-20-

3.3K 207 7
                                    

Budayakan Vote dan komen saat membaca cerita seseorang. Bikin cerita gak gampang, jadi tolong dihargai:)

Selamat membaca

-------------------------------------------------------------

"Bunda benci Afka bukan hanya karena takut kamu dicemooh keluarganya. Namun karena kalian." bunda menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Ghirel lalu menatap dalam manik mata anaknya.

"Karena kita?" Ghirel semakin tidak mengerti dengan semua yang bunda katakan. Pikirannya sedari tadi menerka terus menerus kemungkinan yang bisa jadi dapat meluruskan semua benang kusut hubungannya. Namun, nihil. Tak ada yang berhasil ia temukan sehingga hanya kebingungan yang melanda saat ini.

Sedangkan Junco hanya menatap pasrah bundanya yang sudah tak kuat menahan semua rahasia besar keluarganya saat ini. Junco memilih ikut duduk bersiap mendengarkan cerita masa lalu yang harus terbuka hari ini.

"Kamu ingat gembul?" tanya bundanya membuat benang kusut di otak Ghirel seakan menjadi tali mati hingga sulit semakin sulit dilepaskan.

"Gembul? Ah, si Fed?" Ghirel balik bertanya. Ghirel semakin bingung mengenai hubungan antara kisah cintanya dengan Afka dan Fad, teman masa kecilnya dulu.

"Tentu saja aku mengingatnya bunda, kira- kira bagaimana keadannya sekarang yah?sudah lama aku tidak bertemu. Aku jadi merindukannya." mata Ghirel menerawang mengingat jauh masa lalunya dengan Fad. Lalu sebuah senyum penuh arti ia tunjukkan karena Fad adalah cinta pertamanya.

"Kamu sudah bertemu dengannya Jie." jawab bunda membuyarkan lamunan Ghirel. Ghirel segera mendongak menatap bunda yang sudah mengangguk sembari tersenyum. Disampingnya, ada Junco yang sudah menghela nafas kasar sembari mengangguk membenarkan pikiran Ghirel saat ini.

Afka!?

"Pikiranmu tidak meleset sayang." kata bunda sembari mengelus lembut rambut Ghirel.

Sedangkan Ghirel sudah menganga tidak percaya bahwa cinta pertamanya, teman pertamanya, kakak pertamanya, adalah kekasih pertamanya.

Flashback.

"Fad! Udah Princess bilangin kan kalo Fad gak boleh bobo di kamar Princess!"

Fad atau nama panggilan Afka kecil.

Fad sedang seenaknya sendiri tertidur di ranjang milik Ghirel. Ah, si Princess maksudku. Sudah beribu kali Fad selalu ingin tidur di kamar Ghirel, Princessnya namun beribu kali juga Ghirel menolak.

"Bunda! Gembul nakal!" Ghirel berteriak menatap bundanya yang sudah berdiri diambang pintu dengan tawa menggema melihat gadis kecilnya berkacak pinggang.

"Mengapa bunda malah tertawa?" Ghirel sudah sangat geram. Ia sudah mengantuk namun waktu tidurnya harus berkurang karena Fad yang tak kunjung pergi dari tempat tidurnya. Bunda yang gemas akhirnya mencubit pipi gembul Ghirel lalu beralih kepada Fad yang masih keras kepala pura-pura tidur di ranjang Ghirel.

"Fad, kau tidak mau kan Princess mu itu akan marah besar?" tanya bunda seraya mengelus rambut legam Afka kecil.

Bunda dan Ayah Ghirel menganggap Afka kecil seperti anaknya sendiri. Belum lagi dengan Ayah Afka yang menganggap Ghirel seperti Princessnya. Panggilan Princess itu berasal dari Ayah Afka yang ingin memiliki anak perempuan namun keinginannya itu tak bisa terpenuhi mengingat ibu Afka yang sibuknya bukan main.

"Bunda, Fad tidak salah kan jika tidur di ranjang adik Fad sendiri?" Afka kecil sudah terduduk dengan wajah cemberut di atas ranjang sana.

"HEH GEMBUL! TURUN KAU LALU PULANGLAH KE RUMAHMU SENDIRI!" Lagi- lagi Ghirel berkacak pinggang serta menaikkan nada bicaranya.

"Ya ampun Princess, apa yang membuatmu sangat kesal hm?" tanya Ayah Afka saat berniat menjemput Afka namun yang ia dapatkan adalah melihat Ghirel berkacak pinggang sambil memaki anaknya. Pemandangan yang sangat ingin sering ia lihat mengingat Afka selalu saja kalah dari Ghirel.

"Dad, lihatlah si gembul tidak tahu diri itu. Dia seenaknya tertidur di ranjangku!" Ghirel menunjuk Afka yang sedang memasang raut wajah tak merasa bersalah sedikitpun. Afka kecil hanya tersenyum lalu mengerlingkan sebelah matanya dan turun dari ranjang Ghirel yang berukuran sedang.

"Aku tidak gembul Princess!" Afka kecil mengikuti gaya marah Ghirel.

"Gembul! Kau benar. Benar. Membuatku. Kesal! Dan kau,sangat gemuk.lihatlah perut buncitmu itu!" teriak Ghirel memaki Afka yang sudah menatap perut buncitnya sendiri.

"Kau juga gemuk, Princess! Lihatlah pipimu yang sudah seperti bakpao itu!" balas Afka membuat Ghirel semakin jengah dengan perdebatan ini.

"Terserah kau saja, dasar gembul tak tahu diri!" Ghirel membuang muka membuat semuanya tertawa disana.

"Kali ini, Princess menang lagi. Baiklah, mau minta kemana nanti Princessku?" Ayah Afka menggendong Ghirel dan menurunkannya ke atas ranjang berwarna biru tersebut. Ia menarik selimut hingga menutupi dada Ghirel dan mengecup kening Princess kecilnya. "Princess mau greentea!" ujar Ghirel dengan mata berbinar.

"Baiklah, besok kita beli greentea oke? Sekarang, Princess tidur yang nyenyak yah?" ujar Ayah Afka sembari tersenyum. Setelahnya, hanya dengkuran kecil yang terdengar membuat semua orang tertawa pelan melihat Ghirel yang sangat mudah tertidur.

Mereka selalu seperti itu, seperti keluarga. Keluarga Afka dan keluarga Ghirel benar-benar seperti satu keluarga besar yang sangat harmonis meskipun statusnya ayah Ghirel adalah supir pribadi keluarga Fedrick. Dan Raila(bunda) adalah pengasuh pribadi Afka. Seiring berjalannya waktu, Afka kecil dan Ghirel semakin bertumbuh. Usia mereka sudah 8tahun saat itu. Mereka semakin dekat, hingga berada di satu sekolah yang sama.

Keluarga Ghirel dan Afkapun semakin harmonis. Sampai pada suatu hari, entah darimana datangnya tapi fitnah bermunculan di kalangan umum. Fitnah yang mengatakan bahwa Raila berselingkuh dengan Zyan, ayah Afka.Awalnya mereka tidak ambil pusing, namun ibu Afka rupanya termakan dengan rumor tersebut hingga mengusir keluarga Ghirel begitu saja. Zyan, hanya bisa terdiam. Ia bingung harus melakukan apa terhadap kemarahan istrinya. Afka yang masih kecil berkali-kali menangis tidak rela melepaskan Ghirel dari pelukannya.

Namun, mau tidak mau akhirnya kedua keluarga itu benar-benar harus berpisah. Keputusan Ayah Ghirel bulat memutuskan pindah keluar kota. Ghirel sempat sulit beradaptasi. Ia bahkan beberapa kali mengigau dalam tidurnya menyebut nama Afka Fedrick.

Hingga suatu hari, takdir lagi-lagi berkata pahit kepada keluarga malang ini. Ayah Ghirel memergoki istri Zyan / ibu Afka sedang bersama laki-laki lain. Mereka seperti sepasang kekasih dilihatnya. Hingga Ayah Ghirel memutuskan untuk memberitahu Zyan, ayah Afka. Zyan tidak percaya dengan semua ucapan Ayah Ghirel ia terlalu mempercayai kebusukan istrinya tersebut. Mendengar berita bahwa Ayah Ghirel menuturkan kepada suaminya, Ibu Afka marah dan membunuh Ayah Ghirel dengan memanipulasinya menjadi sebuah kecelakaan.

Serem. Tapi lebih serem sama Sider hehe. Yok like nya sayang sayangku

FULL VER :

https://dynamic.webnovel.com/book/17830462606255605?utm_source=writerShare&utm_campaign=4313608451

Greentea LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang