Study Tour (5)

41K 1K 0
                                    


Enjoy with my story ☕

______________________________________

"Anak-anak, sore ini sampai malam kalian bebas bermain sekitaran sini sepuas kalian. Tapi ingat! Kalian jaga diri masing-masing. Kalo ada perlu sesuatu, bicarakan dulu dengan bapak atau guru yang lain, ya! Kemudian, jangan lupa waktu juga. Kalo bisa pulang ke penginapan lebih awal, supaya guru-guru enggak khawatir. Have fun semuanya!"

"Baik pak," ucap semuanya serentak. Kemudian pergi berhamburan.

"Okay Guys, let's go! kita bersenang-senang," ajak Hana.

"Let's go!" sahut kami berdua, tepatnya aku dan Zahra.

Kami berkeliling di sekitaran Malioboro. Melihat hal-hal menarik yang tidak bisa kami lihat di Bandung. Setiap kali ada spot foto yang bagus, di situlah kami bersua foto bersama. Mengabadikan momen yang mungkin tidak akan terulang kembali.

Sesekali kami memberanikan diri meminta bersua foto bersama dengan orang bule, tentunya Hana yang berinterakasi dengan mereka, karena dia yang paling mahir berbahasa inggris dibanding aku dan Zahra.

Mentari telah berpamitan. Digantikan dengan hadirnya malam. Langit yang jingga berubah menjadi langit yang gelap.

"Kita salat dulu yuk. Langit udah gelap nih," ajak Zahra.

"Yuk!" sahutku dan Hana bersamaan.

"Nanti kita lanjut abis salat Isya ya, biar gak tanggung," usul Zahra.

"Oke." Kami berdua menyetujui usulan Zahra.

Waktu bagaikan kilat. Tak terlihat gerakannya, namun bisa dipastikan gerakannya sangat cepat. Waktu bagaikan air. Mengalir tanpa beban hingga tak ada yang bisa menghentikannnya barang sedetik pun.

Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. "Sekarang kita mau kemana?" tanya Hana sembari melirik jam tangannya.


"Kita keliling-keliling lagi aja. Mungkin suasana malam akan sedikit lebih menyenangkan," usulku sembari memamerkan gigiku yang rapi.

"Boleh." Mereka menyetujui usulanku.

Kami bertiga terus berjalan menyusuri trotoar. Membelah malam yang gelap di bawah gemerlapnya bintang yang indah. Pemandangan ini sungguh menenangkan. Sesekali kami tertawa bersama, melepas penatnya aktivitas dari pagi hingga sore hari tadi.

Tak terasa 1 jam telah terlewati. "Udah jam 9 nih. Mau kemana lagi? Ke penginapan atau gimana?" tanya Hana.

Ketika kami menyusuri jalan sembari berpikir untuk kembali ke penginapan atau lanjut berkeliling, mataku melihat ke arah plang yang bertuliskan Melati bar & café.

Aku berhenti sejenak. "Gimana kalau kita ke sana?" usulku dengan menunjuk plang tersebut.

Sepertinya mereka tengah berpikir, kemudian berkata, "Boleh."

Hanya beberapa langkah, kami tiba di café, kemudian kami memilih tempat duduk paling belakang. Setelah itu, kami memanggil pelayan cafenya.

Pil Pahit Hijrahku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang