DUA PULUH

1.4K 48 3
                                    

Bel istirahat berbunyi, Fajar, Aifan dan Dheson langsung keluar kelas menuju kantin.

"Son kira-kira Danan kemana ya?" ucap Fajar tiba-tiba di tengah perjalanan mereka menuju kantin.

"Nggak tau, tapi kemaren Dina telfon nanyain Danan." ucap Dheson.

"Pa jangan-jangan si Danan diculik ya?" ucap Aifan ngelantur.

"Ngawur, Danan udah gede kali." Aifan yang mendengarnya hanya terkekeh.

"Eh noh Dina, samperin sana, tanyain Danan." Fajar mendorong Dheson.

"Lah ngapa gue?" Dheson bingung.

"Bego lo, kesempatan tuh." Dheson yang mulai mengerti maksud kedua temannya itu matanya langsung berbinar dan berlari ke arah Dina diikuti Fajar dan Aifan dibelakangnya.

"Din." Dheson berteriak sambil melambaikan tangannya.

"Eh Mas Dheson, kenapa?" tanya Dina saat Dheson sudah berada di depannya.

"Danan mana?" tanya Dheson to the point.

"Di rumah sakit," ucap Dina enteng.

"Oh kambuh lagi?" tanya Fajar.

"Iy-"

"Siapa yang kambuh lagi?" tanya seseorang dari belakang mereka. Sontak semuanya langsung menoleh dan ternyata teman-temannya Aura.

"Siapa? Kok malah pada bengong gitu." Semua masih diam memikirkan jawaban untuk pertanyaan paling memojokkan itu.

"Siapa sih yang?" tanya Vina pada Fajar.

"I-itu si Dheson tuh oon nya kambuh," ucap Fajar sekenanya.

"Enak aj- awww," ucapan Dheson terpotong karena merasakan kakinya diinjak oleh seseorang.

"Kok diinjek sih Din?" Dheson berbisik dengan nada ngambeknya.

"Sssttt nanti kalo mereka tau, Aura bakal tau Mas bego," ucap Dina sepelan mungkin.

"Heh, gue calon suami lo nih jangan ngatain ntar durhaka." Dheson sengaja mengeraskan suaranya.

"Dih ogah." Dheson yang mendengarnya langsung cemberut. Yah disitu ada hati yang tersakiti, hati yang menginginkan Dheson tapi Dheson malah menginginkan orang lain yang jelas jelas menolaknya-Aliv.

"Gasss terus Mas." Fajar dan Aifan berteriak. Mereka yang mendengarnya langsung tertawa kecuali Aliv.

"Gas yang satu kilo aja cukup nggak?" Timpal Dheson yang membuat kedua temannya semakin tertawa.

"Ekhem, g-gue mau ke toilet dulu." Aliv lalu berlari menuju toilet.

"Mas Dheson sih." Dina menyenggol lengan Dheson.

"Kenapa gue?" Dheson bingung.

"Aliv cemburu kan."

"Gue nggak suka sama dia Dina," ucapnya lembut.

.....

Intelligible (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang