Enjoy with my story ☕______________________________________
"Oh iya, tan, katanya kalo ibu hamil lagi ngidam gak boleh dibantah, ya?" tanya Rusdi.
"Katanya sih, gitu. Tapi, gak tau juga sih," jawab mama.
"Ya denger-denger sih kalo ibu hamil lagi ngidam terus gak diturutin, nanti bayinya ileran sampe 7 meter."
"Ya Allah, gak gitu juga konsepnya, Rusdi." Mama berusaha menyikapinya dengan sabar. Seandainya mama menjadi mama mereka, aku yakin mama akan mengundurkan diri secepatnya.
"Udah ah, katanya kalian mau belajar bareng, ini kok malah Q&A seputar ibu hamil sih."
"Oh iya. Maafin kita ya, tante. Biasa, keasikan gibahin dede bayi," ucap Rusdi. Lagi-lagi mama memegang dahinya seperti orang yang tengah mengalami gejala dompet kosong, pusing tujuh keliling.
"Udah-udah, mending kita belajar bareng sekarang. Lebih cepat lebih baik, 'kan?"
"Oke, let's go!" ucap semuanya penuh semangat.
Mama menjelaskan materi pelajaran dengan sangat terampil, layaknya seorang guru profesional. Penjelasannya yang mudah dipahami dan pembawaannya yang tidak membosankan membuat kami menikmati pelajaran yang disajikan oleh mama.
"Ma, kenapa mama gak jadi guru aja?" tanyaku di tengah-tengah penjelasan.
"Kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?" Mama balik bertanya.
"Ya, gak papa. Cuma kan aneh aja, mama pinter, terus jago juga dalam hal menjelaskan, makanya Echa nanya, kenapa mama gak jadi guru aja?"
"Iya tan, kalo tante jadi guru di sekolah kita, mungkin dua anak di sebelah saya bakalan pinter." Si Udang menunjuk Rusdi dan Rusydan.
"Enak aja kalo ngomong. Maneh ngatain urang bodoh?" ketus Rusdi.
"Urang gak ngomong maneh bodoh ya, maneh sendiri yang ngaku." Si Udang tertawa jahat.
Mama menghela nafas, semua fokus menyimak apa yang akan mama katakan. "Dulu cita-cita mama emang pengen jadi guru, tapi setelah menikah dan punya kamu, mama pikir jadi seorang ibu rumah tangga yang baik bagi keluarga bukan suatu hal yang buruk. Itu aja udah cukup bagi mama." Kami mengangguk paham.
"Ya udah, kita lanjut, ya!" Mama melanjutkan penjelasan materi yang sempat terpotong.
Tangan mama tampak lihai dan terampil ketika menulis di papan tulis yang kecil. Seperti tak ada hambatan yang berarti bagi mama. Aku berpikir, mama itu bukan hanya seorang guru yang handal, namun juga seorang seniman dalam bidang pendidikan. Rasanya bangga sekali mempunyai seorang ibu seperti mama.
"Tan, cara jitu biar mudah menghafal rumus itu gimana sih?"
Belum sempat mama menjawab, Rusdi terlebih dahulu membuka suara. "Mau gampang hafalin rumus? Nih urang punya cara jitu. Cid, jelasin Cid."
"Pertama, siapkan kertas kosong terlebih dahulu. Kemudian tulis rumus yang hendak dihafal. Kedua, siapkan korek api. Kemudian bakar kertas yang berisi rumus yang telah ditulis. Ketiga, siapkan gelas berukuran sedang. Kemudian tuangkan abu kertas yang tadi dibakar dan seduh menggunakan air panas. Lalu terakhir, minum sampai habis. Insyaallah dalam jangka waktu 3 hari, akan ada efek yang luar biasa." Si Udang menjelaskan dengan terampil, layaknya seorang tutor yang handal.
Aku hanya bisa pasrah melihat tingkah mereka.
"Oke. Makasih, Cid." Rusydan menerima tutorialnya dengan lapang dada, sedangkan Duo Gesrek–si Udang dan Rusdi ber-tos ria. Sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/141869543-288-k668535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pil Pahit Hijrahku
Spiritual⚠️Zona campur aduk; baper, kesel, sedih, kocak, bahagia, semuanya bersatu. _________________________________________ Rasya Hanifah. Seorang gadis yang kerap kali dipanggil Echa itu memiliki kisah yang cukup unik. Berawal dari ia yang telat ke sekola...