Ngidam

13.2K 249 15
                                        


Enjoy with my story ☕

______________________________________

Di bulan Mei ini, perut Laura tampak semakin membesar. Usia kandungannya telah genap mencapai 7 bulan.

Di usianya yang sekarang ini, banyak permintaan aneh yang kerap kali ia inginkan, orang-orang awam mengenalnya dengan istilah ngidam. Mulai dari martabak rasa rendang, sate burung bumbu cilok, hingga menangkap kecebong yang ada di got. Dan sekarang, ia tengah meminta hal aneh lainnya.

"Cha, mama pengen pergi ke Dufan."

"Dufan kan jauh, Ma. Gimana kalo kita ke Trans Studio Bandung aja?" tawar Echa.

"Ih, mama pengennya ke Dufan." Tampaknya Laura tak bisa diajak kompromi.

"Tapi Ma—" Belum rampung kalimat Echa, Laura tak sabaran memotongnya.

"Gak ada tapi-tapian! Kita pergi berdua aja. Papa juga pasti ngizinin."

Echa menghela nafas panjang. "Ya udah, Echa siap-siap dulu."

"Pake daster mama," ujar Laura.

"Hah?!" Echa terkejut mendengar perkataan mamanya.

"Iya, kamu pake daster mama," ucap Laura tampak polos tak berdosa.

Echa menganga tak percaya dengan ucapan mamanya.

"Kalo gak mau, ya udah. Paling adik kamu ileran!" ketus Laura sembari memalingkan wajahnya.

Echa memijat keningnya perlahan. Dari raut wajahnya terlihat dia tengah berpikir keras.

'Akhir-akhir ini mama sering minta yang aneh-aneh, dan sekarang permintaannya makin aneh. Gimana ini? Aku bener-bener pusing ngadepin mama,' batin Echa.

"Ma, jangan gitu dong, Ma. Echa turutin apa mau mama, tapi jangan gitu juga permintaannya. Ya, Ma, ya?" Echa berusaha memelas kasih dari mamanya. Namun, mamanya itu semakin memalingkan wajahnya.

"Ya udah, paling ileran." Laura beranjak dari tempat duduknya.

"Iya, Echa turutin apa mau mama!" Putri kesayangan Laura sedikit menaikkan suaranya kemudian beranjak dari tempat duduknya.

Setelah mendengar hal tersebut, Laura tersenyum manis, bak anak kecil yang telah memenangkan hati orang tuanya. Kemudian ia mengajak putri kesayangannya untuk ikut ke kamarnya.

Di kamar, ia memilih dan memilah daster yang cocok untuk putrinya. Ia melihat ada daster yang terlihat imut. Ia pikir akan sangat cocok jika dipakai oleh putrinya itu.

Echa hanya bisa pasrah saat mamanya memaksa dia untuk mengenakan daster merah muda. Jika tidak dituruti, dengan segera mamanya menggunakan senjata pamungkas.

Ya udah, kalo gak mau. Paling adiknya ileran.

Sungguh luar biasa, bukan? Kekuatan ibu hamil memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Echa yang pecicilan pun dibuat tak berdaya olehnya.

Setelah bersiap-siap, mereka berdua bergegas pergi menuju terminal kemudian menaiki bus jurusan Bandung-Jakarta.

Selama di perjalanan, banyak pasang sorot mata yang memandang Echa dengan berbagai macam tatapan; ada yang menatapnya sambil menertawakannya, ada yang menatapnya dengan iba, dan tatapan memalukan lainnya. Hal itu benar-benar membuat Echa malu semalu-malunya. Andaikata dia seekor belut, sudah pasti dia akan menggali lubang untuk bersembunyi.
Namun, tak sedikit juga yang menatapnya dengan kagum saat mengetahui bahwa Echa berpakaian seperti itu karena menuruti permintaan mamanya yang tengah ngidam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pil Pahit Hijrahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang