*Diatas adalah Billy Davidson sebagai Kak Vino*---------------
Sudah satu minggu sejak hukuman skors ku, hari ini aku akan mulai kembali ke sekolah lagi. Aku enggan mengakuinya, tapi aku rindu suasana sekolah. Selama satu minggu, aku hanya berdiam diri dirumah. Benar-benar berdiam diri, karna mama menghukumku juga. Im grounded.
Murka adalah understatement saat pertama mama mendengar aku menghajar 3 anak laki-laki di sekolah. Teriakannya begitu menggelegar, sampai kupikir telingaku tidak akan bisa berfungsi lagi setelahnya. Mama menghukumku, dia merampas hpku, laptopku, tidak membiarkanku keluar rumah sama sekali, dan paling parah dia bahkan merampas kameraku. Kamera DSLR kesayanganku yang kudapatkan dari papa sebagai hadiah ulang tahunku ke-17 tahun lalu.
Selama seminggu rasanya aku hampir mati karna bosan. Apalagi mama berkali-kali membahas ulahku yang menurutnya keterlaluan kali ini. Rasa penatku benar-benar tak bisa digambarkan. Untungnya beberapa kali Dena mampir kerumah sepulang sekolah, dan menemaniku hingga malam. Bahkan kak Ben juga datang kerumah "menjengukku". Dia bilang, kak Bella memberitahunya bahwa aku merindukannya dan sangat ingin ikut ke pemotretan walaupun akhirnya gagal karna amukan mama. Dia datang dengan membawa pizza dengan extra keju kesukaanku. He know me so well. Kedatangannya sangat menghiburku, dan saat kuceritakan alasan aku dihukum dia tertawa kemudian mengajakku high five. "Good job" katanya. Dia benar-benar kakak idaman.
Aku tahu alasan sebenarnya dia datang bukan karna aku, dia hanya ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kakakku diluar jam kerja. Dan aku sama sekali tidak masalah dengan hal itu. Maksudku, aku tidak masalah jika dia menggunakanku, memanfaatkanku untuk lebih dekat dengan kakak. Toh, selama ini itu yang selalu terjadi padaku. Didekati laki-laki hanya agar mereka dapat mendekati kakakku. Tak pernah hal seperti itu membuatku tersinggung. Malahan aku senang aku bisa menjadi penyaring dulu, mana laki-laki baik yang bisa dekat dengan kakak, mana yang tidak baik.
Saat ini aku sedang di ruang makan, sudah lengkap dengan seragam dan tas dipundakku. Aku mengambil 2 helai roti dan mengoleskan selai kacang di salah satu helai roti itu, dan segera melahapnya. Kudorong roti yang masih separuh terkunyah dengan segelas susu. Aku terburu-buru, 30 menit lagi sekolah akan dimulai. Aku tidak ingin telat dihari pertamaku setelah di skors. Kuletakkan gelas kosong kembali di meja dan kucium pipi kanan dan kiri mamaku sebelum berlari keluar rumah menghampiri mobil kak Bella yang sudah menungguku.
Kak Bella selalu mengantarku setiap pagi ke sekolah. Dia juga akan menjemputku sepulang sekolah jika dia sedang ada waktu luang atau tidak ada pemotretan.
"Kak ngebut ya" ucapku setelah masuk mobil dan memasang sabuk pengaman dengan terburu-buru. Rumahku tidak terlalu jauh dari sekolah, kurang dari 15 menit jika jalanan lancar. Tapi kalian tahu, Jakarta pagi hari tidak mengenal lalu lintas yang lancar.
Kakak hanya mendengus dan mengatakan, "makanya lain kali bangun lebih pagi." Bersamaan dengan itu kakak langsung menancap gas dan beberapa saat kemudian kami sudah bergelut dengan kemacetan kota Jakarta.
Aku tiba di sekolah 30 menit kemudian. Jam menunjukkan pukul 07.02. Aku terlambat. 3 menit. Dan aku tahu, 2 menit sudah cukup untuk satpam mengunci gerbang dan melarangku masuk. Aku mendesah kesal sambil turun dari mobil dan menghampiri gerbang yang benar, sudah terkunci.
"Pak Gatooot~ Sepatu bapak baru ya? Waah pantas sekali dipakai bapak. Bapak terlihat semakin gagah." Ucapku basa-basi menyapanya. "Pak tolong bukakan pintu pak..." tambahku memelas.
Pak Gatot hanya menggeleng tanpa menjawab sapaanku. Yaa setidaknya aku sudah mencoba. Aku melirik ke mobil kak Bella yang kini kacanya turun. Kak Bella memberiku tatapan tanya yang dapat kuartikan sebagai, "apa boleh masuk?" Yang hanya kujawab dengan gelengan kepala.
Saat aku akan membalikkan badan dan kembali ke mobil untuk pulang aku melihat seorang laki-laki mida yang berjalan kearah gerbang. Aku tak mengenalinya, tapi wow! Dia manis sekali. Dengan kemeja warna biru muda yang body fit sehingga membentuk tiap lekuk badannya yang tampak berotot, dalam sekali lihat aku tahu dia sering menghabiskan waktunya di gym. Kulitnya putih bersih tanpa cela, andaikan kulitnya bisa lebih gelap sedikit dia akan benar benar sempurna. Rambutnya hitam disisir kebelakang dengan rapi dan diberi sedikit gel agar todak ada helai yang mencuat keluar dari tempatnya. Tapi hal itu tidak membuatnya terlihat kaku, malah membuatnya terlihat sangat cool dan berwibawa. Sangat tipeku.
Dia melihat kearah satpam, ke arahku, kemudian kearah kakakku yang masih ada dalam mobil. Kemudian bertanya pada satpam, "ada apa pak?" Suara baritonnya, membuatku ingin terus mendengarnya bicara.
"Siswa telat pak." Jawab pak gatot singkat. Laki-laki tampan didepanku, tidak, dia lelaki manis, aku tidak terlalu suka lelaki tampan. Lelaki manis didepanku hanya mengangguk dan kemudian diam untuk beberapa saat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Buka saja gerbangnya pak. Masih 2 menit" ucapnya yang membuatku seperti disiram kelegaan. Belum sempat pak Gatot membantah, dia menyela lagi, "biar nanti saya yang bertanggung jawab dan menghukumnya." Yang pada akhirnya disetujui oleh pak Gatot dengan anggukan mengerti.
Pak Gatot membuka kunci gerbang, dan mempersilahkanku masuk. Aku menghela nafas lega dan segera masuk tanpa diberi aba-aba lagi.
"Terima kasih pak Gatot, terima kasih pak...." aku menggantungkan kalimatku. Menunggunya menjawab pertanyaan yang tersorat dalam kalimatku.
"Vino. Saya guru magang dari Universitas Jakarta untuk pelajaran sejarah yang baru disini." Magang? Dia masih kuliah? Dia terlihat sangat dewasa.
"Siapa namamu? Saya belum pernah melihatmu sebelumnya, saya yakin selama 5 hari saya mengajar, saya sudah masuk ke semua kelas. Dan saya punya ingatan yang baik." Lanjutnya sambil mengerutkan kening, mencoba mengenali wajahku.
"Jika umm... kakak masih 5 hari disini, memang tidak akan mengingat saya. Nama saya Mia Cara, nama panggilan saya Kara." Jawabku sopan sempat ragu-ragu akan memanggilnya bapak atau kakak. Dia terlalu muda untuk dipanggil bapak, tapi terlalu tidak sopan rasanya memanggil gurumu kakak.
"Oh Kara, 1 minggu skors karna memukul 3 temanmu sampai masuk rumah sakit." Sahutnya cepat seperti mengingat informasi yang berharga. Wow! Kesan pertama yang sangat... berkesan.
Aku hanya tersenyum miris, dalam hati merutuki diri sendiri yang berhasil meninggalkan kesan yang sangat memalukan didepan seorang lelaki manis. Tanpa kuduga, dia tersenyum balik padaku. Oh God! Lihat lesung pipinya! Senyum dan lesung pipinya membuatku seakan meleleh ditempat. Bukan reaksi yang kubayangkan akan kuterima. Kukira dia akan memandangku aneh atau bahkan pandangan menghakimi. Tapi tidak dia tersenyum padaku.
"Mia Cara huh? Seperti yang tersayang dalam bahasa Italia?" Tanyanya kemudian setelah beberapa saat keheningan. Aku hanya mengangguk dan tersenyum kagum. Dia tahu arti namaku, dalam otakku aku kembali memberinya poin plus karena bisa bahasa Italia. "Kamu darah campuran benar? Apa orang tuamu dari Italia?" Tanyanya lagi. Yang kembali hanya kijawab dengan anggukan. Aku pasti terlihat bodoh saat ini, hanya mengangguk dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Oke kara, nanti saat istirahat kamu temui saya untuk hukuman kamu karena terlambat masuk. Mengerti?" Ucapnya mencoba bersikap tegas.
"Ya... dengan senang hati..." jawabku lirih tanpa kusadari. Aku baru tersadar akan apa yang kukatakan ketika kak Vino tertawa pelan. "Maaf" ucapku cepat-cepat dengan suara yang sedikit melengking. Dia kembali terkikik, kali ini lebih lepas dari sebelumnya, tidak lagi ditahan. Aku sangat yakin wajahku sudah memerah karna malu sekarang. Tapi siapa peduli, aku berhasil membuatnya tertawa. Bahkan suara tawanya sangat addicting.
For the first time, I think I found my crush.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Curve
ChickLitApa deskripsi wanita cantik? Tinggi, seksi, bentuk badan bak gitar spanyol, kulit yang cerah dan mulus tanpa cela, bla bla bla dan sebagainya. Ya ya ya.. benar itu deskripsi wanita cantik. Tapi, lalu bagaimana dengan wanita yang pendek? Berkulit hit...