Perfect Mate 1

4.8K 290 227
                                    

PERHATIAN ⚠️ BANYAK ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA YANG TIDAK DISENSOR.

tolong tinggalkan komen, pendapat, dan kritik kalian, karena aku sedang butuh inspirasi dalam ceritaku.

Maaf banyak typo 🙏

Selamat membaca 😘😘

--------------------------------

Pemandangan kota di malam hari memanglah indah. Gedung-gedung berdiri kokoh tinggi menjulang. Berhiaskan lampu, menemani malam terang benderang. Tak kalah terang dari sang bintang yang menemani bulan menerangi malam kota kelahiran Paolo Maldini itu.

Yah. Milan.

Kota markas dari club AC Milan itu memang menakjubkan. Tapi sekarang kita tidak akan membahas club sepak bola. karena sebenarnya author tidak mengerti tentang permainan dua puluh dua orang yang merebutkan satu bola✌️.

Sebagai kota modern, kota di bagian utara negara Italia itu masih mempertahankan bangunan bersejarahnya. Mulai dari katedral Milan yang terletak di tengah kota. Hingga Galleria Vittorio Emanuele II sebagai pusat perbelanjaan aktif tertua di Italia.

"Kau tidak ingin melihat-lihat ke dalam sebentar?" Sambil menunjuk bangunan bernuansa gotik di depannya, gadis berambut biru pendek bertanya pada gadis berambut hitam di sebelahnya.

"Aku sudah pernah melihatnya saat kuliah dulu" acuh gadis satunya. Tangan kirinya memegang es kepal Milo yang baru saja di belinya di pinggir jalan. Sesekali menyendoknya sambil matanya menatap sekeliling.

Ia tidak bohong.

Sebagai lulusan dari University College London dengan gelar Magister of Architecture, tentu saja ia harus mempelajari tentang arsitektur-arsitektur yang ada di benua Eropa. Dan Katedral Milan salah satunya. Dimana ia harus mempelajari detail pembangunan yang bahkan pengerjaannya belum selesai sampai sekarang.

"Ah, jadi kau juga mempelajari arsitektur Itali disini?" Kagum wanita blue hair mengenai keahlian teman di sebelahnya. Sedetik kemudian, tangannya mengarahkan kamera ke arah wajahnya dengan background atap berujung lancip yang menjadi ciri khas Katedral Milan.

"Kenapa kau malam ini banyak bertanya?" Cuek gadis berambut hitam lagi. Menyendok es dengan sedikit kesal karena temannya yang tidak mau berhenti bicara malam ini.

Ia menatap sekeliling. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di depannya sambil sesekali memotret bangunan di belakangnya, persis seperti yang dilakukan teman di sebelahnya.

"Aish, aku penasaran rancangan apa yang akan kau perlihatkan pada direktur sekembalinya ke Seoul nantinya" alasan gadis blue hair sambil tangannya menggerakkan ponsel dengan 3 kamera di bagian belakang. Mencari angle yang memuaskan matanya.

Sang gadis lain, tiba-tiba membuang bungkus es kepal yang masih sisa setengah itu dengan tidak rela. Sambil mengambil nafas dalam, ia mulai berjalan ke arah pintu masuk.

"Yah Taeng! Tunggu aku" protes gadis blue hair melihat temannya yang di panggil Taeng berjalan cepat kearah kerumunan semakin banyak di depannya.

Ia menoleh ke belakang, dan matanya membelalak kecil sebelum mengikuti langkah Taeng yang semakin hilang di antara orang-orang berbadan besar yang berlalu lalang.

"Kau berisik Lamma" desis gadis yang di panggil Taeng saat teman berambut birunya sudah berada di sebelahnya.

^^

Di tempat lain.

Saat membicarakan Milan, tentu saja fokus lainnya akan menuju fashion.

Ya. Milan Fashion Week, event besar dari dunia mode itu tak pernah absen setiap tahunnya. Selain menarik minat dari berbagai belahan dunia, acara tersebut tak kalah terkenal dari New York Fashion Week atau Paris Fashion Week.

Short Story TAENY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang