Enjoy with my story ☕______________________________________
Waktu telah menunjukkan pukul 10.30 WIB. Suasana penginapan mulai tampak sepi. Rasyid beserta teman-temannya sudah memasuki area penginapan.
Di depan pintu penginapan putri, terdapat ibu guru yang tengah berjaga. Ibu guru tersebut menghampiri mereka dengan raut wajahnya yang terlihat sedikit panik.
"Loh, kok kalian baru pulang ke penginapan? Kalian dari mana aja? Terus ini Echa kenapa?" Ibu guru tersebut meluncurkan pertanyaan dengan cepat.
"Sabar dulu, bu. Satu-satu pertanyaannya." Rusdi mencoba meredakan intensitas pembicaraan.
"Maaf bu," ucap Hana dan Zahra bersamaan sembari menundukkan kepala.
Rasyid yang melihat ekspresi wajah mereka, bergegas membuka suara.
"Di jalan ada sedikit masalah, bu. Terus kayaknya Echa kecapean, dia sampai muntah-muntah di baju saya."
Rasyid menunjukkan bajunya yang terkena muntah. Dia terpaksa menyembunyikan semua kejadian yang sebenarnya. Demi kebaikan semua.
Maafkan saya, bu. Saya tidak bisa memberitahukan semuanya.
Sepertinya ibu guru tersebut mengerti dan memahami situasinya. Ia menyuruh Rasyid untuk segera mengantarkan Echa ke kamarnya.
"Baik bu, kalo gitu saya anterin Echa dulu ke kamarnya." Rasyid melangkahkan kaki kemudian disusul oleh empat orang temannya.
"Kalian mau kemana?" Ibu guru tersebut menahan langkah kaki Rusdi dan Rusydan.
Duo Koplak saling berpandangan. Kemudian berkata, "Ya, ke dalamlah, bu. Kemana lagi coba?"
"Kalian tetap di sini! Biar Rasyid aja yang nganterin Echa."
"Tapi bu–"
"Gak ada tapi-tapian."
"Yah, kok gitu sih, bu?" Ibu guru tersebut tak menghiraukan kekecewaan Duo Koplak.
Zahra dan Hana terkekeh melihat tingkah laku mereka. Sedangkan Rasyid hanya tersenyum tipis.
Sesampainya di kamar, Rasyid bergegas merebahkan tubuh Echa di kasur.
"Nanti kalian bersihin badan Echa, ya. Terus bikinin air hangat. Kalo ada madu, campur madu aja air hangatnya dan kasihin ke Echa buat diminum," ujar Rasyid memberikan sedikit saran dan nasihat.
"Oke, Syid!" balas mereka berdua.
"Makasih udah bantuin Echa dan kita berdua." Zahra berterima kasih atas pertolongan Rasyid.
"Iya, santai aja."
"Ya udah, aku permisi," ujar Rasyid kemudian melangkahkan kakinya untuk kembali ke penginapan putra sembari mengucapkan salam.
💊
Aku terbangun pada malam hari, sekitar pukul 03.00.
Aku terkejut melihat sekujur tubuhku yang sudah berganti pakaian.
Loh? Perasaan kemarin gak pake baju ini deh. Tunggu-tunggu? Yang aku ingat, kemaren kan kalo gak salah aku sama Zahra dan Hana mampir ke sebuah café, habis tuh aku gak inget apa-apa dan seingatku ada si Udang and the geng. Eh, bentar? Rasanya kok aku digendong sama salah satu dari mereka. Gak mungkin, gak mungkin.
Aku menepuk-nepuk pipiku. "Sadar Cha, sadar! Pasti itu cuma mimpi atau halusinasi. Lebih baik cuci muka dulu, biar fresh." Aku beranjak dari tempat tidurku kemudian pergi menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pil Pahit Hijrahku
Spiritual⚠️Zona campur aduk; baper, kesel, sedih, kocak, bahagia, semuanya bersatu. _________________________________________ Rasya Hanifah. Seorang gadis yang kerap kali dipanggil Echa itu memiliki kisah yang cukup unik. Berawal dari ia yang telat ke sekola...