18. Drama di Halaman belakang

13.5K 1.2K 26
                                    

Aku up nih!
Btw, jangan lupa vote plus komen ya...!
Selamat membaca dan see you next chap!

Semenjak malam pertama yang Pangeran Yixing dihabiskan di kamarnya, Huang Lianyue mengalami sakit kepala di siang dan malam hari secara rutin.

Bagaimana tidak? Di malam hari dia harus berpikir tentang cara agar tidak 'dimakan' oleh suatu Yang Mulia tertentu, sementara di pagi hari, dia harus mencari cara menghadapi selir kediaman Rui Wang beserta skema dan lidah tajamnya.

Huang Lianyu menggeleng, mendesah saat jari-jari rampingnya memasukkan biji melon ke dalam mulutnya.

Di dalam hati, dia tidak bisa tidak mengutuk.

Persetan! Bagaimana wanita-wanita dalam novel transmigrasi itu bisa dengan mudah beradaptasi? Kehidupan di dunia kuno jelas tidak seindah di dalam novel. Ah!

Berpikir demikian Huang Lianyue mendecakkan lidah, menggeleng. Atau mungkin itu semua terjadi karena dia bukan tokoh utama dalam novel ini?

Secara teknis, nasib Huang Lianyue yang asli di dalam novel ini terbilang cukup tragis. Bagaimana tidak? Ibu kandung pemiliki asli tubuh ini pergi lebih awal, lalu melalui berbagai macam trik dan skema, dia menempatkan ibu tiri dan saudara tirinya yang 'baik hati' di kemuliaan, sekaligus menempatkan dirinya sendiri di kubangan lumpur.

Huang Lianyue lagi-lagi menggeleng, memasukkan biji melon ke dalam mulutnya. Mendesah,

Dunia ini benar-benar tidak adil dan dia benar-benar ingin kembali ke dunia modern. Ah!

Lagipula, bagaimana dia betah berada di dunia ini tanpa hp yang dulu menjadi sahabat setianya? Bahkan, jika itu di dalam kamar mandi dia juga menbawanya! Jadi, bagaimana dia bertahan dan hidup bahagia tanpa 'sahabata tercinta' nya itu? Ah, dan juga, wanita-wanita cantik dengan mulut cerewet itu jelas sakit kepala yang besar baginya!

"Wangfei, selir-selir Pangeran Rui telah tiba." Xiao Ning yang berjalan masuk memberitahu Huang Lianyue.

Huang Lianyue mendesah, bertekad mencabik-cabik wanita-wanita itu jika mereka membuat keributan dan terus mengingatkannya tentang 'menjadi istri yang bijak' ; 'membagi hujan secara merata' ; dan juga hal-hal yang menyinggung agar dia 'membiarkan' Pangeran Yixing mengunjungi kediaman wanita yang lainnya.

Huh,

Huang Lianyue mendesah.

Memang apa yang bisa dia lakukan jika lelaki itu berjalan sendiri ke kediamannya? Dia tidak mengikat leher lelaki itu dan meneyeeretnya datang kesini setiap malam. Sial! Lelaki itu memiliki dua kaki yang bebas untuk pergi kemanapun dia mau, jadi bagaimana mereka bisa menyalahkannya?!

Huang Lianyue terus mengumpat sampai dia melihat deretan 'kecantikan' Pangeran Yixing  memasuki ruang utama.

"Selir ini menyapa wangfei, semoga wangfei dikaruniai hidup sehat dan umur panjang." Mu Lin, selir dari kediaman Jasmin sekaligus senior di Rui Wangfu memimpin diikuti oleh ke tiga selir lainnya.

Huang Lianyue mengangguk ringan. "En, kalian bisa duduk, tidak perlu sopan santun diantara kita jie-jie dan mei-mei."

Jauh di dalam lubuk hatinya, Huang Lianyue sebagai seorang wanita sekaligus penggila keindahan merasa sedikit disayangkan melihat wanita-wanita muda ini melewatkan masa muda mereka yang cemerlang untuk lelaki seperi Zhang Yixing.

Karena meskipun lelaki itu tidak buruk, dia juga bukan seorang kandidat yang baik untuk menghabiskan seumur hidup. Dia, Zhang Yixing adalah seorang Mulia yang akan dikelilingi banyak bunga dan lebah di sepanjang hidupnya.

"Jie-jie terlihat semakin segar dari hari ke hari, itu hanya pantas bagi Pangeran untuk memperhatikan jie-jie akhir-akhir ini." Huang Lianyue mendengus samar mendengar komentar Mu Lin.

Apa yang dia maksud dengan itu? Hah! Perkataan wanita-wanita di era ini memang terlalu tinggi untuknya!

