part 11

6.1K 378 32
                                    

Sarada tersenyum getir, matanya mulai terasa sakit, hatinya juga sesak alunan music melow yang menemani malam Sarada membuat air bening mengalir dipipinya

satu teteas air itu mengenai foto yang dipegang Sarada

Foto dirinya dengan laki-laki yang pernah membawa cahaya dalam hidupnya namun cahaya itu ternyata adalah petir, bukan untuk menerangi namun untuk melukai

“bodoh ya gue masih nyimpen foto bareng lo” getir Sarada

“kenapa gue gak bisa membenci lo sepenuhnya, kenapa ? gue cuma pengen benci sama lo, tapi kenapa ada rasa lain yang menyatu dengan rasa benci itu”

Tok tok tok

Sarada menghapus air matanya lalu menaruh foto itu pada laci meja belajarnya, Sarada membuka jendela yang ketukannya semakin keras
“Boruto”

Sarada langsung membuka jendela kamarnya membiarkan Boruto masuk
Boruto tersenyum lebar, bajunya basah begitupun rambutnya seluruh badan Boruto basah

“lo ngapaain kesini hujan-hujanan? Terus lewat jendela lagi, kayak maling tahu”

Boruto mengacak-acak rambutnya dengan jemari membuat air-airnya mengenai wajah Sarada
“Boruto, basah tahu” Sarada mengusap wajahnya yang terkena cipratan

“haha sorry”
Sarada mengambil handuk dilemari lalu melemparkan pada Boruto

Boruto langsung mengeringkan badannya lalu menggantungkan handuk itu pada lehernya

Boruto bisa melihat mata Sarada yang memerah, namun Boruto tidak akan bertanya soal mata Sarada tujuannya kesini adalah untuk menghibur Sarada

“Sorry ya tadi gue gak nyelematin lo dari Kawaki” ujar Boruto serius

Sarada hanya tersenyum lalu duduk dikasurnya
“kenapa harus minta maaf, lo kan gak ada kewajiban untuk jagaiin gue”

Degh, ya Sarada benar, dirinya memang hanya teman, tapi kenapa perasaannya sakit, Boruto ingin menjadi orang yang selalu melindungi Sarada menjaga gadis itu dari apapun

Boruto merongoh saku celananya mengeluarkan satu benda kecil lalu melemparkannya pada Sarada dan berhasil Sarada tangkap

Dilihatnya benda itu “gantungan kunci pompom” ujar Sarada

“buat lo, sebagai tanda pertemanan kita” Boruto duduk  bersila dilantai didekat kasur yang kini Sarada duduki

Hadiah ini kecil dan harganya tidak seberapa, tapi Sarada sangat senang mendapatkannya “makasih, Boruto”

Zbressss

hujan malam itu makin deras, Boruto hendak berdiri berniat untuk pulang karena sudah larut malam

“jangan pulang dulu” ucap Sarada, Boruto menaikkan sebelah alisnya

“diluar hujan deras, tunggu dulu sampai hujannya reda"

Akhirnya Boruto memutuskan untuk diam dulu sampai hujan berhenti, tidak ada yang memulai percakpan hanya suara hujan turun yang terdengar

“dia kok gak ngomong-ngomong shanaro
“kenapa jadi hening gini-tebbasa”

Akhirnya Boruto membuka percakapan memecah keheningan

“ Sar gue laper”

Sarada memegangi perutnya sendiri, dirinya juga lapar perutnya bersuara minta diisi
“gue juga lapar, tapi didapur Cuma ada mie instan”

Boruto berdiri dan membuka pintu kamar Sarada” ya udah ayo cacing perut gue udah ngedugem”

Sarada sedikit tertawa kecil lalu mengikuti Boruto menuju dapur

Brandalan Vs SelebgramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang