Budayakan Vote dan komen saat membaca cerita seseorang. Bikin cerita gak gampang, jadi tolong dihargai:)
Selamat membaca ❤
------------------------------------------------------------
Jangan tinggalkan aku disaat hati ini sudah ada padamu.~Afka Fedrick
"Afka, maaf tapi kayaknya kita emang harus putus." Ghirel tak berani menatap Afka. Ia hanya dapat menunduk saat mengatakannya. Dan ucapannya saat ini tidak murni dari hatinya. Berkali-kali Ghirel merutuki dirinya sendiri. Bagaimana jika Afka ternyata menyetujuinya?
"Gak!" ujar Afka dengan nada semakin meninggi. Ia melepas rengkuhannya terhadap Ghirel. Mata Afka menatap tegas Ghirel yang hanya bisa menunduk tanpa berani menatap manik mata legam laki laki di depannya.
"Please, aku gak bisa bohongin bunda. Aku gak berani Af." balas Ghirel masih menunduk. Afka meraih dagu Ghirel lalu mengangkatnya agar pandangan mereka bertemu.
"Kamu sayang aku?" tanya Afka yang langsung dibalas anggukan semangat dari Ghirel. "Banget. Bahkan, aku gak bisa hidup tanpa kamu Afka." jawab Ghirel.
"Lalu kenapa ngomong gitu? Kamu mau lihat mayat aku setelah ini?" tanya Afka membuat Ghirel menunduk kembali karena merutuki kebodohannya.
"Kamu mutusin aku karena bunda atau karena cemburu sama Tatiana kemarin?" tanya Afka memastikan. Sejujurnya dari kemarin hanya itu yang Afka pikirkan. Takut jika Ghirel cemburu dengannya dan bertindak kekanak-kanakan seperti ini.
Sedangkan Ghirel sepenuhnya ingin putus dengan Afka karena bundanya. Untuk pertama kalinya, kemarin Ghirel melihat bundanya marah besar kepadanya. Dan melarang Ghirel untuk dekat dengan Afka. Lagi. Bundanya adalah orang yang sangat penyayang dan sabar. Jarang sekali ia memberikan sebuah teguran kepada Ghirel apalagi memarahi Ghirel. Namun, kemarin bundanya bisa marah besar hingga membuat Ghirel menangis merasa bersalah hanya karena hubungannya dengan Afka.
"Percaya sama aku. Karena bunda bukan karena Tatiana atau siapapun itu!" jelas Ghirel. Ia menatap Afka teduh. Yang ditatap malah penuh amarah. Ia memang cemburu, namun pantang untuk putus hanya karena cemburu baginya. Toh perasaan cemburu ini tidak lebih besar daripada rasa sayangnya kepada Afka yang terlanjur membakar hatinya.
"Aku gak mau,Jie!" ujar Afka sembari memalingkan wajahnya. Ia tak sanggup lagi harus menatap Ghirel di depannya.
"Afka,aku mohon." Ghirel meraih lengan Afka mencoba menarik perhatian Afka yang tak mau menatapnya.
"Aku bilang enggak ya enggak Jie," teriak Afka membuat Ghirel terkejut.
"Kita backstreet oke?" lanjut Afka sembari mencengkram kedua pundak Ghirel yang masih getir mendengar amarah Afka.
"Itu sama ajah aku bohongin bunda Af,nanti kalau ketauan bunda gimana?" jawab Ghirel sembari tersenyum kecut.
"Please, jangan tinggalin aku disaat hati ini udah ada di kamu Jie." Afka memohon. Ia menatap Ghirel lekat dengan tatapan memohonnya berharap Ghirel mengubah keputusannya itu. Untuk pertama kalinya, ia tidak ingin kehilangan seseorang lagi. Rasanya baru kemarin Afka kehilangan ibunya dan Sana-mantan kekasihnya. Ia tidak ingin kembali kehilangan sosok perempuan yang penting bagi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greentea Latte
Fiksi Remaja[Sepahit Green tea dan selembut latte, itu kisah Cinta ku -Ghirel Sananta.] [Dia Ghirel Sananta, pemanis kehidupan pahitku. Pemeran utama dalam hidupku. Dia, mymatcha -Afka Fedrick] ----------------------------------- Cerita ini hanya sebuah kisah...