Meet Strangers 1

6.7K 308 71
                                    

Malam ini langit yang gelap semakin gelap karena awan mendung bergelantung menutupi bulan dan bintang. Sesekali awan gelap menggoda kekuasaan bulan yang akan menerangi malam karena gerakannya tertiup angin.

Malam yang kelam, seperti diriku.

Sudah sejak dua jam lalu aku disini. Mengamati langit malam dari bangku yang terletak ditaman pinggir sungai Han ditemani dengan sebotol soju.

Hah~

Helaan nafasku untuk kesekian kalinya mengingat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.

Bolehkah aku menyebut hari ini hari tersialku? Dimulai dari bangun terlalu pagi hingga di tempat kerja harus di dipecat karena ketahuan ketiduran. Lalu sore saat bekerja di tempat lain harus di pecat pula karena di fitnah menggoda pelanggan.

Sungguh sesuatu yang sangat sepele kalau aku dipecat hanya karena itu.

Aku memang punya dua pekerjaan dan keduanya kerja part time. Pagi sampai sore aku bekerja di minimarket dekat rumahku dan sore sampai malam aku bekerja di bar.

Seharusnya sekarang aku berada di bar. Menyajikan minuman untuk para pelanggan tapi karena seorang pelanggan muda yang menggodaku, aku harus di pecat oleh kekasihnya yang ternyata keponakan bosku.

Huh memikirkan itu membuatku kesal. Kuraih botol warna hijau di samping tempat dudukku dan kuteguk isinya sampai sisa setengah.

Khahh~ rasanya benar-benar pahit. Seperti kehidupanku.

Lalu sekarang aku harus bekerja apa? Bagaimana aku bisa mendapatkan uang? Belum lagi aku harus menghidupi adikku yang masih sekolah dasar.

"Hah menyebalkan!" Teriakku kencang meluapkan seluruh isi kepalaku pada hamparan air sungai Han yang ada di bawah sana.

Aku tak peduli jika ada yang terganggu dengan teriakkanku saat ini. Tapi sepertinya tidak ada, mengingat aku berada di kegelapan dengan hanya penerangan dari cahaya bulan sesekali di sembunyikan awan.

Namaku Tiffany Hwang. Aku lulusan akuntansi bisnis dengan nilai memuaskan beberapa bulan yang lalu di salah satu universitas swasta di kota Seoul. Tapi tahukah kau kenapa aku hanya bekerja di minimarket dan bar?

Ayolah, dunia ini kejam. Meski sepintar apapun aku kalau tidak ada koneksi tetap saja susah untuk masuk ke perusahaan. Jangankan perusahaan dengan profit membanggakan, perusahaan kecil pun sudah aku masuki lamaran, tapi tetap saja tak ada hasilnya.

Sambil menunggu lamaranku di perusahaan terakhirku, aku memutuskan bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari bersama adikku. Belum lagi hutang yang orang tuaku tinggalkan padaku untuk membayar kuliahku saat itu.

Yah, aku hanya hidup berdua dengan adikku. Usia kami terpaut jauh karena ayah dan ibuku tak sengaja menemukannya di dekat rumah saat dia masih bayi. Kira-kira umurnya saat itu baru dua bulanan. Dan semenjak itu kami merawatnya karena tak ada seorangpun yang mencarinya.

Meski dia bukan adik kandungku, percayalah aku sangat menyayanginya seperti adik kandungku sendiri. Apalagi sekarang aku hanya hidup berdua dengannya karena kedua orang tuaku meninggal saat berangkat ke luar kota.

Apapun yang dia inginkan aku berusaha untuk memenuhinya. Dan aku bersyukur karena dia bukanlah gadis manja yang selalu merengek meminta sesuatu atau iri dengan barang temannya. Dia anak yang cerdas dan tak pernah protes dengan kehidupan yang kami jalani.

"Argggghh" teriakan kencang tak jauh dariku membuatku menoleh ke arah sumber suara. Aku terus mengamatinya yang seperti orang putus asa dengan penampilan berantakan. Sialnya bulan sedang tidak tertutup awan dan apa yang aku lakukan ketahuan olehnya sebelum aku memalingkan wajahku.

Short Story TAENY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang