-5-

5.9K 375 10
                                    

Budayakan Vote dan komen saat membaca cerita seseorang. Bikin cerita gak gampang, jadi tolong dihargai:)

Selamat membaca ❤

-------------------------------------------------------------

Tolong lihat aku yang sedang memperjuangkanmu, setidaknya hanya 1detik ~Ghirel Sananta.


"Minum!" seru Ghirel penuh penekanan.

Ghirel meletakkan 2 cangkir greentea kesukaannya. Cangkir yang berwarna hitam itu membuat Afka tak mengerti apa yang berada di dalamnya. Melirik pum ia tak ada niatan karena rasa kecewa yang menjalar lada dirinya

"Gue kira lo kenal gue baik." Afka mendengus saat yang tersaji di depannya bukanlah seperti ekspetasi nya.

"Tinggal minum,ribet banget sih banyak ngomong." gerutu Ghirel membuat Afka reflek mencubit pipi Chubbynya. Ghirel meremang lalu menelan kasar ludahnya. Badannya bergetar mendapatkan perlakuan manis dari Afka.

Afka memilih diam dan mulai meminum yang tersaji tadi. Baru saja satu tegukan, lidahnya serasa bengkak dan mulutnya serasa terbakar karena rasa pahit menjalar ke sana kemari. Rasa yang sangat Afka benci kini bersarang di mulutnya. Memenuhinya mulutnya hingga Afka refleks menyemburkannya membuat Ghirel khawatir. Sungguh, yang ada di pikiran Ghirel, Afka sedang banyak pikiran sehingga membutuhkan penenang. Dan yang Ghirel biasa minum saat butuh penenang adalah greentea.

Ghirel panik lalu menghampiri Afka dan menepuk punggung pemuda itu serta memijit tengkuknya perlahan lalu berlari mengambil air putih dan memberikannya.

"Lo, gak papa?" tanya Ghirel dengan mata merah seperti menahan air mata.

"Lo panik banget kayaknya." ujar Afka tanpa menatap Ghirel sedikitpun.

"Lo hampir mati bego! Gimana gue gak panik!" Ghirel hampir terisak. Ia takut Afka akan mengadu sehingga dirinya bisa saja dipecat. Afka melirik sebentar ke arah Ghirel yang sudah menahan air mata menbuat Afka merasa tertegun sejenak. Ia terkejut dengan sangat amat saat mata itu sudah sembab.

"Gue gak papa. Dan gue gak akan ngadu ke bos lo. Tenang aja." Ghirel merasa lega seketika saat Afka ternyata peka terhadap keadaannya. "Tapi, lo beneran gak papa kan? Lo gak alergi sama greentea kan? Lo gak bakalan sak-"

"Lo itu berkepribadian berapa sih Jie?" tanya Afka mengacuhkan perkataan Ghirel yang belum terselesaikan.

"Maksud lo?" Ghirel bertanya balik.

"Lucu aja, kadang juteknya minta ampun, kadang bikin kesel karena seenaknya sendiri, kadang jinak kaya kucing peliharaan gue, kadang perhatian kaya gini."  Afka mengulum senyum sejenak lalu mulai menunjukkan wajah datarnya kembali.

Ghirel meletakkan telapak tangannya pada dahi Afka. Badannya condong ke depan, wajahnya cukup dekat dengan wajah tampan di depannya. Afka memperhatikan wajah Ghirel yang tersuguh gratis di depannya. Matanya memperhatikan setiap inci wajah Ghirel. Ghirel yang merasa diperhatikan akhirnya salah tingkah lalu berusaha menormalkan keadaan.

"Lo salah minum obat ya?" tangannya baru saja akan ia tarik dari dahi Afka, namun pria di depannya itu malah menggenggam erat tangan Ghirel dan meletakkannya di atas meja. Ghirel hanya membiarkannya, merasakan hangat yang tersalur dari tangan Afka.

Greentea LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang