-10-

3.2K 277 7
                                    

Persekongkolan tante Lara dan Dena yang membujukku untuk tidak meminta merubah bentuk dress berhasil. Mereka melontarkan pujian demi pujian untuk meyakinkanku bahwa dressku sudah sempurna. Alhasil, aku luluh dan menyerah pada mereka. Aku menerima dress itu dengan keyakinan bahwa yang mereka katakan benar. Saat aku membayar dress tersebut, aku sempat terkejut karna nyatanya dress itu tidak semahal yang kukira.  Aku hanya perlu membayar Rp. 400.000 saja. Kukira aku perlu membayar setengah juta atau bahkan lebih, tapi tante Lara bilang karna aku pelanggan baru aku mendapat harga khusus, agar aku menjadi pelanggan tetapnya dimasa yang akan datang.

Dress merahku sudah ada didalam tas belanjaan sekarang, dan kami siap pergi untuk hunting sepatu. Tante Lara sekali lagi memeluk kami sebelum berpisah. Dia mengatakan, aku bisa mendatanginya kapan saja aku membutuhkan dress atau gaun pesta, dia akan membuatkan sesuatu yang akan selalu menonjolkan kelebihan tubuhku. Aku berpikir, lain kali aku memesan baju lagi pada tante Lara, aku akan menekankan untuk meminta baju yang sangat "sopan", atau dia akan membuatkanku baju yang agak terbuka seperti ini lagi. Sejujurnya aku kurang percaya diri, tapi bahkan didalam hati aku mengakuinya, saat aku mengenakan gaun ini, aku terlihat berbeda. Berbeda dalam artian yang positif.

Tidak menunggu lama, aku dan Dena segera ke tujuan berikutnya, salah satu mall terbesar di Jakarta. Kami hanya perlu sedikit berjalan kaki dan menyebrangi jembatan penyebrangan untuk sampai di mall terdekat tempat kami memutuskan untuk membeli sepatu. Butik tante Lara memang terletak di kawasan yang strategis, dipusat kota.

Mungkin karena ini weekend, mall sangat padat hari ini. Banyak sekali pengunjung yang datang untuk sekedar jalan-jalan maupun berbelanja. Sesampainya di mall, kami langsung mengitari mall, mendatangi setiap toko sepatu yang ada. Melihat dengan detail setiap sepatu yang sekiranya akan cocok dengan dress kami. Karna warna dressku merah, opsi yang kumiliki adalah warna merah, hitam, putih, dan light krem. Setidaknya itu warna sepatu yang kurasa cocok.

Sedangkan warna dress Dena adalah silver-ish, sedikit campuran putih, abu dan biru. Dia ingin membeli sepatu heels dengan hak tinggi berwarna hitam. Berbeda denganku yang ingin heels tidak terlalu tinggi. Bukan karna aku takut memakai heels yang tinggi, sejujurnya aku suka memakai heels tinggi. Tapi jika aku memakai yang terlalu tinggi, kak Vino akan jadi lebih pendek dariku, aku tidak mau itu. Aku sudah pernah bilang kan jika tinggiku diatas rata-rata? Terakhir kali kuukur, tinggiku adalah 171cm dan masih bertambah sedikit demi sedikit tiap bulannya.

Kami memasuki setiap toko sepatu yang ada di mall. Mencoba setiap sepatu yang menurut kami akan cocok dengan gaun kami. Berakhir dengan ketidak puasan komentar, entah itu terlalu sederhana, terlalu ramai dengan detail, atau ukuran yang tidak tersedia, sampai yamg membuat kaki kami terlihat menjadi besar.

Untuk kesekian kalinya, kami memasuki salah satu toko sepatu, kali ini dari merk ternama. Disitu aku menemukan beberapa sepatu yang sangat simple tapi unik. Misalnya sekarang aku sedang mencoba sepatu berwarna maroon dengan detail menyerupai rangkaian daun, atau ada sepatu strap heels berwarna putih dengan hak yang dipenuhi detail seperti ukiran batik berwarna emas.

Mataku terhenti saat melihat pump heels berwarna hitam dengan hanya dua strap dibagian jari dan pergelangan kaki, strap pada pergelangan kakinya menyilang. Heels itu dipenuhi dengan manik manik seperti berlian disekitar pump heelsnya dan strap bagian jarinya. Kurasa aku suka sepatu ini.

Aku duduk di kursi yang disediakan untuk mencoba sepatu, didepan cermin pendek yang diletakkan dibawah sejajar dengan kaki. Aku melepas sepatuku dan mencoba memakai heels hitam itu. Heels ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 5cm. Sesuai dengan keinginanku.

"Gimana Den?" Tanyaku pada Dena yang kini memperhatikan kakiku. Dia tersenyum lebar menatapku, kemudian mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Bagus" serunya.

Beautiful CurveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang