SEPULUH

2K 60 3
                                    

"Hay." Aura berjalan menuju tempat duduknya.

"Hay Ra."

"Kinan mana?" tanya Aura setelah duduk di kursinya.

"Kinan izin nggak masuk." Aura menoleh

"Kenapa? Kinan sakit?"

"Enggak, Nenek Kinan yang di Bandung meninggal, jadi Kinan ke Bandung hari ini." Aura hanya mengangguk mengerti.

Guru pertama yang mengajar adalah Bu Riska. Mereka bertiga masih sedikit lelah karena liburan kemarin. Bu Riska masih setia menjelaskan pelajarannya.

"Ra gue capek banget pengen tidur," ucap Vina lirih.

"Iya sama."

"Kok bel istirahat belum bunyi sih?" ucap Aura mengeluh.

Tringgg

Bel istirahat berbunyi, Vina dan Aliv mengajak Aura ke kantin, tetapi Aura memilih tidur di kelas.

'Padahal gue pengen ketemu Kak Danan hari ini,' batin Aura lalu menutup matanya dan tertidur sangat lelah.

"Heh Ra bangun udah masuk." Aliv menggoyangkan tubuh Aura pelan.

Beberapa jam kemudian bel pulang sekolah berbunyi, Aura menuju kelas Danan sekedar melihat kondisi Danan.

Drrtt Drttt

"Eh Mama telfon?" gumam Aura lalu menggeser tombol hijau di ponselnya.

Mama
Aura

"Udah pulang?"

"Iya ini baru aja keluar."

"Maaf ya Mama nggak bisa jemput lagi, ada rapat."

"Iya Ma nggak papa, nanti aku sama Kak Danan aja."

"Yaudah."

Tutt

Aura melanjutkan jalannya menuju kelas Danan. Di tengah perjalanan Aura bertemu dengan Dheson, Fajar dan Aifan.

"Eh Jar?" panggil Aura pada Fajar.

"Iya? Kenapa?"

"Kak Danan mana?" Aura mencari-cari sosok yang sekarang notabene sebagai kekasihnya, tapi hasilnya nihil tetap tidak ada sosok yang ia cari sejak tadi.

"Oh Danan, dia nggak masuk," ucap Dheson.

"Kenapa?" Aura memperdekat jaraknya dengan Fajar.

"Dia sakit."

Degg

Detik itu juga Aura merasa lemas, ia langsung duduk di kursi yang ada di koridor sekolah.

"Ra lo nggak papa?" Fajar mendekati Aura yang sudah terduduk.

"Iya nggak papa Jar. Terus sekarang Kak Danan dimana?" Aura mencoba menepis beberapa pikiran buruknya.

Intelligible (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang