa karena papa mau dengerin Nitha. Tapi apa ? Setiap Nitha mau cerita papa selalu sibuk begitu pun dengan mama yang bahkan melihat wajah Nitha saja tidak mau. Nitha sampai berpikir Nitha ini anak siapa ?"

It's About HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang