ENAM BELAS

1.5K 41 2
                                    

Vina, Aliv dan Kinan masuk ke dalam kelas dan mendapati Aura yang sedang menenggelamkan wajahnya di meja.

"Ra?" Aliv mengusap pucuk kepala Aura.

Aura mendongak dan melihat ketiga sahabatnya yang sedang menatapnya. Matanya bengkak akibat menangis.

"Ra, mata lo kenapa?" tanya Kinan.

"Nggak papa," jawab Aura dengan nada serak.

"Lo habis nangis Ra?" Aura hanya mengangguk.

"Ada masalah?" Aliv duduk di samping Aura.

"Vin, ada apa? Lo yang terakhir sama Aura kan?" tanya Vina yang mendapati Kevin masuk ke kelas.

"Oh Aura, tad-"

"Gue yang bakal cerita, tapi nggak sekarang," ucap Aura memotong perkataan Kevin. Ketiga sahabatnya itu langsung menatap Aura penuh selidik. Aura tidak ingin Kevin masuk ke dalam masalah ini. Padahal yang menciptakan masalah ini saja Kevin.

Bel pulang sekolah berbunyi, Aura dan ketiga sahabatnya itu akan ke kafe untuk membicarakan masalah tadi pagi.

"Kalian ke parkiran duluan, gue masih ada urusan," ucap Aura.

"Urusan apaan sih Ra"?" tanya Kinan yang sejak tadi bingung. Bingung karena keterdiaman Aura dan juga mata sembab Aura.

"Bukan apa-apa, bentar aja kok." Ketiga sahabatnya hanya mengangguk. Aura berjalan menuju kelas XI, ia menunggu seseorang di depan kelas.

Saat mendapati Fajar yang sudah keluar dari kelasnya, Aura langsung berdiri.

"Jar, Kak Danan mana?" tanya Aura yang sekarang berada tepat di depan Fajar.

"Si Danan pulang dari pagi, lo nggak tau Ra?" Aura hanya menggelengkan kepalanya.

'Apa Kak Danan benar-benar marah sama gue,' batin Aura.

"Lo lagi ada masalah sama Danan?" tanya Dheson yang sekarang berdiri di samping Fajar. Aura hanya menggeleng, biarkan masalah ini diselesaikannya dengan Danan berdua.

"Yaudah Jar, thanks ya." Aura lalu melenggang pergi dari sana dan menuju ke sahabatnya.

"Udah Ra?" tanya Vina saat Aura masuk ke dalam mobil.

"Iya, udah," ucap Aura tanpa melepaskan pandangannya kearah depan. Aura masih memikirkan apa Danan benar-benar marah?

"Ra sebenarnya lo kenapa sih?" tanya Vina yang menyetir di sampingnya. Kinan dan Aliv yang berada di belakang langsung memajukan duduknya, tertarik dengan pembicaraan Vina dan Aura.

"Nanti aja," ucap Aura yang langsung disambut helaan napas lelah oleh ketiga sahabatnya.

Tak butuh waktu lama, tujuan keempatnya sudah di depan mata. Vina, Kinan, Aliv dan Aura turun setelah Vina memarkirkan mobilnya.

"Mau pesen apa, biar gue yang traktir," ucap Kinan saat memasuki salah satu kafe di Jogja.

"Tumben Kin, lagi banyak duit?" Aliv langsung merangkul Kinan dari samping.

Intelligible (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang