Sering aku mendapatkan hinaan tentang badanku yang jauh lebih besar dari rata-rata. Body shamming. Tapi itu tidak membuatku berkecil hati, ataupun membuatku menjadi krisis kepercayaan diri. Bagiku ini bukan sebuah kekurangan, aku selalu mengatakan bahwa ini adalah kelebihan. Kelebihan berat badan. Kemudian menertawakan diriku sendiri setelahnya.
Bukan berarti aku tidak pernah mencoba untuk diet. Segala macam bentuk diet sehat telah kulakukan. Mulai dari diet mayo, diet karbo, OCD, dan banyak lainnya. Itu tidak pernah berhasil padaku. Hanya akan mengurangi beberapa kilo saja berat badanku, dan kemudian aku akan jatuh sakit. Selalu jatuh sakit. Sampai mamaku akhirnya melarangku untuk diet lagi.
Kata dokter caraku diet terlalu ekstrim, dan jika aku ingin dietku berhasil aku lebih baik konsultasi dengan dokter gizi. Saat aku mendatangi dokter gizi, yang mereka sarankan adalah diet karbo. Tidak makan nasi, roti, atau apapun sumber karbohidrat lainnya, dan digantikan dengan banyak sayuran dan buah-buahan. Yeah, kaya belom pernah kucoba saja, batinku saat itu dan hanya memutar bola mataku. Diet karbo sangat susah, karna aku harus bertahan untuk tidak makan makanan kesukaanku, pizza. Bayangkan! Siapa yang bisa bertahan hidup tanpa pizza? Me. Jadi aku berhenti di bulan pertamaku diet mayo, yang hanya berhasil menurunkan 5kg berat badanku dalam 1 bulan. Definitely not worth it.
Menjadi gemuk bukan berarti aku hidup tak sehat. Bermalas-malasan setiap hari, dan makan banyak junk food? Aku tidak seperti itu. Aku selalu meluangkan waktuku untuk berolah raga walaupun hanya sekedar boxing. Jogging walaupun hanya satu minggu sekali. Aku berusaha menjaga pola makanku, dan membatasi makanan cepat saji, bahkan termasuk pizza sekalipun. Sampai terkadang aku heran, banyak orang yang lebih malas dariku dan makan makanan yang lebih banyak dariku tapi mereka tidak bisa gemuk. Sedangkan aku? Aku tidak makan banyak, dan rutin olahraga, tapi badanku bisa sebesar ini. Dunia tidak adil ya kan?
Sejujurnya boxing bukan olahraga yang akan banyak menurunkan berat badan. Boxing hanya membuat bentuk tubuh kalian lebih bagus dan kencang. Jika kalian memegang lenganku, walaupun besar kalian akan merasakan otot. Yang kudapat dari boxing adalah lengan besar yang kencang dan tidak menggelambir penuh lemak.
Saat orang memanggilku gajah, badak, paus, bahkan gorila atau hewan apapun yang besar, aku hanya selalu mengatakan, "hei, kau beruntung bertemu dengan hewan yang cantik dan memiliki otak cemerlang sepertiku. Kau tahu maksudku? Hewan ini ada di kelas unggulan, dan kau? Oh my God, kau dan otakmu tak lebih baik dari hewan." Atau jika aku merasa mereka keterlaluan, aku akan sedikit mengancam dengan, "Kau pernah melihat gajah menghajar manusia? Jika kau beruntung kau tidak hanya akan melihat, tapi juga merasakan dihajar oleh gajah."
Aku tidak pernah lemah, aku selalu bisa membela diriku sendiri. Bahkan aku bertindak layaknya bodyguard untuk kak Bella dulu, dan untuk Dena saat ini. Merela berdua rapuh, tidak bisa membela diri, sudah sewajarnya aku melindungi mereka. Daripada menangis saat dibully, aku akan lebih memilih membalas si pembully 2 atau 3 kali lipat dan memberikan sedikit pelajaran agar mereka jera menggangguku.
"Ra, kakak ada jadwal pemotretan untuk edisi baru nanti sore. Mau ikut?" Lamunanku buyar ketika kakak menepuk pundakku.
Aku baru pulang sekolah, dan duduk diatas kasurku memikirkan hal lain, apapun selain hukuman yang barusan kuterima dari pak Steven. Aku bahkan tidak sadar kalau aku melamun sampai kak Bella membangunkanku dari lamunan.
"Shopie?" Aku menyebutkan salah satu brand majalah fashion dan kakakku hanya mengangguk sebelum menjatuhkan badannya diatas kasurku.
Kak Bella adalah model tetap untuk majalah fashion Shopie yang terbit setiap bulannya. Di sesi pemotretannya, dia akan menjadi model yang mengenakan banyak baju, sepatu, tas, perhiasan, make up apapun yang akan dipasarkan di edisi bulan berikutnya. Ya, kakakku model sebuah katalog majalah fashion. Selepas SMA dia tidak ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang universitas, dan ingin segera fokus menitih karir modelingnya. Dia selalu bilang bahwa dia ingin bisa membantu keuangan mama, selama ini dia yang memenuhi segala kebutuhanku, kami tidak pernah meminta uang pada mama. Kami tahu sangat sulit menjadi single parent, kami tidak ingin menambah beban mama.
Bukan berarti papa tidak bertanggung jawab dan tidak pernah mengirimkan uang pada kami. Oh dia mengirimkan uang rutin setiap bulannya. Tapi tentu tidak banyak, karna penghasilan papa disana hanya berasal dari home stay kecil yang dimilikinya. Kesehariannya dia seorang penggembala domba, dan itu tidak memberinya banyak uang. Kami juga tidak ingin bergantung pada papa, suatu saat jika papa menikah lagi disana, kami sepakat untuk tidak menerima uang dari papa lagi. Agar papa fokus menghidupi keluarga barunya.
Aku sendiri mendapatkan beasiswa karna prestasi non-akademik ku. Aku memiliki hobi fotografi, dan sudah menekuninya sejak masih duduk di bangku SMP. Aku selalu bergabung dengan tim jurnalistik disekolahku. Kami mengerjakan mading, majalah sekolah, dan mengikuti banyak lomba-lomba jurnalistik dan memenangkannya. Secara individu aku juga sering mengharumkan nama sekolah dengan memenangkan banyak lomba fotografi. Selama 3 tahun berturut-turut hasil jepretanku menjadi juara lomba fotografi di DBL.
Aku juga seorang freelance fotografer. Terkadang aku menerima job untuk menjadi fotografer disebuah acara ulang tahun, pernikahan, atau sebuah pre-wedding. Aku mendapatkan uang sakuku sendiri dari situ. Tapi jika aku membutuhkan sesuatu yang tidak mampu kubeli sendiri, baru aku akan meminta kak Bella.
Sedangkan mama bekerja sebagai akuntan senior di salah satu bank. Gajinya cukup besar, karenanya kami tidak pernah kekurangan suatu apapun. Ya kami hidup berkecukupan, tapi tidak membuat kami menjadi anak manja yang suka hura-hura. Sebaliknya, kami berusaha tidak meminta uang sedikitpun pada orang tua kami dan belajar dini sulitnya mencari uang.
"Sure. Aku kangen kak Ben." Jawabku bersemangat. Kak Ben adalah fotografer majalah Shopie. Kami sering bertukar pendapat, membahas masalah fotografi dan menjadi sangat dekat.
"Ya, dia sering menanyakanmu akhir-akhir ini. Sepertinya dia juga kangen." Tambah kak Bella masih rebahan sambil memainkan hpnya. "Apa ada sesuatu di antara kalian?" Tatap kakakku curiga.
"Meh. Sesuatu apa? Ngaco." Jawabku sambil lalu. Masuk kamar mandi dan mengganti seragamku dengan pakaian sehari-hari.
Kak Ben fotografer muda yang sukses. Umurnya masih 25 tahun, tapi karirnya sudah ada diatas. Dia panutanku, tidak lebih dari itu. Lagipula bukankah dia terlalu tua untukku? Well, tentu umur bukan penghalang, tapi aku lebih tau dari siapapun bahwa kak Ben menyimpan rasa pada kakakku. Walaupun saat kutanya dia tidak pernah mau mengakuinya. Tapi itu terlihat sangat jelas dari sikapnya didepan kakakku, tatapannya seperti memuja. Dia hanya mencoba bersikap profesional, mungkin itu yang membuatnya sukses.
"By the way kak, I got a bad news and a good news. Mau dengar yang mana dulu?" Ucapku setelah keluar dari kamar mandi, dan duduk disamping kakak.
"Uumm..." ucapnya menimbang-nimbang terlebih dahulu. "Bad news first" putusnya.
Okay ini dia. Aku memutuskan untuk menceritakan semuanya pada kakak terlebih dahulu, sebelum pada mama. Kakak pasti marah, tapi dia lebih mudah diatasi daripada mama. Aku menghela nafas sebelum memulainya, "Aku di skors 1 minggu sama pak Steven." Cengirku tipis merasa bersalah.
"What the hell are you doing??!!" Bentaknya seketika. Oooh thats not even the best part, ucapku dalam hati.
"Wait wait, good news nya. I put 3 guys in the hospital" ucapku memasang wajah sepolos mungkin.
Aku masih menunggu reaksi dari kak Bella. Tapi dia diam dengan mulut terbuka tidak percaya. "BAGAIMANA MUNGKIN ITU BERITA BAIK?" Teriaknya setelah terbangun dari rasa kagetnya. "Oh you are a dead meat! Kakak gak mau bantu didepan mama. Urusin sendiri masalahmu." Tambahnya, kemudian bangun dari kasurku dan pergi meninggalkan ruanganku. Dia tahu aku akan meminta tolong untuk membelaku didepan mama.
She is my last hope. And since she wont help, im so screwed.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Curve
Literatura KobiecaApa deskripsi wanita cantik? Tinggi, seksi, bentuk badan bak gitar spanyol, kulit yang cerah dan mulus tanpa cela, bla bla bla dan sebagainya. Ya ya ya.. benar itu deskripsi wanita cantik. Tapi, lalu bagaimana dengan wanita yang pendek? Berkulit hit...