"Bodoh!"

Tiba-tiba cercaan khas Zhang Yixing melintasi otaknya, membuat Huang Lianyue mendengus di dalam hati.

Dia bukan wanita bodoh!

Huang Lianyue membatin.

Sementara itu....

"Benar, jie-jie benar-bebar semakin indah dan indah!" Shi Yunning membalas. "Tapi, mei-mei ini dengan berani menyarankan jie-jie agar menjaga kesehatannya dengan baik, dan tidak terlalu lelah dalam 'melayani' Pangeran. Itu akan membuat kita para mei-mei merasa bersalah."

Benar, kan? Mereka mulai dengan drama membosankan itu lahi.

Su Lan mengangguk, "Ya, jie-jie! apa yang dikatakan Yun-jie itu memang ada benarnya. Karena jika jie-jie kelelahan sampai jatuh sakit, bagaimana kita para mei-mei bisa merasa lega?"

Huang Lianyue mengangguk singkat. "Apa yang kalian katakan itu memang benar. Tapi, sebagai seorang istri utama yang sah bukankah sudah menjadi kewajiban untuk melayani suaminya dengan baik?" Dia menjawab dengan penekanan di sana-sini.

"...."

"Tapi—"

"Dan ya mei-mei ku tersayang, yakinlah bahwa Yang Mulia tidak memperlakukan Jie-jie secara berlebihan. Kalian bisa merasa lega," Huang Lianyue menjawab dengan senyum konstan, sementara dia sibuk mengabsen dia sudah mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang di dalam hatinya.

Lelah apanya? Setiap malam lelaki itu hanya secara khusus menjadikannya bantal guling!

"Baiklah, Yunning harap apa yang dikatakan Wangfei itu benar. Kalau tidak, bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkannya dihadapan Permaisuri jika terjadi sesuatu pada Jie-jie?"

Huang Lianyue tersenyum tanpa menjawab, meminum tehnya, sebelum memimpin pembicaraan ke arah lain seperti : toko mana yang menjual rouge yang bagus, satin mana yang paling tepat untuk musim ini, dan berbagai pertanyaan membosankan lainnya.

"Aku lelah, kalian bisa kembali ke kediaman kalian masing-masing." Lalu berjalan memasuki ruang dalam tanpa memperhatikan apapun.

Dia lelah, oke?

----

"Wangfei!"

Huang Lianyue menoleh memandang Xiao Shi yang memeganginya memasuki ruang dalam.

Mengangkat sebelah alisnya, Huang Lianyue mengisyaratkan "ada apa?" Pada Xiao Shi.

"Apa itu baik-baik saja meninggalkan selir Rui Wang tanpa sepatah katapun?"

Kening Huang Lianyue berkerut. "Bagaimana dengan itu?"

"Apa wangfei tidak takut mereka melapor pada wangye?" Lagipula, mereka masih merupakan wanita Zhang Yixing yang secara khusus dipilih oleh orang-orang di Istana, jadi itu wajar bagi Xiao Shi untuk khawatir.

Sudut bibir Huang Lianyue melengkung membentuk senyum menenangkan. "Mereka tidak akan."

Lagipula, siapa di Dinasti ini yang tidak tahu Pangeran Yixing membenci terlibat dengan pertempuran di halaman belakang?

Itu seperti pemilik asli tubuh ini yang memanfaatkan sifat Pangeran Yixing untuk menggertak selir-selir Rui Wangfu.

Saat itulah pelayan penjaga pintu memberitahukan kedatangan Mo Luan.

"Wangfei, wangye mengundang wangfei untuk menikmati teh di paviliun angin bersama." Mo Luan memberitahu secara langsung.

"Mengundang aku? Pangeran Zhang?" Huang Luanyue memastikan.

Meskipun mereka berbaring di tempat tidur yang sama dalam beberapa malam belakangan ini, itu selalu hanya pada malam hari dia melihat batang hidung lekaki itu, sementara untuk sisanya? Dia benar-benar menghilang ke udara tipis.

Dan ada apa dengan hari ini? Dia mengundangnya minum teh bersama?

Meluruskan punggungnya, Huang Lianyue mengangguk sebelum berjalan mengikuti Mo Luan.

"Ayo!"

Jika lelaki itu memanggilnya untuk hal-hal yang tidak penting, lihat saja bagaimana dia membereskannya!

Huang Lianyue bertekad.

Sementara untuk eksekusi jika hal-hal itu benar-benar terjadi? Itu hanya terjadi jika dia sudah tidak menginginkan hidupnya lagi.

To be Beloved WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang