LV#11[REVISI]

750 45 1
                                    

-prang

​Cally menoleh,sebuah benda terjatuh yang ia tebak berasal dari dalam terowongan itu. Gadis itu menatap Max yang menunggu aba-aba darinya "kita pergi Max, dan kau Stephan, tugas mu membawa Calvin dengan selamat, aku tau kau tidak cukup bagus dalam pertarungan jarak dekat, atur semua rencana B"

Cally hendak pergi, namun Calvin menahan lengannya,"kita harus pergi bersama-sama Cal, aku mohon!"

Gadis itu menatap ke dalam manik Calvin, lalu menggeleng "kita tidak punya cukup banyak waktu Calvin, aku mohon mengertilah. Jika kau sampai terluka,aku tidak akan memaafkan diriku!"

Cally berlari menuju terowongan bersama dengan Max yang mengikutinya di belakang. Sementara Stephan membantu Calvin untuk berdiri "apa yang kau lakukan? Tidak seharusnya kau membiarkan dia pergi begitu saja!" protes Calvin

"Kau bahkan tidak tau seperti apa kehebatannya Calvin. jadi ayok segera pergi dari tempat ini, aku akan menyusun rencana B!" seru Stephan

Calvin masih terdiam di dalam tempatnya, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Jika ia memilih untuk mengejar gadis itu, resikonya lebih besar, tapi hati nuraninya mengatakan bahwa ia tidak boleh meninggalkan gadis itu sendirian. Calvin akhirnya berlari mengejar Cally dan Max.

"hey, dasar bodoh!" ujar Stephan begitu menyadari bahwa lelaki itu sama-sekali tidak mendengarnya. Stephan mengumpat dalam hati, ia terpaksa keluar sendirian. Ia harus mengatur letak bom, jika sewaktu-waktu Cally memilih untuk meledakkan gedung itu.

***

Cally dan Max tetap berlari, mereka yakin bahwa ada orang di dalam terowongan itu.

"arah sini Cal, aku masih bisa mendengarnya!" ujar Max sambil menajamkan pendengarannya. Cally mengangguk, ia mengikuti Max yang berlari di depannya.

"Itu dia Cal, aku mendapatkannya!" seru max sambil menambah kecepatan berlarinya ketika melihat sosok pemuda yang berlari cukup jauh di depan mereka.

Pemuda bertopeng itu mengumpat dalam hati, ia tidak menyangka bahwa mereka akan bergerak dengan cepat. Ia menambah kecepatan berlarinya,sebelum--

Bruk

​Max menerjang pemuda itu, tapi lelaki bertopeng itu nampak memiliki kecepatan yang bisa dikatakan cukup bagus. Cally menyeringai dalam hati, sepertinya kali ini mereka punya sesuatu yang cukup bagus.

dorr...dorr

Cally dan Max menghindar, mereka saling membentuk formasi untuk tidak tertembak.

"dasar keparat, pergi saja kau bedebah!" teriak pemuda bertopeng itu sambil terus menembak Cally dan Max.

Cally menyeringai, ia menatap Max yang juga menatapnya dan sepertinya meminta persetujuan padanya. Cally mengangguk, Max dengan cekatan mengeluarkan pisaunya dan langsung menyerang balik lelaki bertopeng itu. Cally menatap kemampuan bertarung max yang begitu pesat, dalam sekejap Pemuda bertopeng itu sudah terkapar jatuh dan Max yang menindihnya sambil mengacuhkan pisaunya.

"Cukup Max, jangan bunuh keparat itu, aku akan sedikit melakukan interogasi kepadanya!" Seru Cally

Max mengangguk, Ia menarik paksa lelaki itu. "bunuh saja aku bedebah!" teriaknya

"Sebenarnya aku juga ingin membunuh mu,tapi Tuan ku masih ingin sedikit bermain dengan mu!" ujar Max

"Cally, awas!"

Cally terkejut setengah mati, ia menatap Calvin yang memeluknya erat. shut--,​ peluru itu berhasil melukai lengan calvin lagi. kali ini cally benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, ia menatap Calvin yang masih ngos-ngosan.

love in mission (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang