08. Perjamuan Ulang tahun

16.7K 1.4K 49
                                    

Yang ini asli, no tipu-tipu. Yang kemaren kepotong. So, selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak :*

Perjamuan makan malam untuk merayakan ulang tahun Sang Permaisuri dilaksanakan dengan meriah. Selain para pangeran dan menteri, beberapa utusan dari negara-negara disekitarnya juga turut hadir untuk memberi hadiah.

Pada umumnya, para utusan itu tiba tujuh hari sebelum perjamuan dilaksanakan.

Di East Qin, perbedaan antara pria dan wanita tidak seserius dari dinasti sebelumnya. Huang Lianyue yang duduk disamping kiri Pangeran Zhang menyapu ingatannya pada satu persatu pangeran yang hadir diperjamuan kali ini.

Sesuai dengan urutan, kursi tertinggi di aula ini ditempati sang Kaisar dengan janda Permaisuri di sebelah kanan dan Permaisuri Zhang di sebelah kiri diikuti dengan, Selir-selir Karajaan. Lalu, Rui Wang ;Zhang Yixing sebagai pangeran pertama dan Huang Lianyue, lalu Qing Wang ;Zhang Yang sebagai pangeran dan Bei Lian Wei, selanjutnya pangeran ketiga Ying Wang ;Zhang Kang dan Qin Shushu, kemudian yang terakhir adalah pangeran ke-empat sekaligus pemeran-pemerannya pendukung pria Chen Wang ; Zhang Xuwen yang belum memilih wangfei nya.

Selanjutnya adalah menteri-menteri yang tidak dikenali Huang Lianyue selain dari empat keluarga besar : Xi family dengan    putranya Xi Luhan, Wu family dengan putranya Wu Yifan, Jedral Mu family dengan putranya Mu Jing, dan terakhir adalah ayahnya, Jedral Huang family dengan kakak tertuanya Huang Zitao.

Huang Lianyue berkedip, merasa kagum pada gen keluarganya. Huang Luan Shi adalah seorang lelaki berusia lima puluh-an yang masih memiliki penampilan dan semangat lelaki berusia tiga puluh-an, sementara kakak satu ibunya memiliki penampilan halus dengan udara heroik disekitarnya. Di samping Jedral Mu, ibu tirinya Li Shu memiliki penampilan halus dengan udara sastra di sekitarnya. Sementara itu, adik tirinya, Huang Shushu tidak kalah halus dan indah dengan ibunya.

Huang Lianyue menggeleng merasakan permusuhan samar dari mantan Huang Lianyue yang asli ketika ia melihat 'ibu' serta 'adik' yang memaksanya ke jalan buntu.

Menurut apa yang terjadi dalam novel, karena 'ketidak mampuannnya' memiliki anak setelah beberapa tahun menikah dengan Pangeran Rui dan menderita pukulan penurunan gelar wangfei nya, Li Shu mengirim putri 'baik' nya kekediam Rui Wang untuk menjadi 'Permaisuri samping'. Tentusaja, ini juga hasil 'bujukan' mantan Huang Lianyue yang asli pada ayahnya untuk meng-ijinkan adiknya memasuki Rui Wangfu dan untuk alasannya? Ah, itu kembali lagi pada 'ke-naifan' dan 'kasih sayang' antar saudara yang diajarkan Li Shu.

Zhang Yixing menatap wanita di sampingnya yang tengelam dalam pikirannya. Wanita itu memiliki tatapan sarat akan kebencian yang diarahkan pada dua wanita yang duduk di meja keluarga Huang. Zhang Yixing mengernyit, bukankah rumor mengatakan wanita ini memiliki kasih sayang mendalam terhadap ibu dan sandara tirinya? Tapi, mengapa dari ekspresinya saat ini dia tidak melihat dimana letak 'kasih sayang' itu?

"Kaisar telah tiba!"

"Janda Permaisuri telah tiba!"

"Permaisuri telah tiba!"

"Selir kekaisaran telah tiba!"

Serentetan pengumuman dari penjaga pintu menyadarkan Huang Lianyue dari lamunannya. Sesuai kebiasaan yang sering dia lihat dari televisi, Huang Lianyue berlutut dan meneriakkan sejumlah salam umur panjang bersama yang lainnya dengan enggan.

Bagaimanapun sebagai manusia modern dari abad ke-21 yang menjunjung tinggi persamaan derajat sesuatu seperti berlutut bukanlah hal yang bisa dengan mudah dia lakukan.

"Kalian bisa bangkit!"

Huang Lianyue menghela napas lega. Lalu kembali ke tempat duduknya dan menatap Kaisar yang duduk di Kursi tertinggi dengan jubah kuning cerah sementara di sampingnya Permaisuri Mu mengenakan jubah merah cerah. Kaisar berusia tujuh puluh tahun ini terlihat tidak terlalu tampan namun mengesankan.

Di perjamuan ulang tahun kali ini, Pangeran Rui menghadiahkan sebuah lukisan langka yang diketahui dilukis oleh pelukis ternama di era dinasti sebelumnya, dan dia mengirim perhiasan yang ia rancang sendiri. Sementara untuk pangeran lain? Dia tidak terlalu memperhatikannya.

Setelah acara penyajian hadiah, acara selanjutnya adalah pertunjukan tari-tarian yang diiringi guqin.

Huang Lianyue berusaha menahan kantuk saat dia menatap bunga-bunga berwarna-warni yang berputar-putar di bawah sana. Dia bosan. Sangat bosan dengan serentetan upacara kerajaan.

Melirik ke samping, Huang Lianyue disajikan dengan pemandangan Pangeran Rui yang tengah menenggelamkan dirinya dalam minuman tanpa melirik sedikitpun bunga-bunga di bawah sana. Itu cukup memuaskan, karena dalam hal ini setidaknya karakter Pangeran Rui tidak melenceng jauh dari apa yang digambarkan dalam novel.

Setelah perjamuan berakhir, Huang Lianyue mengikuti Pangeran Rui memasuki gerbong kereta untuk kembali ke Pemerintahan. Itu hening didalam kereta. Saat ini Pangeran Rui tengah membaca gulungan kertas di tangan dengan bantuan cahaya lentera sementara dia sesekali menuangkan teh kedalam cangkir untuk menjaga suhu teh agar tetap hangat.

Sesampainya di wangfu Pangeran Rui, Huang Lianyue kembali ke Peach blossom palace diikuti Xiao Shi dan Xiao Ning.

"Kalian bisa tidur malam ini, tidak perlu berjaga!" Pesan Huang Lianyue pada ke-dua gadis pelayannya setelah mereka menyelesaikan tugasnya.

"T-tapi, furen---"

"Jangan membantah! Cepat kembali ke Kamar kalian!" Potong Huang Lianyue melotot tajam membuat Xiao Ning dan Xiao Shi menunduk takut dan menjawab.

"Baik," lalu keluar dari kamar Huang Lianyue.

Huang Lianyue merosot ke tempat tidur setelah memastika kedua gadis pelayannya pergi. Membenamkan wajah dengan tumpuan lutut, bahu Huang Lianyue mulai bergetar naik-turun mengingat keluarga angkat, sahabat dan juga kekasihnya di dunia modern.

Ah!

Sungguh dia tidak pernah menyangka dirinya akan mengalami hal-hal yang dulu dia tertawakan saat dia membayangkan seperti apa kiranya jika dia bertransmigrasi sepeti apa yang dia baca didalam novel, dan sekarang—

Sialnya dia mengalami itu semua dan berpindah ke tubuh seorang tokoh ternak meriam!

Penulis itu!

Huang Lianyue menggertakkan giginya, menghapus air mata di sudut mata saat dia membangun tekad baru dalam benaknya, bahwa—

tidak perduli bagaimana caranya dia harus kembali ke-era modern!

Huang Lianyue menatap gelang giok darah di pergelangan tangannya.

Giok ini, bukankah dia bertransmigrasi karena giok ini? Lalu, dia akan kembali dengan giok ini apapun syaratnya!

Malam itu telah larut, bulan penuh menerangi bumi dengan sinar malu-malu diiringi ke indahan menawan bintang. Huang Lianyue yang tidur nyanyak memiliki kerutan samar di dahinya.

Saat ini, di dalam mimpi dia terperangkap dalam ruangan serba putih dimana-mana. Itu terlalu tenang sehingga membuat silau. Huang Lianyue meneliti tiap sudut dan sisi ruangan itu. Disini, semua terlihat polos tanpa dia menemukan pintu atau jendela.

Mengerikan!

Kata itu yang terpintas dalam pikiran Huang Lianyue untuk pertama kalinya. Sesaat kemudian, wanita itu mendengar tawa sama seorang wanita yang membuatnya merinding.

Huang Lianyue memaksa menekan ketakutannya, lalu berteriak. "Siapa?" Tanyanya.

Hening.

Suara tawa renyah itu berhenti tanpa kelanjutan.

Kerutan di wajah Huang Lianyue semakin dalam. "Jangan menjadi pengecut! Tunjukkan dirimu!"

Menurut apa yang sering ditampilkan dalam televisi, saat inilah biasanya si pengintai keluar dari persembunyian. Tapi, yang tidak dia bayangkan adalah—

Hanya tawa samar diiringi suara ceria dengan sedikit geli terdengar!

To be Beloved WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang