19. Pavillion Angin [REVISI TOTAL]

12.7K 1.2K 19
                                    

Di Pavillion angin, Zhang Yixing dengan santai mengangkat cangkir teh dengan jari-jarinya yang ramping lalu dengan anggun menyesapnya.

"Kamu boleh kembali." Zhang Yixing berkata pada penjaga berpakaian hitam setelah penjaga itu melakukan tugasnya.

Penjaga berpakaian hitam itu mengangguk, lalu memberi salam hormat sebelum menghilang di udara tipis.

Setelah penjaga bayangan itu pergi, jari-jari ramping Zhang Yixing mengetuk permukaan meja dengan ringan.

Huang Zitao ....

Huang Luanshi ....

Pangeran Yixing mengucapkan kedua nama itu dengan suara rendah, sebelum jari-jarinya yang mengetuk permukaan meja berhenti.

Apa sebenarnya hubungan mereka dengan kejadian tahun itu?

Pupil Pangeran Yixing mendingin mengingat hal-hal yang terjadi beberapa tahun lalu.

Saat inilah Huang Lianyue datang.

Seperti seekor ikan yang menyajikan dirinya didepan kucing kelaparan, Huang Lianyue merasa jantungnya akan berhenti berdetak setelah melihat ekspresi dingin Pangeran Yixing ketika ia tiba di paviliun angin.

Ya Tuhan!

Orang bodoh mana yang bosan hidup dan berani menyinggung dewa besar ini?

Pikir Huang Lianyye sambil mengumpulkan keberaniannya untuk berjalan mendekat.

Sampai keduanya hanya berjarak beberapa beberapa centi meter, Huang Lianyue akhirnya memberanikan dirinya untuk tersenyum dan bertanya.  "Wangye, apa yang sedang kamu pikirkan?" Lalu duduk di kursi di samping Pangeran Yixing.

Sementara itu, Pangeran Yixing menuangkan teh di poci ke dalam cangkir sebelum menggesernya ke depan sang istri.

"Minum."

"Wangye, kamu—" Ucapan Huang Lianyue terpotong setelah Pangeran Yixing menatapnya tajam.

"Minum!"

Huang Lianyue menelan ludah, merasa sikap Pangeran Yixing kali ini terlalu aneh dan menyeramkan.

Meraih cangkir teh di hadapannya, Huang Lianyue memaksa dirinya untuk tenang sebelum menunduk l, dan meminum secangkir teh yang pangeran Yixing berikan.

"Apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?"

Pertanyaan Pangeran Yixing yang tiba-tiba membuat tangan Huang Lianyue bergetar karena terkejut dan ketakutan.

Menarik napas panjang, Huang Lianyue meletakkan cangkir teh ke atas meja sebelum mendongak, memandang sosok Pangeran Yixing dengan senyum di bibirnya.

"Kenapa Wangye bertanya? Apa Qie melakukan kesalahan?"

"Oh? Kesalahan apa yang kamu lakukan?" Pangeran Yixing mengulangi, lalu tertawa mengejek. "Huang Lianyue, memang kesalahan apa yang tidak bisa kamu lakukan?"

"Kesalahan apa yang tidak bisa qie lakukan?" Lalu tertawa kecil. "Qie tidak berani melakukan kesalahan apapun, apa Pangeran puas?"

"Tidak berani melakukan kesalahan apapun? Apa kamu lupa apa yang dulu kamu lakukan?" Pangeran Yixing bertanya sarkastik.

Sementara itu, Huang Lianyue yang mengingat perilaku pemilik asli meringis memalukan.

Kesalahan apa yang tidak berani pemilim asli itu lakukan?

"Itu di masalalu." Lalu meminum teh nya sebelum melanjutkan. "Lagipula qie melakukan itu bukan tanpa alasan."

"Oh? Alasan apa yang kamu miliki untuk mendorong seseorang ke dalam danau? Alasan apa yang kamu gunakan untuk merusak wajah seseorang? Huang Lianyue, aku harap kamu memberiku alasan yang memuaskan."

To be Beloved WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang