LV#4REVISI

1.3K 63 0
                                    

Never say goodbye

Semua tatapan tertuju pada Cally, gadis itu hanya menghela nafas sambil menebak apa yang akan dilakukan Max di kelas. " saya mau duduk di sebelah gadis itu Mr. Clark" seru Max. Mendengar penuturan dari Max, semua nya terkejut, mengapa Max yang sangat bad boy dan bahkan hampir menganggap bahwa semua wanita itu adalah mainan nya, namun kini ia meminta agar duduk di sebelah Cally, sepertinya ada sesuatu yang berbeda. "kau bebas untuk duduk dimana saja Max, silahkan mengambil tempat dan jangan mengacaukan kelas pagi ku!"
Max duduk di sebelah Cally, mengambil buku tebalnya dan selama pelajaran Max mendengarkan Mr.Clark dengan serius, Bahkan leo dan Christian sampai melebarkan mulutnya ketika Max bisa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh Mr.clark .
"kau tidak merasa ada yang berbeda dengan Max?" seru Leo sambil terus berjalan bersama dengan christian dan Calvin. Mereka memperhatikan Max yang berjalan bersama dengan Cally si murid baru dan Stephan,pemuda yang cukup misterius itu setelah menyelesaikan kelas pagi mereka.
"aku tidak tau apa yang terjadi, apa Max mengenal gadis itu dan tiba-tiba berubah menjadi murid baik untuk mencari perhatian si murid baru!" seru Christian. Leo menggelengkan kepalanya heran, ini sama-sekali tidak masuk di akal. Gadis itu terlalu misterius dan terlalu kuat.
"bagaimana pendapat mu Vin?" seru Leo. Christian dan Leo bersamaan menatap Calvin yang masih menatap punggung gadis itu. Bahkan tanpa sadar, Calvin terus mengikuti arah pergi nya mereka bertiga.
"jangan bilang kau menyukai gadis aneh itu!" seru Leo , Calvin mendadak sadar. Ia menatap Leo cuek, lalu meninggalkan mereka di koridor. Leo dan Christian hanya bisa melongo, ada apa dengan Calvin? Lelaki itu sepertinya tidak sehat juga.
Calvin mempercepat langkahnya, ia masuk ke dalam perpustakaan. Membuka laptopnya dan mengetikkan beberapa baris code di sana, yang tidak semua orang mengerti. Calvin menyungingkan senyumnya, tebakannya pasti benar. Cally bukan orang biasa, Calvin tidak menemukan data apa-pun tentang diri gadis itu meski ia sudah meretas data gadis itu. Calvin memejamkan matanya, sebenarnya ada apa dengan gadis itu, mengapa hati calvin seolah meminta nya untuk mencari tau tentang gadis itu? Mengapa ada sesautu yang berbeda pada dirinya ketika ia menatap manik teduh gadis itu? Rasanya ini seperti mirip sesuatu, tapi ia tidak bisa mengingat nya sama-sekali.
***
"kau mendapat kan alamatnya Steph?" tanya Cally setengah berbisik, mengingat keberadaan mereka sekarang adalah di perpustakaan yang cukup sepi. Sepertinya mahasiswa oxford tidak mau repot-repot untuk melakukan eksperimen seperti Yale palto.
"sudah Cal, seperti dugaan mu, putri Mr.Clarck memang benar-benar di curi dan sepertinya ini bukan kabar yang baik untuk kita, karena alamat IP ini adalah alamat IP yang selalu berganti-ganti, mereka cukup pintar menyembunyikan keberadaan gadis itu!"
Cally menatap layar monitornya, lalu mengamati alamat IP yang sudah dikirim oleh Stephan. Ini memang benar-benar sangat berbahaya. Max yang berada di sebelah Cally juga ikut memperhatikan.
"sepertinya aku pernah melihat barisan alamat IP ini!" ujar Max. Cally dan Stephan langsung menatap Max
"kau pernah melihatnya?" tanya Stephan. "diam dulu, aku bermasalah ketika mengingat! Ahhh, ia. Alamat IP ini adalah alamat yang sama dengan pelaku semalam, aku sempat membaca data mereka!"
Stephan mengangguk, ia langsung memnegtikkan barisan kode di dalam laptopnya, ia tersenyum miring. Ternyata ucapan Max memang benar, alamat IP penculik Theresia adalah alamat IP yang sama dengan yang dimiliki para mafia yang mereka hancurkan semalam.
"kita harus segera pergi, aku punya rencana!" seru Cally. Gadis itu langsung membereskan laptopnya dan langsung berjalan menuju area parkiran diikuti oleh Max dan Stephan. Mereka bahkan tidak menyadari keberadaan seseorang yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka meski tidak jelas. Calvin hanya menatap kepergian mereka bertiga dengan alis berkerut. Ia kembali menghela nafas, gadis itu terlalu mengingat dan sepertinya Calvin penasaran dengan gadis itu. Calvin menggelengkan kepala, ia tidak boleh ikut campur dengan masalah orang, ia harus fokus pada dirinya sendiri dan harus cepat menyelesaikan kuliahnya.

***
"ku dengar beberaoa dari mereka sudah tertangkap!"
"siap,iya komandan"
"apakah gadis itu pelaku nya?"
"siap komandan."
"panggilkan dia." seru pemuda itu
"siap, dia ada di dalam ruangan penyelidikan komandan"
"baik, kau boleh pergi".
"trimakasih komandan" seru prajurit itu dan berlalu dari ruangan pemuda itu.
Setelah percakapan singkat itu orang yg dipanggil Tuan itu pun pergi ke ruangan penyelidikan. Untuk bertemu dengan gadis itu.
Ruang penyelidikan
Suasana di rungan itu nampak sepi karena memang semua sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan cally pun tak menyadari bahwa seseorang sudah menunggunya sejak tadi karena sudah larut meretas data dari mafia yang sudah mereka selesaikan subuh ini, Steehan dan Max juga sama. Mereka juga sibuk dengan komputer mereka masing-masing.
"apa urusan mu itu lebih penting dari ku?" Seru suara bariton dari belakang cally. Gadis itu langsung berbalik dan mendapati laki-laki berjas hitam lengkap dengan lencana nya, hidung mancung yg sudah terpahat sempurna menambah kesan ketegasan nya yang sedang berdiri sambil memperhatikannya lekat. Stephan dan Max kompak berdiri sambil memeberikan salam kehormatan. Cally hanya mendengkus, lelaki ini selalu saja gila hormat. "maaf aku hanya sibuk saja!"seru cally datar. "kau tidak pernah berubah" seru lelaki itu. "sama seperti orang yg juga tidak pernah merubah sikap nya juga dan orang itu tepat berada di hadapan ku!" seru Cally menatap pemuda itu malas. "seformal itu ly?" "tentu jack !"seru cally masih dengan wajah datar. " oh ayolah ly , kapan kau akan tersenyum kepadaku. Apakah waktu ibumu mengandung mu dia tidak pernah tersenyum? Ledek jack
"dan apakah ayahmu ketika membentuk mu selalu tersenyum? Balas cally.
"ha..ha kau memang selalu sama!" seru jack sedikit mengacak puncak kepala cally.
Semua yg melihat itu hanya bisa senyum-senyum sendiri, bagaiman tidak? Jack yg terkesan dengan aura kedinginan dan ketegasan nya bisa bersikap seperti anak-anak di hadapan cally layak nya seekor anak anjing yg mengikuti kemauan majikan nya. Dan Jack juga tidak mendapat perlakuan yang sama seperti kebanyakan orang ketika mereka menyentuh kepala nya.

love in mission (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang