-13-

3.9K 251 4
                                    

Budayakan Vote dan komen saat membaca cerita seseorang. Bikin cerita gak gampang, jadi tolong dihargai:)

Selamat membaca ❤

-------------------------------------------------------------
Menyakitkan namun membawa kebahagiaan. Seperti dirimu ~Ghirel Sananta

"Bude, ini Afka. Ghirel aku pinjam sebentar yah bude, cuman semalam." ujar Afka dengan wajah tenangnya. Pemuda itu sangat tenang seakan tak takut apapun. Dan hal itu membuat Ghirel semakin menyukainya dan merasa nyaman dengannya. Laki-laki badboy dengan wajah kalem itu benar-benar membuat Ghirel merasa aman kapanpun.


"Ada apa emang?" terdengar nada datar dari seberang sana. Sangat jelas hal ini menandakan bahwa Raila-ibunda Ghirel tidak suka terhadap apa yang ia dengar tadi.

"Afka habis kecelakaan, trus papah gak ada lagi ke Bali. Jadi, Afka suruh Ghirel buat nemenin." ujar Afka dengan percaya diri. Afka menarik pergelangan tangan Ghirel menuntunnya untuk duduk di depannya. Melihat raut wajah khawatir Ghirel, Afka mengelus pipi gadis itu membuat Ghirel tersenyum seketika.

"Maaf yah Afka, tapi bude gak ngebolehin soalnya gak baik cowo cewe berduaan. Jadi tolong Ghirel disuruh pulang. Ntar saya suruh Junco yang jemput!sambungan telepon ditutup oleh Bunda Ghirel membuat Afka tersenyum manis. Ia tahu akan seperti ini hasilnya. Dan Afka merasa senang karena setidaknya, Ghirel bisa tidur nyenyak tanpa perasaan gelisah malam ini.


"Salah sendiri pake nelfon bunda." Ghirel memukul pelan lengan kokoh pemuda didepannya. Afka meringis kesakitan saat Ghirel memukulnya pelan. Sial sekali Afka karena Ghirel memukul tepat di luka paling menyakitkan menurutnya.

"Ish! Sakit Jie!" Afka mengadu kesakitan. Tangannya sudah mengelus perlahan luka itu mencoba merendam rasa perihnya. Wajah Ghirel panik seketika saat melihat Afka yang tersiksa karenanya. Ghirel dengan cekatan meniup perlahan luka itu membuat Afka tersentak kaget dengan perlakuan tiba-tiba yang Ghirel lakukan.

"I love you, Jie." bisik Afka membuat Ghirel merona. Ghirel mengerjapkan matanya menatap Afka yang sudah tersenyum manis  di depannya. Dan sekarang, Afka mengacak rambut Ghirel membuat pipi gadis itu semakin memerah.

"Ekhem! Ngapain sih, pakai telepon bunda ada apa? Sok pahlawan banget." dengus Ghirel berusaha menyembunyikan rasa malunya.

"Kalau di novel biasanya kalau cowok nelpon calon mertuanya, nanti calon mertuanya pasti luluh." cibir Afka sembari mengerucutkan bibirnya.

"Itu cuman ada di novel Afka."

Afka menatap malas Ghirel yang sedang duduk di depannya. Setelahnya, sebuah ide terlintas di otaknya membuat senyuman pemuda itu mengembang kembali. Afka merentangkan kedua tangannya sembari meminta Ghirel memeluknya.

"Jie! Peluk.... " ujar Afka sembari mengerjapkan matanya berkali-kali membuat Ghirel menelan ludahnya menahan gugup. Malu-malu, Ghirel masuk kedalam pelukan Afka dan merasa nyaman disana. Bahkan, rasanya Ghirel ingin tertidur lelap saat ini juga jika saja suara telepon tidak menganggu mereka saat ini.

Afka meraih ponselnya lalu melihat nama Tatiana disana. Ghirel mengenalnya. Tatiana adalah salah satu kekasih Afka. Entah kekasih yang keberapa, yang jelas Tatiana sangat cantik dan nyaris sempurna membuat Ghirel merasa sedikit, cemburu? Kecemburuannya menambah saat Afka mengangkat panggilan telepon itu.

Greentea LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang