Prolog

16.8K 616 28
                                    

Gadis berambut hitam itu memainkan ponselnya disaat kedua orang tuanya sedang menasihatinya. Ayah dari gadis itu menahan emosinya karena putrinya cuh pada dirinya.

"Sarada, kamu akan masuk sekolah formal" ujar sang ayah begitu saja, mengambil keputusan sebelah pihak

"what, masuk sekolah formal? Sarada menolak, males banget" teriak Sarada dan menyimpan kedua tangannya didepan dada juga bibir yang mengerucut sebagai bentuk penolakan.

"Sarada kamu juga perlu bergaul, lagi pula sekolah formal itu tidak buruk" bujuk sang ibu, Uchiha Sakura tapi tetap saja Sarada tidak terbujuk gadis itu malah memutar kedua bola matanya tidak tertarik dengan pembicaraan ini, menurut Sarada untuk apa dirinya sekolah formal kehidupannya juga sudah bahagia dan dirinya tidak perlu teman.

"baiklah jika kau tidak mau sekolah formal, papa melarangmu untuk mengendors barang, melakukan pemotretan dan tawaran lainya dari media, papa juga akan mempadatkan jadwal home school mu gadis muda" ucap tegas Uchiha Sasuke kepala keluarga dikediaman Uchiha. Ayah dari Uchiha Sarada.

Kata- kata ayahnya tidak membuat Sarada melunak bahkan Sarada semakin marah gadis itu mengepalkan kedua tangannya yang berada dibawah, giginya mengeluarkan suara kriet kriet dan tatapan mata hitamnya  sangat tajam tapi Sasuke tidak peduli dengan ekpresi yang dikeluarkan putri tunggalnya itu.

Sarada semakin geram pada papanya itu, Jika dia menolak untuk masuk kesekolah formal ancaman papanya itu benar- benar akan terjadi karena papanya Sarada tidak pernah main-main dengan ucapannya tapi jika dia menerima untuk masuk ke sekolah formal dirinya akan bertemu dengan orang orang yang tidak penting dan pasti banyak sekali fans yang akan mengikutinya belum lagi guru - guru yang akan memberi tugas yang sulit dan tugas kelompok yang menyebalkan. Sarada benci kerja kelompok.

"tentukan keputusanmu sekarang juga gadis muda" ucap Sasuke tegas

Sarada tidak punya pilihan lain dia harus masuk sekolah formal karena sarada tidak mungkin harus pensiun menjadi selebgram lagi pula hanya dua tahun. Waktu akan berjalan cepat pikir Sarada " erghhh, baiklah kali ini papa menang" jawab Sarada dan langsung meninggalkan kedua orangtuanya yang berdiri di ruang tamu

"Sasuke apa ini tidak apa-apa aku sangat khawatir?" ucap Sakura dengan tangan yang mengepal lemas dihadapan mulutnya

Sasuke melihat ke arah istrinya sekilas lalu merangkul sang istri berusaha meyakinkan kalau ini adalah pilihan yang tepat untuk anak mereka.

" tenang saja sayang, aku lebih khawatir jika putri kita tumbuh menjadi gadis yang egois, dia butuh teman-teman dia tidak bisa hidup sendiri "

"tapi kau tahukan bagaimana sifat putri kita?"

"ya dan keputusan untuk memasukannya ke sekolah formal adalah keputusan  yang tepat, aku juga mendapat laporan dari guru privatnya kalau sarada selalu tidak fokus belajar dan nilai nilainya buruk" ucap Sasuke

"iya dan itu salah kita karena tidak memperhatikan perkembangan anak kita"

"kita belum terlambat, aku yakin putri kita pasti berubah dan dia akan mendapatkan teman teman yang baik" ucap Sasuke dan mengecup puncuk kepala sang istri yang lebih pendek darinya membuat Sakura menjadi yakin dan lebih tenang.

Sarada menutup pintu kamarnya sekaligus dengan sekuat tenaga, ia yakin akan banyak masalah rumit dalam hidupnya setelah masuk sekolah formal.

Brandalan Vs SelebgramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang