Waktu berjalan sangat cepat. Hari demi hari berlalu sampai akhirnya hari perjauman permaisuri akan dilaksanakan
Bangun di pagi puta,Huang Lianyue mempersiapkan diri dengan bantuan Xiaoning dan Xiaosi. Hari ini dia memakai hanfu biru aqua dengan bordir bunga peony. Rambutnya di sanggul dan dihiasi dengan buyao bunga poeny ungu yang baru dia buat satu set dengan pakaian ini. Secara keseluruhan, ia terlihat lembut dan tenang dengan sentuhan 'muda' di wajahnya.
"Furen, kamu terlihat seindah bunga dari sudut manapun kita melihatnya! Jika aku laki-laki, aku pasti akan jatuh cinta dengan Furenbpada pandangan pertama!" Xiaoshi memujui, lalu merenung dan mendesah menyesal "Ah, sayang sekali wangye memiliki sifat selurus pohon pisang sehingga dia tidak bisa melihat kecantikan Furen, ah!!"
"Xiao Shi, jangan berbicara sembarangan!" Xiao Ning seperti biasa bertugas menasehati adiknya saat Huang Lianyue manatap mereka lucu.
Xiao Shi menunduk ;menepuk mulut kecilnya dua kali dan berkata :"Nubi, salah! nubi tidak akan mengulanginya lagi."
Huang Lianyue mengangguk. "En, itu baik. Sekarang lebih baik kami bergegas, tidak baik membuat wangye menunggu terlalu lama," lalu memimpin kedua pelayannya berjalan keluar dari kediaman.
Di aula penerimaan tamu, Zhang Yixing tengah menikmati secangkir tehnya ketika Huang Lianyue memasuki ruangan. "Qie menyapa wangye," sapa Huang Lianyue sedikit gemetar.
Bagaimanapun lelaki ini yang membunuh karakternya, oke?
Zhang Yixing meneliti penampilan Huang Lianyue dari atas kebawah sebelum mengangguk puas. "Berangkat!" lalu berjalan didepan, sementara Huang Lianyue dan yang lainnya mengikuti dibelakang.
Sesampainya didepan kereta, dia merasa sedikit canggung saat memikirkan cara menaiki kereta.
Apakah dia harus menginjak pelayan untuk itu? Tapi tidak! Dia seorang wanita modern yang diajarkan peri kemanusiaan dan keadilan, jadi, bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu?
Ketika pemikiran itu berlalu, Huang Lianyue tidak menyadari Zhang Yixing telah mengangkat tirai untuk menatapnya. "Masih belum datang?" dia berkata datar.
Huang Lianyue mengerjap, sedikit terkejut sebelum mengangguk dengan senyum malu saat dia berjalan mendekati pintu kereta. Beruntung, di jaman ini ternyata seseorang tidak perlu menginjak orang lain untuk naik karena sudah ada pijakan dari kayu yang mirip tangga dijaman modern.
Bagian dalam kereta itu sangat luas dengan sofa panjang berhadapan terletak disisi kanan-kiri kereta sementara dibagian tengah terdapat meja panjang dengan makanan ringan dan sepoci teh diatasnya.
"Makan!"
Suara rendah dan serak bergema memenuhi kereta. Huang Lianyu sedikit merinding saat dia mengumpat didalam.
Wangye, bisakah kau tidak begitu galak?
Meski begitu senyum lembut tetap terpatri dibibir Huang Lianyue saat dia mengangguk ;menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri dan 'bos besar' yang duduk diseberang meja lalu menikmati dirinya sendiri dengan kue osmathus.
KAMU SEDANG MEMBACA
To be Beloved Wife
Historical FictionHuang Lianyue, mahasiswi abad-21 yang ditransmigrsikan kedalam tokoh pakan ternak meriam oleh penulis novel yang dia baca. Disana, dia berjuang mempertahankan hidupnya ditengah-tengah plot dan skema keluarga dan politik. Suaminya tidak menyukainya d...