Meet Strangers 2 [End]

5.9K 329 66
                                    

Annyeong yorobun 👋Jangan bosen ya kalau sabtu ini aku balik lagi dengan lanjutan cerita absurdku yang liar ✌️😂

Mau nanya dong, cerita Meet Strangers bag. sebelumnya urutannya paling bawah apa di tengah? Soalnya aku nulisnya duluan cerita itu drpd Spring sama Give Me Lil Touch. Kalau iya, maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏🙏

Selamat membaca 😘

--------------------

"kenapa kau mengikutiku?" Aku membalikkan badanku dan berkacak pinggang tak lupa raut wajah kesal kuperlihatkan. Seenaknya saja dia mengekor perjalananku pulang.

Tadinya aku sempat takut karena saat berjalan pulang mendengar suara langkah kaki lain di belakangku. Kupikir itu orang gila atau orang jahat yang ingin memperkosaku, ternyata itu gadis yang sudah mengambil keperawananku.

Huh

Aku meniup poniku saat melihat dia menggigit jari telunjuknya. Dan dengan langkah kesal aku menghampirinya, menarik tangannya agar berjalan sejajar denganku menuju rumahku.

Percuma aku menyuruh gadis ini pulang karena kami sudah jauh dari apartemennya.

"Jangan mengeluh kalau nanti kau tidak nyaman dengan rumahku karena rumahku sangat kecil, beda dengan apartemenmu" kataku memperingatkan saat hampir sampai di rumah. Dan saat kulirik dia hanya tersenyum membuatku memutar bola mataku dengan malas.

Rumahku memang terkesan kecil jika dibandingkan dengan rumah lainnya yang sudah banyak di renovasi dan tinggi menjulang.

Meski tak seelit lingkungan apartemen gadis kaya di sampingku ini, aku cukup bersyukur letak rumahku berada di kompleks menengah. Sayangnya karena tak memiliki banyak uang, rumahku terlihat bagai langit dan bumi dengan rumah lain yang mengapitnya.

Ceklek

Kubuka pintu rumah dengan pelan, takut mengganggu adikku yang mungkin sudah tidur di kamarnya.

"Masuklah" ajakku membuka pintu lebih lebar, memberi jalan padanya untuk masuk. Setelah aku kembali mengunci pintu, aku menyuruhnya untuk duduk di sofa, sedangkan aku ke dapur mengambil minuman untuknya.

Saat aku kembali ke ruang tamu, aku melihatnya sedang memandangi beberapa foto yang terpajang di dinding. Entah apa yang dipikirkannya sekarang, aku tak mau menebaknya.

"Apa aku terlihat cantik saat kecil?" Godaku. Dia menoleh dan menatapku yang berjalan mendekati sofa dengan alis terangkat sebelah.

"Sok cantik" jawabnya, aku hanya terkekeh sambil menepuk sofa yang masih kosong di sebelahku, menyuruhnya untuk duduk.

"Ini minum dulu, aku akan menyiapkan kamarku untukmu tidur nanti" aku menyodorkan sekaleng soda dan setelah diterimanya aku beranjak dari dudukku menuju kamarku.

Dan lagi-lagi dia membuatku terkejut karena membuntuti ku sampai kamarku.

"Yah, kenapa kau ikut kesini?" Omelku menyentil dahinya dengan keras sedangkan dia hanya tersenyum seperti tanpa dosa. Untung saja aku tidak punya penyakit jantung.

"Mian"

"Ingat, jangan mengeluh kalau besok punggungmu sakit karena kasurku tak seempuk punyamu" peringatanku lagi dengan mengacungkan jari telunjukku ke arahnya. "Aku akan tidur dengan adikku" lanjutku.

"Wae? Kau takut aku tiba-tiba menyerangmu?" Godanya. Aku hanya memutar bola mataku malas tanpa berniat meladeninya.

Memang itu juga menjadi alasanku tapi alasan utamaku karena hari ini aku sudah datang bulan. Ah aku belum cerita kalau hari ini aku senang karena ternyata apa yang aku takutkan tidak terjadi. Baru tadi sore aku mendapat haidku lagi setelah telat dua hari. Dan kalian tahu betapa uring-uringannya aku saat itu? Aku takut kalau aku hamil anak dari bocah ingusan ini.

Short Story TAENY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang