Study Tour (4)

37.6K 1K 9
                                    


Enjoy with my story ☕

______________________________________

Hati yang cerah, pagi yang cerah juga. Terkadang bahagia itu sederhana, cukup cuaca sinkron dengan hati saja, sudah mampu membuat hati berbunga-bunga. Apalagi dengan kehadiran si dia yang mampu membuat hidup lebih berwarna—yang jomblo harap tenang, sedang ada ujian.

Pagi ini, baik di penginapan putri atau di penginapan putra, semuanya tampak sumringah. Senyum merekah di mana-mana. Di kamar tidur tersenyum gembira, di kamar mandi bernyanyi penuh irama, di tangga tertawa bahagia. Sungguh pemandangan yang langka.

Bagaimana tidak bahagia, hari yang ditunggu telah tiba. Taman pintar, candi Borobudur, dan candi Prambanan adalah destinasi wisata sekaligus destinasi pendidikan hari ini. Dan ada destinasi wisata tambahan, yaitu Malioboro. Mungkin karena Malioboro dekat dengan penginapan, jadi para guru tidak akan cemas terhadap anak didiknya, sekalipun jadwal ke Malioboronya dilaksanakan pada malam hari.

Semua partisipan telah memasuki busnya masing-masing. Satu per satu bus pergi menuju destinasi tujuan. Bus melaju beriringan layaknya armada yang tengah konvoi. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata.

Suasana dalam bus pun terasa hidup. Dalam busku, atmosfernya sungguh terasa menyenangkan dikarenakan banyak orang-orang bobrok di dalamnya.

Di barisan belakang, Rusdi dengan berbekal ukulele mulai bernyanyi.

Pelangi-pelangi alangkah indahmu

Merah, kuning, kelabu, merah muda, dan biru

Semua yang mendengarnya memasang tampang heran sembari mengernyitkan kening. Sejurus kemudian semuanya tertawa terbahak-terbahak.

Rusdi kembali melanjutkan irama musiknya.

Meletus balon ... apa ya? Terserah cewek aja deh. Karena cewek always right.

Lagi-lagi Rusdi membuat seisi bus tertawa. Tapi, anehnya si Udang tak bergeming sama sekali. Tersenyum pun tidak, apalagi tertawa. Dia fokus dengan headphone-nya. Asik dengan dunianya sendiri.

'Dasar aneh!' Hatiku menggerutu sebal.

Pelukismu agung siapa gerangan? Rusdi

Pelangi-pelangi ciptaan siapa? Ciptaan siapa?

Eits, bukan Rusdi, ya. Ciptaan siapa?

Serempak semua menjawab, "Ciptaan Tuhan." Semua bertepuk tangan riang.

Setelah Rusdi menyelesaikan nyanyiannya, lelaki di sampingku ini bangkit dari tempat duduknya. Dia menghampiri Rusdi kemudian berbisik.

Tak lama berselang, kini ukulele milik Rusdi sudah berada dalam genggamannya. Entah apa yang akan dia lakukan. Kita lihat saja nanti.

Dia memetik ukulelenya. Permainan ukulelenya cukup bagus. Apakah suaranya akan sebagus petikannya? Entahlah, kita lihat saja nanti.

Ibuku sayang, sayangilah aku
Ibuku cinta, cintailah aku

Laguku ini tentang rindu ibu
Pada saat ibu tak di sisiku
Berbagai macam rasa, kurindukan dia

Apa aku sedang bermimpi? Apa gendang telingaku sedang bermasalah? Ini bukan mimpi, ini nyata dan gendang telingaku pun tidak bermasalah.

Suaranya menyihir semua orang dalam bus. Semuanya mengikuti alunan musiknya. Kemudian mengiringinya dengan tepukan tangan.

Dalam hati aku berkata, 'Udang, kenapa sih kamu banyak bakat-bakat terpendam?' Aku dibuat heran olehnya.

Pil Pahit Hijrahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang